New Enzyplex Solusi Makan Nyaman Tanpa Drama Dyspepsia

New Enzyplex S udah jalan 4 tahun ibu saya mengidap penyakit lambung . Jangan ditanya gimana rasanya, karena setiap penderita lambung akan m...

New Enzyplex
Sudah jalan 4 tahun ibu saya mengidap penyakit lambung. Jangan ditanya gimana rasanya, karena setiap penderita lambung akan merasakan hal yang berbeda. Ibu saya sendiri sampai psikosomatis. Membuat saya sekeluarga bingung mau fokus mengobati masalah lambung atau psikosomatis, karena sudah ada 2 luka yakni fisik dan batin. Saya dan adik-adik bergantian menjaga ibu, bahkan saya sampai setahun bisa 2 sampai 3 kali mondar-mandir Tangerang - Medan untuk bergantian menjaga kedua orangtua saya. Kenapa harus bergantian? Karena pada kenyataannya kami anak-anak nya kena mental juga menghadapi penyakit ibu. 

Bagaimana ibu saya sampai terkena penyakit lambung? Kalau saya flashback lagi ibu pernah 13 tahun sakit sesak nafas bahkan hampir lumpuh. Sudah general check-up ke dokter, cek darah sampai berkali-kali bahkan dokter juga tidak menemukan apa pemicu yang membuat ibu sesak nafas. Kalau melihat kondisi fisik ibu waktu itu sangat segar bugar, orang-orang nggak akan percaya kalau ibu dalam kondisi sakit. Menyedihkan lagi sesak nafas nya selalu kambuh jam 12 malam, membuat beberapa saudara menduga ini penyakit guna guna. Kenapa saya katakan ini menyedihkan, karena pengobatan alternatif mau tak mau dan suka tidak suka dijalankan. Saya tidak mau membahas panjang lebar mengenai pengobatan alternatif ini, meski akhirnya ibu sembuh dari sesak nafas karena pengobatan alternatif dan Ayah harus ambil pensiun dini dari perusahaan bonafit Pertamina. Ya, karena salah satu syarat pengobatan kami sekeluarga harus meninggalkan kota minyak itu demi kesembuhan ibu. Saya tak bisa berbuat apa-apa dan memberikan solusi. Ayah sendiri yang bekerja di Rumah Sakit nyerah dan pengobatan alternatif lah yang dijalankan. Kala itu saya benar-benar tak punya literasi mengenai penyakit lambung. Ayah yang bekerja di RS dan dokter-dokter disana juga tak pernah mendiagnosis kalau penyakit ibu adalah lambung. 

Tahun 2018 ibu harus keluar masuk RS untuk perawatan, saya pun akhirnya juga keluar masuk RS menemani ibu opname setelah dokter mengatakan kalau ibu punya maag. Gejalanya saat itu perut kembung terus dan susah buang air besar. Sebelum opname ibu pernah dibawa ke RS juga malam hari karena susah tidur dan perut kembung. Dokter jaga saat itu mengatakan ibu psikosomatis dan menyebabkan keluhan lambung. Asli saya bingung sebenarnya apa penyakit ibu. Saat opname saya bertemu 2 orang dokter spesialis yang bergantian ngecek kondisi ibu. Yang satu mewajibkan ibu minum obat gula karena gula ibu naik padahal nggak pernah punya riwayat gula. Dan dokter yang satu melarang memberi obat penurun gula. Lebih bingung lagi malam-malam perawat datang ngasi insulin wajib disuntikkan ke ibu. Ya sebodoh-bodohnya saya nih saya jadi marah dan tidak mengizinkan ibu saya di insulin. Selama dirawat ibu justru semakin lemah, lemas, sudah jalan, nafas ngos-ngosan. Saya mengambil keputusan membawa ibu pulang setelah bolak-balik opname ibu tak ada perubahan. Kondisi ibu saat itu semakin memprihatinkan, bahkan seluruh tubuh sakit ditambah lagi kena syaraf kejepit. 

Panjang banget kalau saya ceritain lagi bagaimana pengobatan untuk ibu saya. Yang pasti kalau teman-teman mengalami gejala lambung atau sejenisnya harus benar-benar cari dokter spesialis dalam yang berpengalaman. Beneran deh, sakit lambung nggak bisa dianggap sepele. Kita harus paham dulu sebenarnya sakit kita itu GERD atau dyspepsia, harus di diagnosis oleh dokter yang berpengalaman.


