FOI Bekerjasama dengan ESRI Indonesia Membangun Akses Pangan dengan Aplikasi ArcGIS

M enyambut Hari Kemerdekaan Indonesia lalu saya mengikuti Kampanye Menuju Indonesia Merdeka 100% di kantor Foodbank of Indonesia (FOI)...


Menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia lalu saya mengikuti Kampanye Menuju Indonesia Merdeka 100% di kantor Foodbank of Indonesia (FOI) Komplek Deplu, Jakarta Selatan. Seminggu kemudian tepatnya tanggal 24 Agustus 2018 FOI kembali mengadakan kegiatan yang masih berhubunga dengan akses pangan untuk masyarakat yang membutuhkan. Kegiatan kali ini adalah penandatanganan MoU sebagai bentuk kerjasama antara ESRI Indonesia dan FOI dalam membangun akses pangan masyarakat dengan teknologi terkini.

Foodbank of Indonesia (FOI) didirikan pada tahun 2015, berinisiatif untuk membantu persoalan gizi pada anak dan melakukan edukasi kepada keluarga. Salah satunya melalui program Sayap Dari Ibu (SADARI). SADARI adalah program intervensi gizi harian untuk anak terutama usia 2-5 tahun dan edukasi kepada orang tua mengenai gizi dan pola asuh.

Acara penandatanganan kerjasama kali ini dilakukan di Kantor Kelurahan Cipulir Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Dimana dihadiri langsung oleh Lurah Cipulir, Kebayoran Lama, Adi Krisno Prayogo yang selama ini sudah menjadi mitra FOI. Selama ini FOI terus mendorong gerakan positif untuk membuka berbagai potensi akses pangan bagi orang-orang yang membutuhkan untuk menuju Indonesia Merdeka 100%.

Kerjasama ini bertujuan membantu membangun kedaulatan pangan di Indonesia melalui redistribusi akses pangan yang lebih adil, melestarikan sumber daya pangan, dan keamanan pangan bagi segenap masyarakat. Masyarakat Indonesia banyak yang belum mendapatkan akses pangan yang layak. Menurut data GHI (Global Hunger Index) 2017, permasalahan kelaparan di Indonesia memasuki skala yang cukup serius. Sebanyak 19 juta penduduk di Indonesia mengalami kelaparan. Hal ini menunjukkan bahwa keadilan pangan belum sepenuhnya menyentuh seluruh warga Indonesia.


Masalah Gizi

Permasalahan gizi adalah permasalahan dunia. Berdasarkan data setidaknya ada 800juta penduduk dunia yang saat ini kekurangan gizi. Mudah-mudahan Indonesia bisa berjuang untuk menekan dan menghilangkan masalah gizi. Sebagaimana kita ketahui Indonesia adalah negara yang kaya dengan sumber daya alam dan juga Indonesia adalah negara kepulauan yang artinya Indonesia selain kaya dengan sumber daya alam juga memiliki sumber daya laut yang lengkap. Jadi semua warga Indonesia berhak mendapatkan akses pangan, kalau belum punya akses pangan berarti kita belum merdeka 100%.

Kualitas gizi bagi anak adalah kualitas masa depan bangsa. Kalau kita ingin negara kita maju kedepannya, kita juga harus memiliki generasi yang berkualitas. Stunting juga menjadi penyebab penurunan pendapatan nasional. Kalau kita memiliki generasi yang maju mereka diharapkan punya keahlian , pengetahuan, maka diharapkan nantinya pendapatan menjadi lebih tinggi dan berdampak untuk produktivitas, keluarga, dan perekonomian nasional.

Lurah Cipulir, Adi Krisno Prayogo (kiri) - Founder FOI, Hendro Utomo (tengah) - CEO Esri Indonesia, Achmad Istamar (kanan) 
CEO FOI, Hendro Utomo mengatakan mengatasi masalah pangan diperlukan keterlibatan seluruh elemen masyarakat. Kita harus saling bahu-membahu mengatasi masalah keadilan pangan. FOI sendiri sudah melakukan berbagai kegiatan dengan menggandeng pemerintah dan dunia usaha untuk menjalankan program-program mengatasi permasalahan keadilan pangan. Dan salah satu perusahaan yang terpanggil untuk membangun masa depan pangan Indonesia yang lebih baik adalah Esri Indonesia.


Tentang ESRI Indonesia

ESRI adalah perusahaan penyedia perangkat untuk mengumpulkan analisa secara geografis. Jadi perangkat ini sudah digunakan ke lebih dari 28 univesitas di seluruh Indonesia. Esri Indonesia merupakan perusahaan yang  memimpin dalam teknologi Geographic Information System (GIS). Kenapa di Indonesia geografis sangat penting? Indonesia adalah negara yang punya lebih dari 17 ribu pulau, 34 provinsi, dan kita juga punya 200 juta lebih penduduk. Ini menjadikan kita membutuhkan pemahaman ketika melihat permasalahan-permasalahan yang ada di Indonesia dari aspek geografis.

