Pages

  • Home

travel beauty

Strategi Bisnis Berkelanjutan
Strategi Bisnis Berkelanjutan untuk Kelola Limbah usaha Kecil Secara Digital dan Ramah Lingkungan

Menjalankan usaha kecil di era sekarang bukan hanya soal mencari untung, tapi juga bagaimana bisnis bisa memberi dampak positif pada lingkungan. Salah satu langkah penting yang bisa dilakukan adalah mengelola limbah usaha dengan lebih bijak dan bertanggung jawab.

Ternyata, limbah usaha kecil dan solusinya bisa dikelola dengan cara yang sederhana, bahkan hemat biaya, asal dilakukan dengan strategi yang tepat. Untuk teman-teman para pengusaha yang ingin ikut dalam gerakan Go Green, berikut ini 7 tips pengelolaan limbah yang bisa diterapkan sebagai bagian dari strategi bisnis berkelanjutan.

1. Mulai dari Pemilahan Limbah

Langkah awal yang paling mudah dan murah adalah memilah limbah. Pisahkan limbah organik, anorganik, dan bahan berbahaya. Usaha kuliner, misalnya, bisa memisahkan sisa makanan untuk dijadikan kompos, sementara plastik bisa dikumpulkan untuk daur ulang. Ini sederhana, tapi berdampak besar.

Digitalisasi Sistem Pengolahan Limbah
Mulai dari Pemilahan Limbah

2. Gunakan Teknologi Sensor untuk Pantau Volume Limbah

Sekarang, banyak tersedia perangkat IoT (Internet of Things) yang bisa memantau volume limbah secara otomatis. Dengan digitalisasi sistem pengolahan limbah, teman-teman bisa tahu kapan tempat sampah penuh, berapa jumlah limbah yang dihasilkan harian, dan area mana yang paling banyak menyumbang sampah.

3. Manfaatkan Platform Digital Pengelolaan Limbah

Ada berbagai aplikasi atau platform berbasis digital yang menghubungkan pelaku usaha kecil dengan layanan daur ulang, bank sampah, atau pengangkut limbah. Ini salah satu bentuk solusi digital yang efisien dan mendukung strategi bisnis berkelanjutan.

4. Terapkan Prinsip 3R: Reduce, Reuse, Recycle

Usahakan untuk mengurangi (reduce) penggunaan bahan sekali pakai, gunakan kembali (reuse) kemasan jika memungkinkan, dan daur ulang (recycle) limbah yang masih bernilai. Ini bisa diterapkan pada usaha minuman, kemasan produk handmade, atau bahkan toko ritel kecil.

Limbah Usaha Kecil dan Solusinya
Reduce Reuse Recycle

5. Edukasi Karyawan dan Konsumen

Libatkan tim dan pelanggan teman-teman dalam misi Go Green. Buat panduan sederhana untuk tim tentang bagaimana membuang atau mendaur ulang limbah. Berikan juga edukasi singkat pada konsumen lewat label, poster di toko, atau media sosial.

6. Gunakan Produk Ramah Lingkungan

Gantilah perlengkapan usaha teman-teman dengan yang lebih ramah lingkungan. Misalnya, gunakan kantong kertas, sedotan bambu, atau tinta cetak berbasis air. Biayanya tidak jauh berbeda, tapi brand teman-teman akan dikenal sebagai pelaku UKM yang peduli lingkungan.

Strategi Bisnis Berkelanjutan
Gunakan Produk Ramah Lingkungan

7. Berdayakan Teknologi dari Indibiz

Nah, supaya semua strategi ini bisa berjalan efektif, teman-teman bisa menggunakan layanan dari Indibiz, platform digital dari Telkom Indonesia yang dirancang khusus untuk pelaku UKM. Indibiz menyediakan solusi digital seperti layanan internet cepat, perangkat IoT, sistem cloud, dan platform manajemen operasional usaha.

Peran Indibiz dalam Mendorong Bisnis Kecil yang Go Green

Indibiz hadir sebagai partner teknologi untuk mendukung strategi bisnis berkelanjutan. Dengan digitalisasi sistem kerja, pemilik usaha bisa lebih efisien dalam mengatur alur produksi, mengurangi pemborosan bahan, hingga memonitor pengelolaan limbah secara real-time.

