Menulis Dengan Rasa Tersajikan Penuh Cinta

Tahun ini genap empat tahun saya menjalani profesi sebagai blogger. Rentang waktu empat tahun saya jalani penuh suka cita dalam menulis. Di satu sisi saya merasa senang karena beberapa prestasi dan reward saya dapatkan karena menulis, di sisi lain ada perasaan belum puas dengan dengan tulisan sendiri. Saya setuju dengan kalimat practice make perfect. Semakin sering saya berlatih menulis semakin lihai pula saya merangkai kata. Kalau ingat awal menulis rasanya malu sekali, kata-kata yang saya rangkai begitu kaku, terkadang terkesan lebay. Saya sendiri pun sempat merasa aneh sendiri dengan tulisan saya. Sampai berkali-kali menulis ulang, mengatur tata bahasa, memindahkan paragraf satu kedua dan sebaliknya sampai saya rasa enak dan pantas untuk dibaca.Prinsip saya kalau saya sendiri nggak suka dengan tulisan saya, orang lain pun pasti merasakan yang sama.
Teman-teman mungkin pernah merasakan tulisan seperti nggak bernyawa, nggak ada jiwanya? Jujur, saya sering mengalami ini. Tulisan udah panjang dan siap di publish tapi saat dibaca ulang kok rasanya ada yang mengganjal, nggak puas dengan apa yang ditulis. Meski berkali-kali dibaca tetap saja tulisan nggak punya rasa, benar-benar hambar. Ibarat sayur tanpa garam kalau kata orangtua zaman old. Ujung-ujungnya kesal sendiri dan nggak jadi publish, karena jadi nggak pede. Kadang saya sering bergumam bertanya pada diri sendiri kenapa tulisan bisa nggak ada rasanya gini ya? Gimana biar tulisan punya nyawa dan jiwa? Yang pasti enak buat dibaca nggak hanya buat diri sendiri tapi juga disenangi orang lain.
![]() |
Saya dan Dini |
Menulis Dengan Cinta
Saya memiliki minat yang besar jika dari komunitas blogger mengadakan workshop mengenai cara menulis blog, karena saya ingin blog yang saya miliki punya value dan bermanfaat untuk siapa saja yang membaca dan memang sedang mencari informasi yang dibutuhkan. Makanya saat komunitas ISB (Indonesian Social Blogpreneur) membuka kelas workshop Menulis Dengan Cinta Bersama Dini Fitria saya bergegas daftar biar dapat tempat, maklum saja karena kuota terbatas. Workshop menulis yang seperti ini belum pernah saya ikuti, karena mendalami bagaimana storytelling untuk artikel blog dan feature stories yang diuraikan panjang lebar oleh Dini Fitria penulis novel Trilogi Cinta, jurnalis senior, dan mantan presenter Jazirah Islam yang ditayangkan di Trans TV. Acara yang yang di moderatori oleh founder ISB Teh Ani Berta ini disponsori oleh C2Live, Ev Hive, Kulina, Shafira, Zoya dan Zoya Cosmetics ini diadakan di JSC Hive Kuningan, Jakarta.Baca juga: Ev Hive Coworking Space Yang Asik Cocok Untuk Freelancer dan Penggiat Startup
![]() |
kiri-kanan: Selly dari Shafira - Dini Fitria - Ani Berta |
Kadang kita lupa memanjakan pembaca dengan menarasikan yang kita tulis dengan cara provokatif, buat kalimat pembuka yang mempesona jangan biasa-biasa saja. Iya sih, sebagai blogger sekaligus pembaca kalau saat membaca tulisan paragraf awalnya tidak menarik biasanya saya tidak akan menyelesaikan membaca tulisan tersebut sampai habis, karena awalnya sudah ngebosenin. Ini juga jadi bahan intropeksi buat tulisan saya bahwa paragraf awal itu menjadi daya pikat pembaca. Membuat orang jadi tertarik membaca di paragraf awal akan membuat pembaca jadi penasaran dengan tulisan kita di paragaf selanjutnya, syukur-syukur dibaca sampai kelar.
Baca juga: Tips & Tricks Blogging Ala Alodita
Feature Is Emotion
Sebelum menulis, kita harus punya ancang-ancang apa kira-kira yang mau kita berikan ke pembaca. Kadang udah nulis panjang lebar tapi essential word nya nggak ada. Nah, ketampar deh. Ini beberapa kali saya alami. Salah satu cara meng-create feature adalah dengan storytelling papar Dini. Banyak berkreasi dengan kata-kata, ajak pembaca untuk berimaginasi jangan melulu tulisan reportase. Sesekali memanfaatkan sesuatu yang bersifat human interest nggak ada salahnya.