Aspek geografis artinya kita bisa memandang permasalahan dari konteks lokasi. Contohnya bencana yang terjadi di Lombok, aplikasi yang dibuat oleh Esri digunakan untuk mendata daerah mana saja yang terkena dampak gempa Lombokk begitu juga dengan penduduknya, kemudian bantuan yang dibutuhkan masyarakat di masing-masing wilayah dominannya apa.

Penandatanganan MoU antara Esri Indonesia dan FOI

Aplikasi ArcGIS

Kerja sama yang dilakukan antara FOI dengan Esri Indonesia adalah dalam bentuk peluncuran aplikasi. Teknologi ArcGIS (Geographic Information System) platform yang dimiliki oleh Esri Indonesia merupakan sebuah teknologi terintegrasi yang dapat membantu FOI dalam menyediakan wadah pengumpulan data dan menyampaikan informasi. 

CEO Esri Indonesia, Achmad Istamar berharap agar kerjasama ini dapat membantu meningkatkan kepedulian masyarakat dan merintis terbukanya akses pangan di Indonesia melalui aplikasi ArcGIS. Esri sangat bangga karena masih banyak putra putri bangsa yang peduli dengan kesejahteraan bangsanya. Melihat permasalahan keadilan pangan, stunting, gizi kurang dan sebagainya, Esri Indonesia berkeinginan untuk berkontribusi membantu mengatasi permasalahan pangan melalui teknologi geospasial. Menurut Achmad Istamar melalui aplikasi ini FOI bisa melakukan survey terkait social mapping dan mendata calon relawan yang ingin mendaftar di seluruh Indonesia.

Esri berharap permasalahan atau tantangan dalam hal gizi akan lebih mudah dipahami oleh para orangtua, pemangku kepentingan, pejabat pemerintah, juga untuk lembaga-lembaga yang memberikan bantuan agar bantuan yang diberikan menjadi tepat sasaran. Karena bagaimanapun yang namanya santunan ada batasannya jadi kia harus memahami apa kebutuhan dari masing-masing wilayah.

Selain itu, aplikasi ini juga dapat memantau salah satu program FOI yaitu SADARI (Sayap Dari Ibu) program yang bertujuan untuk membantu mengurangi balita kurang gizi. Melalui ArcGIS, FOI bisa mengetahui keberadaan dan jumlah balita dengan status gizi buruk dan jumlah balita yang sudah berkecukupan gizi. Esri Indonesia dengan keahlian dalam bidang teknologi geospasial tersebut mengukuhkan kontribusi postifnya dengan pemanfaatan teknologi ArcGIS platform.

Kerjasama yang dilakukan FOI dengan Esri Indonesia ini pun menjadi sangat relevan karena keakuratan data sangat diperhatikan. Data yang langsung diinput oleh para relawan FOI dan sesuai dengan kondisi nyata di lapangan akan menjadi kekuatan tersendiri bagi gerakan FOI. Data dan informasi ini akan terus didedikasikan bagi kalangan akademisi dan semua pihak yg memerlukannya. Kerjasama ini merupakan bentuk keberpihakan FOI dan ESRI pada kepentingan kemanusiaan dan mewujudkan keadilan pangan untuk Indonesia Merdeka 100%.


Diharapkan dengan penggunaan aplikasi geografis ini terjadi kolaborasi atau pertukaran informasi yang lebih lengkap terkait kondisi, situasi, dan lokasi. Dengan aplikasi ArcGIS masayarakat bisa berkontribusi disekitar lingkungannya, apa yang dibutuhkan, lokasinya dimana, dan data ini nantinya akan diolah oleh FOI untuk didelegasikan dan bisa dikomunikasikan dengan pemerintah, LSM, atau komponen masyarakat lain yang berkenan membantu.

Yuk kita bersama-sama peduli mengatasi masalah pangan yang belum merata ini dimulai dari orang-orang terdekat baik keluarga maupun tetangga. Dengan begitu kita telah membantu para ibu memberi sayap bagi anak-anaknya. Anak-anak yang gizinya kurang ibarat burung yang patah sayapnya, ia tidak bisa terbang tinggi. Kalau anak-anak Indonesia terpenuhi gizinya tentu kita bisa bangun peradaban yang lebih baik.

Link akses ArcGISbit.ly/esri_foi



You Might Also Like

0 comments

Canva Magic Write