Tak hanya itu, Indibiz juga menyediakan layanan edukasi dan komunitas yang mendukung UKM untuk tumbuh secara digital. Jadi, selain membantu usaha teman-teman naik kelas, Indibiz juga ikut mendorong transformasi menuju bisnis yang lebih ramah lingkungan.

Mengelola limbah bukan hal yang sulit, apalagi jika dibantu teknologi solusi digital. Dengan menerapkan tips-tips di atas dan memanfaatkan platform seperti Indibiz, teman-teman bisa menjalankan strategi bisnis berkelanjutan yang bukan cuma ramah lingkungan, tapi juga efisien dan hemat biaya. Mari jadi bagian dari perubahan bangun usaha yang tidak hanya untung secara finansial, tapi juga berdampak baik bagi bumi.











Share
Tweet
Pin
Share
No Comments

Keberlanjutan Lingkungan
Menginspirasi Lewat Konten Positif di Danone Community Engagement Day 2022

Saat ini pengguna internet semakin meningkat dan semakin banyak pula yang berkecimpung menjadi content creator. Apa itu content creator? Well, teman-teman yang belum tau content creator adalah orang yang membuat karya dalam sebuah konten dan menyebarkannya ke sosial media dengan tujuan memberikan manfaat kepada orang lain. Nah, konten apa saja yang bisa bermanfaat agar memotivasi dan menginspirasi orang-orang yang membaca ataupun melihat? Tentu saja konten positif yang bisa menggerakkan orang lain menjadi lebih baik. 


Ngomongin konten yang bermanfaat, 1 September 2022 lalu Danone Indonesia mengadakan Danone Community Engagement Day 2022. Ini merupakan salah satu program yang mempertemukan seluruh angkatan Danone Academy dan dilakukan secara online melalui Zoom. Kegiatan yang diberi nama KIAT (Kelas Intensif Membuat Konten) ini beneran ilmu daging bagi saya dan teman-teman konten kreator lain yakni Bloggers dan Vloggers. Danone Indonesia mengadakan acara ini dengan harapan agar para content creator kedepannya bisa membuat konten yang terkait dengan isu keberlanjutan lingkungan dan masyarakat.


Keberlanjutan Lingkungan
Content creator diharapakan bisa mengajak masyarakat pentingnya penerapan kehidupan berkelanjutan dalam dunia bisnis dan kehidupan sehari-hari

Tema yang diangkat dalam KIAT di #DanoneCommunityEngagementDay2022 adalah “Mengenal Penerapan Bisnis Berkelanjutan untuk Indonesia Lestari”, menghadirkan Content Creator Gerald Vincent, Agriculture Manager Danone Indonesia, Budi Rahardjo; Downstream Packaging Manager Danone Indonesia, Annie Wahyuni. 


Keberlanjutan Lingkungan
Narasumber


Danone Community Engagement Day 2022 benar-benar seru! Selain dapat banyak ilmu dan insight dari para narasumber juga jadi semakin bertambah pula keinginan untuk bikin konten-konten positif mengenai pentingnya kesadaran dan kepedulian tentang keberlanjutan lingkungan. Saya ingat banget yang dikatakan Pak Budi Rahardjo kalau saat ini banyak orang bertanam atau bertani tapi tidak merawat dan menjaga ekosistem, masih menggunakan asupan kimiawi berlebih, masih menanam dengan sistem monokultur tidak beraneka ragam. Pak Budi berpesan sebaiknya saat ini kita memanfaatkan lahan dan menanaminya dengan beraneka ragam tanaman. Maka dari itu Danone Indonesia menerapkan prinsip-prinsip Regenerative Agriculture, yakni sebuah gerakan paradigma pertanian dan praktek bertanam.


Prinsip-Prinsip Regenerative Agriculture:

  1. Minim Olah Lahan. Pengolahan lahan yang dilakukan seperlunya saja sesuai kebutuhan tanam, karena pengolahan tanah berlebihan bisa mematikan microorganisme, melepas kandungan C dalam tanah, juga makan biaya.

  2. Soil Protection (Konservasi Tanah). Memakai pupuk organik bisa dengan membuat pupuk sendiri, terasering, strip planting, dll.

  3. Melindungi Air. Kawasan pertanian menjadi kawasan resapan air.

  4. Meningkatkan Biodiversitas. Budidaya beragam tanaman pada suatu kawasan akan menjadikan kawasan pertanian menjadi ekosistem alam yang potensial mendatangkan income bagi para petani.