Perbedaan Antara GERD dan Dyspepsia 

Seringkali kita yang orang awam ini kalau merasakan perut perih dan nyeri ulu hati menyebutnya dengan sakit maag atau sakit lambung. Padahal meskipun terkadang gejala yang dirasakan sama tapi jenis penyakitnya belum tentu sama. Yang pasti keduanya memberi rasa yang tidak nyaman, kalau sudah begitu jadi serba salah. Makan salah nggak makan juga salah, makan sedikit atau banyak pokoknya udah nggak nyaman banget. So, apa perbedaan antara dyspepsia dan GERD?

Dyspepsia atau sakit maag adalah gangguan saluran cerna bagian atas berupa rasa tidak nyaman yang dapat disertai gejala-gejala rasa penuh saat makan, kembung, cepat kenyang, mual, muntah, nyeri, bersendawa, dada terasa panas. Keluhan kembung, nyeri uluhati, mulut asam, dada panas, ini karena ketidakseimbangan ofensif dan defensif (faktor yang melindungi dan yang menyerang lambung). Faktor ofensif bisa berasal dari asam lambung, kuman, makanan pedas, bakteri, katup yang memiliki kelainan sehingga asamnya mudah naik ke atas. Asam lambung yang naik ke kerongkongan juga bisa menyebabkan bau mulut. Ini tentu saja tidak nyaman untuk diri sendiri dan orang lain. Bisa jadi ini dianggap masalah sederhana atau receh tapi penting dan harus di obati. Jadi perlu banget edukasi mengenai lambung dan segera berobat.

Sedangkan GERD adalah kondisi naiknya asam lambung menuju esofagus yang menyebabkan nyeri ulu hati dan sensasi dada rasa seperti terbakar. Penyebabnya sesuai yang saya baca pada artikel di halodoc penyebab GERD terjadi akibat tidak berfungsinya lower esophageal sphincter (LES) alias lingkaran otot pada bagian bawah dari esofagus. Seharusnya LES otomatis terbuka ketika makanan atau minuman turun ke lambung, kemudian menutup untuk mencegah asam dan makanan di lambung tidak naik kembali ke esofagus. Kerusakan LES diduga terjadi akibat faktor keturunan, stres, efek samping konsumsi obat, kelebihan berat badan (overweight atau obesitas), hiatus hernia, keadaan hamil, gastroparesis, dan konsumsi makanan berlemak tinggi.


Puasa dan Gejala-gejala Dyspepsia

Puasa biasanya hubungannya selalu dengan makanan dan problem-problem pencernaan. Perilaku makan yang tak kenal aturan membuat perut kembung, begah, bahkan cepat mual. Menurut Dr. Jeffri Aloys Gunawan, SpPD, CHt, FINASIM biasa dipanggil Dr. Jeff perubahan yang terjadi pada saluran cerna seharusnya perubahan positif. Ini dikatakan Dr. Jeff di Instagram Live Session "How to Manage Dyspepsia During Ramadhan with Enzyme Supplementation" , Minggu 24 April 2022. Instagram Live Session ini juga menghadirkan Fiona, Indonesia Food Blogger dan Dr. Michael Reo, Medical Senior Manager PT. Darya-Varia Laboratories Tbk yang memoderatori acara sore itu. Dalam paparannya Dr. Jeff mengatakan biasanya saat orang-orang berbuka puasa di bulan Ramadan pencernaan dibombardir disuruh kerja, dari atas mulut sampai bawah. Bisa dibilang kayak balas dendam seharian puasa trus ketika berbuka banyak makan dan minum. Dalam penelitian dengan irama perubahan seperti ini ada zat-zat yang meningkat seperti asam lambung.

Instagram Live Session membahas seputar pencernaan dan pentingnya enzim pencernaan

Bagi mereka yang punya riwayat sakit lambung saat berpuasa di bulan Ramadan bisa rentan kambuh dengan gejala-gejala dyspepsianya. Saya sendiri sering mengalami nyeri ulu hati. Kalau sudah begini saya langsung aware kalau lambung saya kambuh. Biasanya kalau makan makanan terlalu pedas, asam, atau kebanyakan minum es bisa memicu lambung saya kambuh. Harus waspada ya karena asam lambung yang meningkat akan merusak enzim-enzim pencernaan, akibatnya terjadi kekurangan enzim pencernaan sementara. Dan hal ini menjadi salah satu penyebab terjadinya gejala-gejala dyspepsia. 