Tulisan harus bisa membangkitkan emosi pembaca. Lihai bermain kata itu penting banget, karena kata-kata yang dirajut menjadi kalimat yang enak dibaca membuat orang betah dan nyaman. Karena bagaimanpun tujuan menulis harus jelas dan ada manfaatnya. Ketika kita ingin mereview suatu produk usahakan ceritakan relevansinya untuk diri kita sendiri terlebih dahulu. Kalau menulis produk tapi kita sendiri belum pernah mencoba produk tersebut bagaimana kita mau menceritakan bagaimana manfaat produk tersebut untuk kita. Meskipun efek dari suatu produk yang kita review belum tentu sama dengan orang lain setidaknya apa yang kita rasakan dengan mencoba produk tersebut kita tuangkan dalam tulisan. Misal mereview skincare, saat kita gunakan reaksinya bikin kulit jadi lembab, bikin glowing, ceritakan bagaimana senangnya dengan manfaat yang kita rasakan setelah memakai skincare tersebut.
![]() |
teman-teman blogger serius menyimak materi yang diberikan Dini |
Memang benar sih, kalau lagi blog walking ke blognya teman-teman beauty blogger dan membaca review mereka mengenai produk yang dipakai rasanya ikut senang dan pengin nyoba. Eh, tapi kalau tulisannya benar-benar komplit dengan foto ataupun video mereka saat menggunakan produk sih. Kalau cuma paparan produk saja itu terlalu biasa. Nggak ada rasanya. Hmm..berarti seperti yang Dini bilang nggak ada rasa dan nggak ada emosinya. Emosi disini bukan ungkapan rasa marah saja ya, tapi juga rasa senang. Okey, noted banget! Feature is emotion, apa yang ingin dikasi ke pembaca.
Baca juga: Tips & Tricks Menjadi Content Writer Ala Ani Berta
Baca juga: Tips & Tricks Menjadi Content Writer Ala Ani Berta
Content Is A King, But The Really King Is You
Jleb begitu mendengar kalimat ini. Selama ini saya udah sok nyaman banget dengan content is a king. Yang dipikirin cuma konten konten dan konten. Padahal yang merajai konten yang saya buat justru saya sendiri.
Ketika membuat tulisan untuk menyenangkan pembaca apakah sebenarnya tulisan yang dibuat sudah sesuai dengan yang kita alami, apakah kita sudah jujur dengan diri sendiri? Padahal ketika kita jujur dengan apa yang kita rasakan menuliskannya pun akan membuat kita semakin lega. Jangan egois, sesekali jadikan diri subjek sekaligus objek.

Kalau mau dijabarkan mengenai paparan yang di share oleh Dini saat workshop kemarin bisa panjang banget karena ada juga paparan mengenai teknik dalam menulis seperti premis, alur, dsb. Kesimpulan yang bisa saya ambil setelah mengikuti workshop adalah:

Jadi saat menulis tulislah apa yang kita rasakan, tulislah dengan cinta agar bunga-bunga kata mengalir merangkai kalimat.
Oh ya, selama acara saya dan teman-teman blogger aktif sharing aktivitas kami ke sosial media, dan sempat menjadi trending topic nomor 1 di Indonesia. Semoga teman-teman yang mengikuti aktivitas kami saat itu juga mendapat siraman ilmu dan teknik menulis dari Dini ya.
![]() |
pemenang social media activity mendapatkan hadiah dari Zoya Cosmetics |
Oh ya, selama acara saya dan teman-teman blogger aktif sharing aktivitas kami ke sosial media, dan sempat menjadi trending topic nomor 1 di Indonesia. Semoga teman-teman yang mengikuti aktivitas kami saat itu juga mendapat siraman ilmu dan teknik menulis dari Dini ya.

40 Comments
Aku masih harus belajar lagi menulis dengan cinta, mba. Agar tulisannku menjadi lebih 'bernyawa'. Terima kasih telah berbagi ya mbaa
ReplyDeletesama kita mbak...aku juga masih terus belajar :)
DeleteAlhamdulillah bisa dpt ilmu baru ya mba. Terutama blogger baru kayak aku, yang masih harus banyak belajar.
ReplyDeleteterus semangat mencari ilmu kita yaaa
DeleteMbak ini kan kalo nulis dah pasti sama si cinta, jadi ada lagi cinta yang di baginya....hmmmm. jadi harus gimana nih :)
ReplyDeletehahaha..iya lah cintaaa :)
Deleteduhhhhh si cintaaaaa...