  5. Keterpaduan Pertanian dan Peternakan. Praktek penggembalaan yang baik akan memicu perbaikan pertumbuhan tanaman, meningkatkan karbon dalam tanah, dan meningkatkan produktivitas lahan penggembalaan, meningkatkan kesuburan tanah dan keanekaragaman hayati.


Pertanian Berkelanjutan
Pentingnya penerapan pertanian berkelanjutan

Jujurly tanpa bermaksud pamer hehe beberapa bulan ini saya juga di rumah sudah mulai menerapkan menanam tanaman di sela-sela media tanam yang masih ada space. Misal di pot bunga besar di sela-selanya saya tanam daun kari yang termasuk susah didapat kalau lagi ke pasar. Kemudian di sekitar pohon mangga saya tanam jahe dan kunyit yang Alhamdulillah kalau mau masak atau bikin bandrek bisa langsung diambil. Ada juga tanaman sereh yang saya tanam di tanah bekas pohon jambu yang sudah mati. Tinggal buat kontennya nih lagi di edit pemirsah.


Pertanian Berkelanjutan
Memanfaatkan lahan di sekitar rumah

Berdasarkan data BPS tahun 2018, sektor di lingkungan untuk pengelolaan sampah dimana masyarakat paling tidak peduli. Masih banyak masyarakat yang belum bijak mengelola sampah rumahnya sendiri, seperti memisahkan mana sampah organik, sampah plastik, sampah kertas, sampah botol. Kita semua pasti tau lah ya gimana sampah rumah tangga. Banyak kemasan seperti kemasan minyak makan, shampo, sabun, botol plastik, dll. Penting sekali untuk kita peduli bahwa sampahku tanggung jawabku.


Danone mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam menciptakan ekonomi sirkular melalui gerakan #BijakBerplastik yang sudah dijalankan sejak 2018. Menurut Annie Wahyuni, untuk menjaga kesehatan masyarakat dibutuhkan fokus dari berbagai aspek. Nggak hanya aspek bahan pangan saja tapi juga kemasan yang ramah lingkungan dan aman bagi konsumen. Kemasan memiliki diperlukan untuk melindungi manfaat gizi dan kualitas produk Danone dan memungkinkan mereka untuk disimpan, diangkut, dan digunakan dengan aman. Maka dari itu Danone bekerja mendukung pergeseran sistemik dari linear ke ekonomi sirkular.


#BijakBerplastik
#BijakBerplastik

Selanjutnya materi yang paling saya tunggu-tunggu dari Gerald Vincent adalah bagaimana menjadi content creator yang bermanfaat dan tetap konsisten. Gerald sendiri ternyata pernah sampai 9 bulan kehabisan ide membuat konten dan sama sekali tak ada pemasukan alias penghasilan dari kontennya. Dari sini Gerald menyentil para content creator bahwa inti dari membuat konten adalah value. So, sampai saat ini masih terngiang-ngiang quotenya Gerald “Jadilah content creator yang memiliki value bukan hanya mengejar kekayaan semata”. 


Konten Positif
Jadi catatan banget nih!

Semoga ya kita semua bisa jadi content creator yang bisa menyampaikan konten yang bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi orang lain untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat pula. Contohnya menginspirasi masyarakat untuk peduli hidup berkelanjutan baik untuk lingkungan maupun masyarakat itu sendiri. 








Share
Tweet
Pin
Share
2 Comments

Siap Darling (Siap Sadar Lingkungan)
S
adar dan peduli pada lingkungan dimulai dari lingkup terkecil yakni di sekitar kita. Peduli dengan sampah contohnya. Kita bisa membantu mengurangi penumpukan sampah dengan memilah sampah dari rumah. Kemudian peduli dengan penyerapan air tanah, kita bisa membuat biopori untuk mengurangi genangan air. Bisa pula dengan menggalakkan penghijauan di lingkungan sekitar, menanami tanaman atau pohon meski tidak kita rasakan manfaatnya sekarang tapi bisa dinikmati oleh anak cucu kita dengan harapan apa yang kita lakukan saat ini menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya.