Kebiasaan makan yang buruk (makan terburu-buru, makan sambil jalan, waktu makan yang tidak teratur) serta pilihan komposisi makanan dan nutrisi baik pada waktu makan berbuka atau makan sahur yang tidak tepat menjadi penyebab terjadinya kekurangan enzim pencernaan sementara dan juga akan menimbulkan gejala-gejala dyspepsia.


Pentingnya Enzim Pencernaan untuk Mencegah Gejala Dyspepsia

Enzim pencernaan memiliki peranan penting untuk proses pengolahan makanan dan penyerapan nutrisi pada tubuh. Tugasnya memecah komponen makanan seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Beberapa enzim pencernaan yang secara umum kita ketahui diantaranya Enzim Amilase yang dihasilkan oleh karbohidrat, Enzim Lipase dihasilkan oleh lemak,  dan Enzim Protease dihasilkan oleh protein ini enzim yang dihasilkan oleh pankreas. Enzim yang nggak bisa dicerna ini akan menjadi masalah, menumpuk di usus dan menjadi gas. Kalau sudah  bermasalah solusinya bukan dengan mengurangi makanan. Justru bantu lambung dengan keseimbangan enzim. 

Penasaran banget pengen nanya langsung ke Dr. Jeff

Ketika enzim kita tidak cukup, kebiasaan-kebiasaan seperti makan terburu-buru, pemilihan komposisi makanan yang tidak sesuai, kurang serat, kurang buah dan sayur, enzim pencernaan jadi kewalahan. Harus diseimbangkan faktor defensif dan ofensif caranya dengan menyeimbangkan enzim pencernaan salah satunya dengan suplementasi enzim pencernaan seperti New Enzyplex.

New Enzyplex adalah suplemen enzim pencernaan yang efektif yang memiliki komposisi 3 enzim pencernaan utama (Amylase, Protease, Lipase), zat Asam Deoksikolat yang membantu enzim Lipase mencerna lemak, Zat anti kembung yaitu Dimethylpolysiloxane, dan Vitamin B kompleks yang membantu kerja enzim. New Enzyplex telah terbukti selama lebih dari 30 tahun di pasar Indonesia efektif dan aman digunakan untuk memenuhi kebutuhan enzim pencernaan dan membantu mencegah serta mengatasi gejala-gejala dyspepsia.

Solusi makan nyaman, kemanapun bawa New Enzyplex agar nggak ada drama Dyspepsia

Konsumsi New Enzyplex apakah aman? New Enzyplex terdiri atas beberepa enzim yang sudah diuji berdasarkan bukti ilmiah jadi bukan berdasarkan pendapat saja. Menurut Dr. Jeff ada baiknya sebelum konsumsi New Enzyplex lakukan pemeriksaan terlebih dahulu ke dokter apakah gejala yang dirasakan termasuk kedalam dyspepsia. Aman atau tidak untuk ibu hamil? New Enzyplex boleh diberikan kepada ibu hamil dengan catatan dibolehkan oleh dokter yang merawat.

Seperti penjelasan Dr. Jeff  kalau kasus maag atau dyspepsia cenderung sering timbul saat berbuka dan sahur di bulan Ramadan karena terjadinya perubahan atau mekanisme lambung.  Enzyplex sebaiknya dikonsumsi saat makan. Sedangkan obat lambung dikonsumsi sebelum makan, karena untuk persiapkan minimal setengah jam sebelumnya agar asam lambung ditekan terlebih dahulu. Asam lambung bisa diseimbangkan dengan atur pola makan. Jadi, bijaklah mengonsumsi makanan jangan sampai kebablasan yang dapat memicu dyspepsia.

Nah, setelah berpuasa di bulan Ramadan tibalah lebaran. Sudah tradisi kami keluarga besar setiap lebaran wajib ada rendang, lontong sayur dan sambal kentang tempe. Kebayang kan gimana makanan-makanan ini kalau nggak bisa nge rem makannya bisa bermasalah pencernaan. Untuk itu saya sudah sedia New Enzyplex agar pencernaan tak bermasalah. 

