Pentingnya Vaksin DBD untuk Mencegah Meluasnya Kasus Demam Berdarah
Friday, April 26, 20243M Plus Vaksinasi Upaya Pencegahan DBD K asus demam berdarah akhir-akhir ini mulai marak. Tetangga baru saja keluar dari Rumah Sakit karena ...
3M Plus Vaksinasi Upaya Pencegahan DBD |
Kasus demam berdarah akhir-akhir ini mulai marak. Tetangga baru saja keluar dari Rumah Sakit karena demam tinggi beberapa dan ternyata di diagnosis Demam Berdarah Dengue (DBD). Ya, cuaca yang sebentar hujan dan sebentar panas berisiko banyak genangan air yang menjadi tempat nyamuk berkembang biak. Sering sekali kita mendengar himbauan agar jangan sampai ada genangan air di sekitar kita.
Mengosongkan dan membersihkan barang-barang seperti pot bunga, ember, dan tempat mandi burung secara teratur dapat membantu mencegah nyamuk bertelur. Selain itu, menggunakan tirai pada jendela dan pintu, mengenakan pakaian lengan panjang, dan menggunakan obat nyamuk saat menghabiskan waktu di luar ruangan dapat membantu mengurangi risiko gigitan nyamuk. Penting sekali bersama-sama dengan anggota masyarakat lainnya menjaga lingkungan tetap bersih dan terawat untuk membantu mencegah nyamuk berkembang biak di lingkungan rumah.
Fogging dan penyemprotan juga salah satu upaya untuk membantu mengendalikan populasi nyamuk di wilayah yang lebih luas. Dengan melakukan tindakan pencegahan ini, kita dapat membantu mengurangi penyebaran demam berdarah.
Tapi apakah semua tindakan di atas cukup? Istilah 3M yakni menutup rapat tempat penyimpanan air, menguras tempat penampungan air secara rutin, dan mendaur ulang barang bekas yang dapat menyebabkan genangan air yang selama ini kita upayakan untuk mencegah berkembang biaknya nyamuk demam berdarah ternyata tidaklah cukup. Diperlukan 3M plus vaksinasi.
Talkshow #Ayo3mplusVaksinDBD
Kamis, 21 Maret 2024 lalu saya mengikuti Talkshow #Ayo3mplusVaksinDBD dan Buka Bersama Takeda di Dian Ballroom Raffles Hotel, Jakarta. Talkshow ini diadakan bertujuan untuk mengajak partisipasi masyarakat dalam upaya melawan dengue dan mensukseskan target pemerintah untuk mencapai nol kematian akibat dengue pada tahun 2030. Selain itu diharapkan dengan adanya talkshow ini bisa meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya dengue dan pencegahan ya melalui campaign #Ayo3mplusVaksinDBD. Kampanye ini merupakan salah satu upaya edukasi pencegahan dengue dari kemitraan PT Takeda Innovative Medicines (Takeda) dan Dirjen P2P Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Talkshow #Ayo3mplusVaksinDBD |
Dalam sambutannya, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht memaparkan bahwa Takeda meraih penghargaan dalam ajang PR Indonesia Award 2024 untuk kategori Corporate PR untuk kampanye #Ayo3mplusVaksinDBD. Ini merupakan pencapaian yang luar biasa dan bentuk dedikasi Takeda dan tidak mungkin terjadi tanpa adanya dukungan dan sambutan baik dari pihak-pihak terkait, diantaranya Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Kesehatan, para mitra di dunia kesehatan, komunitas, serta masyarakat umum.
Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines |
Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD bertujuan mengajak lebih banyak masyarakat untuk semakin memahami tentang DBD beserta tindak pencegahan, termasuk memberikan edukasi seputar upaya preventif yang inovatif, seperti Wolbachia dan vaksinasi.
Talkshow yang menghadirkan narasumber dr. Alvin Saputra, Praktisi Kesehatan Indonesia dan dr. Ngabila Salama, MKM Kepala Seksi Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Taman Sari Jakarta yang dipandu oleh Shahnaz Haque ini benar-benar memberikan edukasi betapa pentingnya bersama-sama mencegah penyebaran nyamuk demam berdarah.
Pemaparan dr. Alvin mengenai DBD tegas banget, bahwa DBD nggak kayak campak. Kalau kita terkena campak penyakit ini tidak akan berulang atau sekali terjangkit, sedangkan DBD kita bisa berkali-kali terjangkit. Untuk itu diperlukan upaya promotif dan preventif 3M plus vaksinasi. dr. Alvin juga menyarankan jika anak dua hari berturut-turut demam tinggi sebaiknya langsung dibawa ke RS untuk di periksa. Karena deteksi dini adalah kunci untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah. Paradigmanya kita harus sehat.
dr. Alvin Saputra, Praktisi Kesehatan Indonesia |
Dalam kesempatan yang sama dr. Ngabila menjelaskan tindakan promotif mengenai pentingnya pencegahan berkembangnya nyamuk demam berdarah selain dilakukan secara digital lewat sosmed, bisa juga dilakukan secara konvensional. Kita bisa bersama-sama dengan kader masyarakat dan perangkat desa memberantas penyebaran dan penularan DBD. dr. Ngabila juga menyarankan bagi masyarakat yang mobilitasnya tinggi sering melakukan traveling sebaiknya melakukan vaksin DBD untuk membantu mencegah terkena DBD.
dr. Ngabila Salama, MKM - Kepala Seksi Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Taman Sari Jakarta |
Kondisi Terkini Dengue di Indonesia
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan RI, Dr. Imran Pambudi, MPHM menyatakan bahwa untuk mencapai target nol kematian akibat dengue di tahun 2030, diperlukan peran aktif seluruh lapisan masyarakat. Usaha pengendalian dan pencegahan harus dimulai dari keluarga.
Dr. Imran Pambudi, MPHM - irektur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan RI |
Dr. Imran menambahkan bahwa saat ini beberapa daerah telah menetapkan status Kondisi Luar Biasa (KLB) Dengue. Sampai dengan minggu ke-11 tahun 2024, terdapat 35.556 kasus DBD di Indonesia dengan 290 kematian. Di bulan Maret ini saja, beberapa daerah sudah menetapkan KLB, seperti Jepara, Enrekang, Kutai Barat, Lampung Timur, dan Kab Nagekeo. Oleh karena itu, pemerintah tidak pernah bosan untuk terus menekankan pentingnya 3M Plus, dan termasuk mempertimbangkan pencegahan inovatif seperti Wolbachia dan vaksin DBD.
Kerjasama Takeda dan Kementerian Kesehatan dalam Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD |
Takeda dan Kementerian Kesehatan menyusun program kerja bersama dan meluncurkan Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD. Kampanye ini kemudian diperkuat dengan berbagai serangkaian dialog, baik dengan para pembuat kebijakan, maupun komunitas sosial, untuk mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan DBD di Indonesia. Vaksin DBD yang saat ini tersedia di Indonesia dapat diberikan kepada kelompok usia 6-45 tahun. Konsultasikan dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan perlindungan yang menyeluruh dari DBD melalui vaksinasi, dan cari tahu informasi sebanyak-banyaknya agar kita dan orang terkasih dapat terlindungi dari bahaya DBD yang mengancam jiwa.