Bicara kelestarian alam dan penghijauan dalam skala besar tidak bisa kita lakukan sendiri-sendiri, tetapi kita harus bergandengan tangan bersama. Inilah yang dilakukan Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) melalui gerakan berbasis digital Siap Darling (Siap Sadar Lingkungan) dengan mengajak generasi muda peduli lingkungan untuk melakukan penanaman di Kawasan Candi Dieng, Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Melalui kegiatan penghijauan ini, gerakan Siap Darling menciptakan ekosistem pelestarian lingkungan bersama mahasiswa sebagai agen penggerak perubahan, dengan melakukan aksi penanaman secara berkelanjutan. Gerakan Siap Darling diluncurkan sejak tahun 2019. Selama ini gerakan yang menginspirasi ini menginisiasi sejumlah aksi positif yaitu Candi Darling. 

Para Darling Squad menanam pohon di situs warisan sejarah

Candi Darling merupakan satu lini program dari Bakti Lingkungan Djarum Foundation yang mengombinasikan upaya konservasi alam dan warisan sejarah dengan melibatkan Darling Squad, gerakan generasi muda berbasis digital dan aktivasi. Dari 80 peserta 10 diantaranya berasal dari luar Wonosobo dan Banjarnegara. Hal ini dilakukan untuk memberi kesempatan Darling Squad luar Wonosobo dan Banjarnegara ikut menanam. Domisili tersebut ada dari Bogor, Tangerang, Cirebon, Gresik, dan Banyuwangi.dari Wonosobo dan Banjarnegara terlibat dalam penghijauan Candi Arjuna, di Kawasan Candi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah. Sebanyak 6.500 pohon dan semak berbunga, menghijaukan Kawasan Candi Dieng (Candi Arjuna, Bima, Gatotkaca, Dharmacala, Setyaki), di mana perawatan akan berlangsung hingga enam (6) bulan.


Lewat penanaman pohon dan semak berbunga di berbagai situs warisan sejarah agar generasi muda dapat berkontribusi melalui giat pelestarian lingkungan dan sekaligus mencintai situs warisan sejarah Indonesia. Gerakan menanam ini diharapkan dapat menginspirasi dan melibatkan lebih banyak mahasiswa untuk lebih peduli pada lingkungan dan menjaga warisan sejarah dalam jangka panjang.


Hingga Juni 2022, gerakan Siap Darling telah melibatkan 2.352 Darling Squad dari 295 kampus di 203 kota/kabupaten. Menurut Abdurrachman Aldila Program Associate BLDF, dalam giat Candi Darling, Darling Squad terlibat aktif dalam konservasi alam dan penghijauan di berbagai situs warisan sejarah. Saat ini Darling Squad telah menginsiasi penanaman di 8 (delapan) Kawasan candi yang tersebar di Pulau Jawa. Secara khusus dalam kegiatan di Kawasan Candi Dieng menghijaukan seluruh area sekitar candi yang terkenal kaya akan keragaman geologi, keanekaragaman hayati, dan situs warisan sejarah.


Sesi talkshow bersama Program Associate Bakti Lingkungan Djarum Foundation, Abdurrachman Aldila Aktris, perwakilan anak muda peduli lingkungan, dan pemeran web series “Jumpa,” Maizura. Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Tengah, Sukronedi, S.Si.,M.A. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah, Widi Hartanto, ST, MT.


Aksi penghijauan di sekitar situs warisan sejarah disambut baik oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah. Kepala DLHK Provinsi Jawa Tengah, Widi Hartanto, ST, MT yang hadir sebagai pembicara dan ikut serta dalam kegiatan seremonial penanaman, menekankan pentingnya konservasi lingkungan dan situs warisan sejarah yang dilakukan secara beriringan oleh generasi muda. “Merawat ekosistem di sekitar situs sejarah seperti candi adalah suatu upaya yang kompleks. Terlebih di Kawasan Candi Dieng, yang mana topografinya memungkinkan terjadinya potensi cuaca ekstrem seperti embun es sehingga merusak bibit pepohonan. Oleh karena itu, saya mengapresiasi upaya penghijauan ini sebab kita bisa melihat hasilnya dalam tiga (3) bulan, dan juga dalam jangka panjang. Bila kepedulian terhadap lingkungan ini terus dipupuk, tentu aksi ini tidak akan berhenti hanya di acara ini, tapi bisa menggerakkan masyarakat di sekitar tempat tinggal masing-masing,” papar Pak Widi.


Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Tengah, Sukronedi, turut hadir di acara aksi kolaborasi gerakan Siap Darling untuk menanam di Kawasan Candi Dieng. Menurutnya sebagai negeri yang kaya akan peninggalan sejarah, generasi muda perlu memahami lebih jauh kesatuan nilai antara candi dan lingkungan sekitarnya. Apalagi Provinsi Jawa Tengah memiliki candi terbanyak di Indonesia, hingga 18 kawasan, belum termasuk reruntuhan maupun artefak candi yang terus ditemukan di beberapa daerah. Oleh karena itu, Balai Pelestarian Cagar Budaya menyambut baik kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk swasta dan masyarakat, utamanya generasi muda dalam mendukung upaya konservasi alam dan situs sejarah supaya dilakukan beriringan.


Vice President Director Djarum Foundation, FX Supanji

Penanaman pohon di Kawasan Candi Dieng ini juga dihadiri oleh Vice President Director Djarum Foundation, FX Supanji dan PJ Bupati Banjarnegara, Tri Harso Widirahmanto S.H, M.H yang diwakilkan kehadirannya oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Banjarnegara, Ir. Singgih Haryono.


Semoga kegiatan pelestarian lingkungan menanam pepohonan di situs bersejarah ini diadakan berkesinambungan dan semakin banyak mahasiswa di Indonesia yang bergabung dalam kegiatan Candi Darling. Info lengkap mengenai kegiatan Candi Darling bisa diakses melalui https://siapdarling.id/.









Share
Tweet
Pin
Share
2 Comments

Produk Ramah Lingkungan
Cleo Eco Green produk ramah lingkungan


Cuaca dalam beberapa minggu ini berubah-ubah, sebentar panas sepanasnya kemudian hujan ditambah angin kencang. Malah di Binjai di rumah orangtua sempat terjadi hujan es. Saya seumur-umur baru kali ini lihat hujan es dan ngerasain megang es dari hasil hujan. Di satu sisi merasa surprise bisa lihat hujan es tapi disisi lain sedih karena cuaca yang ekstrim seperti ini terjadi karena dampak perubahan iklim atau sering disebut sebagai climate change. 


Mengapa Bisa Terjadi Perubahan Iklim? 

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya climate change, diantaranya:


Polusi

Pernahkah kita sadari ternyata aktivitas keseharian kita menggunakan kendaraan bermotor menyumbang polusi. Semakin meningkatnya pengguna kendaraan semakin meningkat pula polusi udara. Ini terbukti selama pandemi kita di rumah saja langit kelihatan bersih, nggak ada asap kendaraan yang menyebabkan langit seperti berkabut tertutup asap kendaraan. 


Kerusakan Hutan

Hutan-hutan banyak yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Hutan yang seharusnya dijaga karena menjadi penyumbang oksigen dan paru-paru dunia fungsinya berkurang karena adanya oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab melakukan penebangan liar. Kerusakan hutan ini juga menyebabkan kerusakan habitat hewan-hewan yang menempatinya. 

 

Tidak Sadar dan Peduli pada Lingkungan

Sadar akan lingkungan nggak cukup tanpa ada kepedulian atau aksi nyata. Kita manusia yang menempati bumi seharusnya yang paling bertanggung jawab atas bumi termasuk perubahan yang terjadi. Perilaku manusia dalam menyikapi sampah nya sendiri saja masih bikin gemas. 

Nggak perlu jauh-jauh ya, setiap hari tepatnya subuh atau malam hari selalu ada saja yang membuang sampang di seberang rumah saya. Mending diletakkan di tempat sampah yang tersedia, tapi enggak loh sampah berbungkus plastik dilemparkan begitu saja di halaman. Pernah saya pergoki ternyata yang melemparkan sampah itu seorang bapak berboncengan dengan anak kecil. Coba deh sudah buang sampah berbungkus plastik sembarangan, bawa anak pula. Gimana jadi teladan? Belum lagi plastik yang dibuang itu bakal jadi masalah karena susah terurai. Asli, ngelus dada lihat orang-orang seperti ini. 


Sampah plastik ini pe er kita bersama, bukan pe er pemerintah saja. Karena sampah kita yang buat, apalagi sampah di dalam rumah. Makanya saat ini kita diharapkan untuk bijak mengelola sampah, minimal memilah-milah sampah mana yang organik, anorganik, juga sampah plastik. Dengan begitu kita secara tidak langsung memudahkan dan membantu kerjanya petugas sampah. Atau kita bisa kirimkan sampah-sampah yang bisa di daur ulang ke bank sampah. 