New Enzyplex Food Photo Competition

Artikel ini diikutsertakan dalam New Enzyplex Writing Competition bersama Indonesian Food Blogger. Ikutan yuk kompetisi foto, video, dan blog di instgaram @idfoodblogger atau @enzyplex.indonesia . Jangan sampai ketinggalan ya!







You Might Also Like

12 comments

  1. Kebiasaan makan terburu-buru ternyata tak hanya buruk secara etika, buruk juga untuk kesehatan pencernaan, ya. Baru ngeh saya tentang dyspepsia ini. Duh jadi inget kalo suka banget makan pedas. Kek nya perlu sedia Enzyplex, jaga-jaga kalau sampai terjadi gejala dypepsia bisa langsung diobati.

    ReplyDelete
  2. Jujur aja nih, aku baru tahu ternyata sakit pencernaan itu beda-beda meskipun gejalanya mirip-mirip. Dulu kalau sakit perut karena telat makan taunya maag. Ternyata ada juga istilah GERD, Disyspepsia. Jadi makan aware untuk menjaga pola makan dengan benar dan sehat nih..

    ReplyDelete
  3. aku nih pas bulan puasa kemarin tuh beberapa kali ngalamin banget perut kembung padahal pas buka atau sahur makannya benar dan gak berlebih. Gak masuk angin juga sih, ternyata ini salah satu gejalanya si dyspepsia ya mak.

    ReplyDelete
  4. dokternya kok bisa-bisanya kasih diagnosa berlawanan gitu ya mbak, kan pasien dan juga keluarganya yang jadi bingung.

    Dyspepsia ini istilah yang baru saya ketahui mbak. Jadi walau enzyplex ini dijual bebas dan aman dikonsumsi, sebaiknya tetap konsultasi ke dokter ya kalau ngerasa nggak enak di pencernaan

    ReplyDelete
  5. Padahal selama ini saya kalo makan buru2 banget, biar anak gak kelamaan nunggu. Terus bs segera selesaikan pekerjaan rumah lainnya. Ternyata bahaya jg ya. Eh new enzyplek boleh buat ibu hamil juga ya? Waaah info bgus nih, tau sendiri kalo hamil kan mau minum obat masih suka takut2

    ReplyDelete
  6. Kok bisa nggak ketahuan gitu ya Mak di awal kalau ternyata Ibu memiliki masalah pada lambungnya. Apa karena keluhannya sesak napas, jadi dokter memeriksanya ke bagian pernapasan aja? Ternyata dari lambung bisa ngaruh ke mana-mana, ya. Jadi kita harus banget aware dengan kemungkinan masalah lambung, salah satunya sedia New Enzyplex dan konsumsi kapan pun diperlukan.

    ReplyDelete
  7. Terjawab sudah.. pertanyaanku selama ini.
    Ternyata kak Tuty juga keluarga Pertamina Regional Sumatera bagian Utara (Sumbagut).

    Aku pernah dengar mengenai GERD dan ternyata ada bedanya dengan dispepsia yaa..
    Apakah GERD ini salah satu efek berkepanjangan dari dispepsia yang diabaikan?

    Merawat dengan baik menggunakan New Enzyplex agar hidup lebih nyaman dan terhindar dari dispepsia yang berkepanjangan.

    ReplyDelete
  8. Aku dah nyobain ini enzyplex. Enak banget pas lagi makan macem-maacem tapi ada enzim e di enzylex.

    Liat hokben jadi pengen jugaa

    ReplyDelete
  9. Penyakit maag banyak menyerang bukan hanya yg tua tapi juga yang muda muda.
    Enzyplex solusi untuk para sepuhhh yang memiliki henohe sekampung

    ReplyDelete
  10. ya alloh, penyakit lambung ini ternyata beragam namanya ya, mbak. aku taunya sakit maag saja. ternyata ada tingkatannya juga. untung ada enzyplex nih, buat yang punya riwayat sakit lambung harus stok di rumah.

    ReplyDelete
  11. Udah nggak worry lagi kalau begini ya mba Tuty, magh langsung dah minum enzyplex.
    wajib ada ini sih di kotak obat rumah

    ReplyDelete
  12. Ga ada lagi ya keluhan begah dan mual dengan enzyplex. Mudik lebaran kemarin sy bawa enzyplex biar aman kulineran heheh

    ReplyDelete