DeleteKadang akupun luput akan hal itu....ehh sering ding...hehe
ReplyDeleteyang penting tetap semangat belajar dan di praktekkan yaaa...aku juga kok hehe
DeleteMenulis dengan cinta dan rasa menghadirkan kembali ruh tulisan yang kita buat ya Mba
ReplyDeletebetul teh...terima kasih atas kesempatan belajarnya :)
DeleteJleb... Wak Uty kena tembak. Wak uty mah nulisnya bagus bener. Lhaa saya masih belajar nulis. Ajarin dong Wak Uty, nulis yang baik, bagus, bener,dan enak dibaca orang. Ayoo Wak.
ReplyDeleteAku juga masih belajar ini om Jun hihi...ih ini gara-gara ponakanku nelfon waktu itu manggil wak Uty ya hahha :D
DeleteSalut deh sama Kaka satu ini, udah banyak rewards yang diperoleh tapi masih semangat belajar. Aku salah satu penggemar tulisannya Mba tuty soalnya :)
ReplyDeleteMenulis dengan cinta emang bisa memikat pembaca untuk membaca tulisan kita sampai selesai, kesimpulannya penting banget tuh buat dicatat dan diaplikasikan tentunya ya!
Aaah..makasi kaka. Aku belum puas dan merasa belum baik dalam hal menulis, makanya pengin terus belajar. Kita sama-sama belajar yoo...mudah-mudahan apa yang kita serap dari kak Dini Fitria bisa kita praktekkan yak :)
DeleteKalo tulisanku berasa bosenin, gak bernyawa, berarti aku gak cocok nulia bidang itu, mbak, besoknya gak mau lagi. Hahahaha.
ReplyDeleteKalau kata Dini harus berani menantang diri hihi
DeleteKalau mampet nulis, aku suka baca tulisannya Mbak Tuty, lho. Soalnya tiap artikel tuh bergelombang, ga datar gitu aja. Sukak deh!
ReplyDeleteMakasi mom syd..aku pun suka dengan tulisan diri mu :)
DeleteTulisannya mba tuti memang sudah penuh cinta kok selama ini
ReplyDeleteMasih banyak yang harus diperbaiki juga mbak, ini masih belajar teeus :)
Deleteempat tahun dan masih berproses terus menjadi blogger yang ketjeh ya mbak.. mantep
ReplyDeletepenginnya suatu saat bisa menginspirasi banyak orang hehe
Deleteberuntung sekali bisa datng di acara ini, karena ilmunya banyak, nambahi greget tulisan
ReplyDeletebetul banget mbak :)
DeleteMak Tuty aja bisa mak jleb, lha apalagi saya maaak. Huhuhu.
ReplyDeleteDirimu nulisnya bagus loh say :)
DeleteMbak Tuty, terima kasih sharingnya tentang kepenulisan. Bermanfaat banget buat saya yang masih abal-abal ini.. :)
ReplyDeleteSama-sama mbak, saya pun masih belajar :)
DeleteBanyak ilmunya yach. Semoga bisa ketularan jago nulis feature
ReplyDeleteAmiin..
DeleteSalut sama karya2 tulisan mba tuty,ada 'Rasa' dan 'Cinta' didalammnya
ReplyDeleteMakasih mak Ihaaa :)
DeleteDari workshop ini banyak ilmu yang bisa kita dapatkan dan pelajari ya mba untuk meningkatkan lagi kualitas tulisan.
ReplyDeleteKeren bgt yah workshopnya...dari awal sampe akhir workshop ga berkedip melototin materi yang dikasi mbak dini yg berbobot dan bermanfaat bgt terutama untuk aku yg blogger yg baru mulai merintis 😁😁
ReplyDeleteIya mbak...semoga bisa ikutan workshop seperti ini next time
DeleteAku suka gaya nulisnya mbak Tuty... Kalimatnya selalu tepat penggambarannya
ReplyDeleteWaah..makasi banyak mbak Mey :)
DeleteTulisan mbaknya enak banget dibacanyaaaa
ReplyDeleteSetuju dengan poin-poin di atas. Membuat paragraf pembuka itu sulit banget menurut saya dan memang benar, kalau awalnya sudah tidak enak ya kemungkinan akan sedikit yg melanjutkan ke paragraf selanjutnya.
Poin terakhir yg saya suka adalah jujur. Banyak penulis yang bahan tulisannya cuma comot sana sini lalu dirangkum ulang. Memang tidak salah tapi rasanya kurang pas aja.
Terima kasih sudah berbagi :)
Terima kasih...semoga bermanfaat yaa :)
Delete