Aksi Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Mengurangi Sampah Plastik? 

Apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi pemakaian sampah plastik? Banyak banget! Berikut contoh kepedulian kita mengurangi pemakaian plastik:


Membawa Kantong/Tas Belanja 

Kita bisa membawa kantong belanja sendiri saat berbelanja di pasar atau di supermarket. Dengan begitu kita nggak perlu memakai kantong plastik yang disediakan oleh penjual. 


Membawa Tumbler

Sekarang banyak banget orang-orang yang menjual kopi dan aneka minuman kekinian. Nah, dari pada beli kopi atau minuman kekinian yang menggunakan kemasan plastik mending bawa tumbler sendiri dari rumah dengan begitu kita sudah membantu mengurangi pemakaian plastik. 


Membeli Minuman Kemasan yang Bahannya Eco Green

Nggak punya tumbler atau kelupaan bawa tumbler? Tenang teman-teman bisa beli minuman botol yang kemasannya eco green atau produk ramah lingkungan. Contohnya Cleo Eco Green. 


Cleo Eco Green Produk Ramah Lingkungan 

Teman-teman pasti pernah dengar atau sudah pada tau mengenai konsep eco green. Ya, eco green adalah sebuah konsep pengelolaan dan produksi bahan atau material yang ramah lingkungan. Contohnya Cleo, air mineral dalam kemasan ramah lingkungan untuk mengurangi pencemaran lingkungan. 


Memang Cleo ada yang kemasan eco green? Ada dong! Saya juga awalnya cuma tau Cleo eco shape, tapi pas beli ngeliat juga ada kemasan eco green, warna kemasannya juga beda dari biasa. Warna nya lebih ke hijau botol. 


Kemasan Cleo eco green 100% dibuat dari biji plastik PET daur ulang. Jadi botolnya juga 100% recycleable atau bisa di daur ulang lagi. Botol juga diproduksi menggunakan teknologi terbaik dan higienis. 


Cocok banget nih Cleo eco green buat konsumsi air minum yang dibawa-bawa saat bepergian, selain airnya baik untuk dikonsumsi kita juga turut membantu menjaga bumi dengan menggunakan produk ramah lingkungan. 






Share
Tweet
Pin
Share
1 Comments

Muda-Mudi Bumi
Selamatkan Bumi dengan Aksi

Isu perubahan iklim sudah santer terdengar sejak beberapa tahun lalu. Sekarang dampak dari perubahan iklim tersebut mulai dirasakan. Manusia adalah makhluk yang paling bertanggung jawab atas perubahan ini baik secara sadar atau tidak. Sepatutnya kita semua terutama para muda-mudi sebagai generasi penerus untuk mitigasi atau berupaya mengurangi resiko dampak dari perubahan iklim tersebut.

Iklim merupakan  kondisi cuaca rata- rata di suatu daerah dengan jangka yang lama. Indonesia sendiri termasuk negara yang beriklim hutan hujan tropis yang memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau biasa terjadi mulai bulan Maret hingga Agustus. Sedangkan musim hujan terjadi antara bulan September hingga Agustus.

Teringat masa kecil, lingkungan alam terasa masih asri dan kondusif. Orang-orang jaman dulu mempercayai jika sudah memasuki bulan yang berakhiran “ ber-ber “, maka siapkanlah ember untuk menampung air hujan yang turun. Artinya musim penghujan sudah datang, bakal banyak air. Gak tau itu hanya mitos atau kebetulan belaka, tapi itu benar terjadi loh, hehehe.

Namun masa-masa itu sangat bertolak belakang dengan kondisi sekarang. Saat ini cuaca sering berubah-ubah dengan ekstrim. Contohnya seperti yang dirasakan di bulan Oktober ini, khususnya di daerah saya. Harusnya di bulan Oktober ini sudah masuk ke musim penghujan. Tapi kenyataan yang terjadi cuaca sangat panas hingga mencapai 34 derajat Celcius dan itu tanpa ada hujan hampir 2 pekan ini. Syukurnya beberapa  hari ini barulah ada turun hujan.

Ngomongin soal perubahan iklim, mengapa sih hal ini bisa terjadi? Apa penyebab perubahan iklim yang sebenarnya? Yup, perubahan iklim dapat terjadi karena beberapa hal, yaitu: gas rumah kaca, peningkatan emisi, pemanasan global, polusi kendaraan bermotor, dll. Dan tentu saja ada sebab ada akibat. Perubahan iklim ini mengakibatkan berubahnya kualitas dan kuantitas air, terganggunya habitat dan kepunahan spesies, kerusakan hutan, cuaca yang esktrim, dan munculnya wabah penyakit, dll.

Climate Change
Penyebab Perubahan Iklim


Sebagai penduduk bumi, pasti ancaman ini sangat meresahkan. Bukan tidak mungkin, bahkan semua makhluk hidup di bumi ini pun bisa punah. Ya Tuhan ngeri banget ya. Apalagi melihat kenyataan bahwa hutan Indonesia yang sangat mempengaruhi iklim sudah banyak mengalami kerusakan. Raksasa industri pun turut banyak menyumbang limbah dan polusinya. Lalu apa yang bisa dilakukan oleh muda mudi bumi untuk mitigasi perubahan iklim ini? Okey, mitigasi ini tidak bisa dilakukan oleh satu atau dua orang. Muda-mudi  Indonesia harus bersatu menanamkan semangat menyelamatkan bumi sedari sekarang. Seperti momen semangatnya Sumpah Pemuda kita beberapa tahun lalu untuk membangun bangsa. Pas banget momennya di bulan Oktober nih.

Banyak hal sederhana yang bisa dilakukan, bisa dimulai dari hobi masing-masing. Nah, hobi saya adalah menggambar dan desain digital. Menggambar dan desain digital itu asyik dan berhubungan dengan media sosial. Dengan menggambar digital setidaknya saya mengurangi penggunaan kertas. Tau sendiri ya, media sosial itu dapat menghubungkan banyak orang dan mungkin saja bisa mengubah keadaan. Dengan adanya ancaman perubahan iklim seperti sekarang sungguh membuat saya merinding. Saya memikirkan bagaimana kehidupan generasi mendatang jika hal ini dibiarkan saja. Sumpah, saya akan membuat konten-konten dengan visual menarik untuk menyerukan “ Save The Earth “ yang kemudian akan saya share di media sosial. Harapan saya agar setiap individu sadar untuk melestarikan bumi ini.

So, #MudaMudiBumi, langkah apakah yang sudah kalian lakukan untuk mitigasi perubahan iklim ? Beraksilah #UntukmuBumiku karena bencana terus mengintai, #TimeforActionIndonesia.

 





Share
Tweet
Pin
Share
2 Comments
Older Posts

Hello! I’m Tuty Queen

Hello! I’m Tuty Queen

Follow Me

  • instagram
  • facebook
  • twitter
  • pinterest

Cara Mudah Membuat eBook di Canva

Cara Mudah Membuat eBook di Canva

Seedbacklink

Seedbacklink affiliate

Design Anti Ribet Cuma Pakai Canva

Design Anti Ribet Cuma Pakai Canva

Total Pageviews

Categories

  • Asuransi
  • Canva
  • Dompet Dhuafa
  • Film
  • Food
  • Lingkungan
  • NPD
  • Sport
  • aplikasi
  • beauty
  • ekonomi
  • fashion
  • finance
  • halal lifestyle
  • health
  • hotel
  • kuliner
  • lifestyle
  • teknologi digital

Blog Archive

  • ►  2014 (6)
    • ►  November 2014 (6)
  • ►  2015 (37)
    • ►  March 2015 (1)
    • ►  May 2015 (3)
    • ►  June 2015 (5)
    • ►  October 2015 (3)
    • ►  November 2015 (7)
    • ►  December 2015 (18)
  • ►  2016 (167)
    • ►  January 2016 (11)
    • ►  February 2016 (16)
    • ►  March 2016 (21)
    • ►  April 2016 (15)
    • ►  May 2016 (11)
    • ►  June 2016 (16)
    • ►  July 2016 (6)
    • ►  August 2016 (7)
    • ►  September 2016 (10)
    • ►  October 2016 (20)
    • ►  November 2016 (18)
    • ►  December 2016 (16)
  • ►  2017 (176)
    • ►  January 2017 (12)
    • ►  February 2017 (14)
    • ►  March 2017 (11)
    • ►  April 2017 (16)
    • ►  May 2017 (14)
    • ►  June 2017 (14)
    • ►  July 2017 (6)
    • ►  August 2017 (21)
    • ►  September 2017 (10)
    • ►  October 2017 (20)
    • ►  November 2017 (15)
    • ►  December 2017 (23)
  • ►  2018 (171)
    • ►  January 2018 (9)
    • ►  February 2018 (13)
    • ►  March 2018 (17)
    • ►  April 2018 (18)
    • ►  May 2018 (16)
    • ►  June 2018 (9)
    • ►  July 2018 (6)
    • ►  August 2018 (18)
    • ►  September 2018 (13)
    • ►  October 2018 (17)
    • ►  November 2018 (13)
    • ►  December 2018 (22)
  • ►  2019 (108)
    • ►  January 2019 (11)
    • ►  February 2019 (3)
    • ►  March 2019 (5)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  May 2019 (13)
    • ►  June 2019 (6)
    • ►  July 2019 (11)
    • ►  August 2019 (17)
    • ►  September 2019 (10)
    • ►  October 2019 (10)
    • ►  November 2019 (11)
    • ►  December 2019 (10)
  • ►  2020 (64)
    • ►  January 2020 (6)
    • ►  February 2020 (8)
    • ►  March 2020 (8)
    • ►  April 2020 (5)
    • ►  May 2020 (6)
    • ►  June 2020 (1)
    • ►  July 2020 (4)
    • ►  August 2020 (12)
    • ►  September 2020 (5)
    • ►  October 2020 (2)
    • ►  November 2020 (3)
    • ►  December 2020 (4)
  • ►  2021 (63)
    • ►  January 2021 (5)
    • ►  February 2021 (3)
    • ►  March 2021 (5)
    • ►  April 2021 (4)
    • ►  May 2021 (3)
    • ►  June 2021 (1)
    • ►  July 2021 (2)
    • ►  August 2021 (3)
    • ►  September 2021 (4)
    • ►  October 2021 (10)
    • ►  November 2021 (11)
    • ►  December 2021 (12)
  • ►  2022 (67)
    • ►  January 2022 (2)
    • ►  February 2022 (7)
    • ►  March 2022 (10)
    • ►  April 2022 (12)
    • ►  May 2022 (5)
    • ►  June 2022 (5)
    • ►  July 2022 (5)
    • ►  August 2022 (3)
    • ►  September 2022 (5)
    • ►  October 2022 (4)
    • ►  November 2022 (3)
    • ►  December 2022 (6)
  • ►  2023 (49)
    • ►  February 2023 (3)
    • ►  March 2023 (4)
    • ►  April 2023 (2)
    • ►  May 2023 (7)
    • ►  June 2023 (3)
    • ►  July 2023 (7)
    • ►  August 2023 (3)
    • ►  September 2023 (7)
    • ►  October 2023 (4)
    • ►  November 2023 (5)
    • ►  December 2023 (4)
  • ►  2024 (29)
    • ►  January 2024 (1)
    • ►  February 2024 (3)
    • ►  March 2024 (8)
    • ►  April 2024 (2)
    • ►  May 2024 (1)
    • ►  June 2024 (5)
    • ►  July 2024 (2)
    • ►  August 2024 (2)
    • ►  September 2024 (3)
    • ►  October 2024 (1)
    • ►  November 2024 (1)
  • ▼  2025 (36)
    • ►  January 2025 (4)
    • ►  February 2025 (3)
    • ►  March 2025 (1)
    • ►  April 2025 (1)
    • ►  May 2025 (2)
    • ►  June 2025 (8)
    • ►  July 2025 (10)
    • ▼  August 2025 (7)
      • Tenang Dulu, Baru Bahagia: Cerita di Balik Mini Se...
      • Rayakan Kemerdekaan, Saatnya Bisnis Layanan Keseha...
      • Layanan Pelanggan yang Nggak Bikin Menunggu Lama? ...
      • Belajar dari SMK Nurul Amaliyah: Stabilitas Intern...
      • Panen Ide Kreatif: Ketika Petani Milenial Go Digit...
      • Dari Warung Kupi ke Era Digital: Inspirasi Cek Rim...
      • Dari Bandung Menjelajah Dunia: Cerita Anggiasari d...

Contact Form

Name

Email *

Message *

Member of

Member of



Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates