Pages

  • Home

travel beauty

Menghadiri Konferensi Pers Pentingnya Vaksinasi Influenza Quadrivalent Bagi Tenaga Kesehatan dan Kelompok Rentan

Alhamdulillah, happy banget begitu mendengar pernyataan dari WHO tanggal 5 Mei 2023 kemarin bahwa darurat Covid-19 berakhir. Setelah 3 tahun hidup dengan perasaan was was dan cemas karena virus yang banyak menyebabkan nyawa melayang ini, akhirnya kita bisa sedikit bernafas lega bisa bebas beraktivitas lagi seperti sedia kala. Ingin rasanya mengatakan kepada teman-teman atau saudara-saudara yang sudah berpulang karena Covid-19 kalau saat ini kita sudah terlepas dari ketakutan akan virus yang sangat horor ini, sembari mendoakan ketenangan mereka di alam sana.

Benarkah kita 100 persen bebas dari Covid-19? Mari kita cermati lagi pernyataan WHO bahwa yang berakhir itu masa daruratnya saja, tetapi virus ini tetap ada dan juga bisa mematikan, jadi upaya untuk terus melakukan terus dilakukan. Jadi jangan buru-buru membuat kesimpulan bahwa kita sepenuhnya aman dari virus ini. Karena bagaimanapun pencegahan penyebaran virus ini harus sama-sama kita lakukan, yaitu wajib vaksin bagi teman-teman yang belum vaksin dan tetap menerapkan protokol kesehatan menjadi habit atau kebiasaan sehari-hari. Seperti tetap mencuci tangan dengan sabun dan selalu menggunakan masker. Karena virus yang paling ditakuti bukan hanya Covid-19 saja tapi masih banyak virus-virus lain yang bisa menyerang kapan saja jika daya tahan tubuh kita lemah, salah satunya virus influenza.


Kamis, 11 May lalu saya menghadiri Konferensi Pers “Pentingnya Vaksinasi Influenza Quadrivalent Bagi Tenaga Kesehatan dan Kelompok Rentan” di Aula RSUD Pasar Minggu, DKI Jakarta. Dalam rangka menyambut Hari Imunisasi Sedunia 2023 ini, PT Kalventis Sinergi Farma dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta bekerjasama untuk menghadirkan program vaksinasi influenza kepada lebih dari 600 tenaga kesehatan yang menangani pasien lanjut usia serta diabetes di DKI Jakarta. 


Kiri-Kanan: Bapak Ridwan Ong - Prof. Dr.dr. Ketut Suastika - Prof. Dr.dr. Samsuridjal Djauzi - dr. Dwi Oktaviani M.Epid

Bapak Ridwan Ong, Presiden Direktur Kalventis mengatakan kegiatan Konferensi Pers - World Immunization Week bahwa Kalventis ingin memberikan kontribusinya dengan menghadirkan program vaksinasi influenza kepada lebih dari 600 tenaga kesehatan (nakes). Ini merupakan bentuk komitmen Kalventis untuk mendukung upaya pencegahan penyebaran penyakit menular, serta edukasi pentingnya vaksinasi kepada masyarakat Indonesia. Ke depannya, Kalventis akan melanjutkan komitmen dalam mengedukasi pentingnya vaksinasi serta meningkatkan cangkupan vaksinasi di Indonesia baik untuk berbagai pihak, termasuk masyarakat umum melalui media sosial @kenapaharusvaksin, serta beragam kegiatan edukasi lainnya.


Banyak sekali insight yang saya dapatkan setelah mengikuti acara ini, antara lain pentingnya menjaga imunitas tubuh dan betapa pentingnya pemberian vaksin untuk orang-orang yang rentan terkena virus influenza. Mengapa kita harus aware dengan virus influenza, siapa saja yang rentan terkena, dan kenapa harus vaksin? Semua akan saya bahas disini.

Apakah Influenza Flu Biasa?

Masih ingatkah dengan Flu Spanyol? Membaca sejarah Flu Spanyol yang terjadi Maret 1918 sampai Juni 1920 benar-benar bikin bulu kuduk berdiri. Horor? Iya! Flu mematikan yang menginfeksi 500 juta orang ini adalah pandemi global yang disebabkan oleh virus influenza H1N1. Gejala yang dirasakan penderita Flu Spanyol saat itu adalah demam tinggi, batuk, nyeri tubuh, dan juga menyebabkan gagal napas parah, yang menyebabkan kematian dalam beberapa kasus. Ngeri banget kan? Kalau melihat gejalanya seperti flu biasa saja, tapi influenza ini bukan flu biasa malah luar biasa menginfeksi ratusan orang dan mengakibatkan kematian.


Sekarang Flu Spanyol menjadi endemi sama seperti Covid-19 karena sudah ditemukan vaksin dan meningkatnya kekebalan tubuh masyarakat melawan virus. Vaksin mencegah virus agar tidak berdampak lebih luas karena vaksin yang dibuat sudah mengenal karakter virus. Tetapi virus ini bukan hilang begitu saja. Virus-virus ini tetap ada tetapi tidak berbahaya seperti pertama kali muncul. Ya, kecanggihan dunia kedokteran berbanding lurus dengan imunitas tubuh manusia yang membuat semuanya menjadi biasa saja tidak berdampak efek domino yang luas. Dari sejarah Flu Spanyol kita bisa mengambil pelajaran bahwa virus influenza yang pernah mematikan 1 abad yang lalu ini bukan lah flu biasa. 


Perbedaan Salesma dan Influenza

Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, K-AI, Penasihat Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI memaparkan bahwa influenza bukan sekadar batuk pilek biasa atau yang seringkali dikenal dengan common cold, gejala influenza lebih berat dan dapat menyebabkan komplikasi serius pada sistem organ lainnya. Masih banyak saja orang yang menganggap influenza adalah flu yang ringan. Padahal influenza dapat memicu serangan jantung dan stroke, dan memperburuk kondisi komorbid yang sudah ada seperti diabetes dan penyakit kronik lainnya. Penyakit flu yang disebabkan virus influenza umumnya menyerang saluran pernapasan dengan insiden setiap tahunnya mencapai 1 miliar kasus di seluruh dunia. Kasus influenza berat setiap tahunnya dapat mencapai 5 juta kasus dan angka kematian hingga 650.000 kasus. 


Mendengar penjelasan Prof Samsuridjal saya jadi flashback lagi masa-masa pandemi Covid-19 dimana orang-orang yang memiliki komorbid sangat berisiko jika terinfeksi, dan bahkan dapat memperburuk kesehatan. Kita perlu waspada nih. 

Kenapa Harus Vaksin?

Dari paparan Prof Samsuridjal sangat jelas bahwa influenza bukan flu biasa. Kita harus aware dengan virus yang satu ini. Pencegahan agar tidak terinfeksi dan penularannya harus diatasi. Respon dan kerjasama antar pihak termasuk kita masyarakat sangat diperlukan. Inilah latar belakang kenapa harus vaksin. 


Mitos dan Fakta Vaksin Influenza

Virus influenza di alam bebas terus berubah, data epidemiologi terkini menunjukkan empat strain virus Influenza bersirkulasi secara bersamaan, yaitu: Influenza A/H1N1, A/H3N2, B/Victoria, dan B/Yamagata. Vaksinasi Influenza Quadrivalent memberikan perlindungan lebih luas terhadap virus flu yang beredar karena mencakup dua strain influenza A dan dua lineage influenza B. Oleh karena itu, vaksinasi Influenza Quadrivalent tahunan sangat penting terutama bagi orang-orang yang berisiko tinggi, salah satunya tenaga kesehatan yang berinteraksi langsung dengan pasien.


Yang Perlu Mendapatkan Vaksin Berdasarkan Rekomendasi WHO dan CDC


Saat ini, berbagai organisasi profesi internasional (WHO dan CDC) dan Indonesia (Satgas Imunisasi Dewasa PB PAPDI) merekomendasikan semua tenaga kesehatan melakukan vaksinasi influenza tahunan karena beberapa alasan, diantaranya:

  • risiko tertular di tempat kerja yang lebih tinggi

  • mengurangi risiko tenaga kesehatan menularkan influenza ke pasien rentan 

  • mempertahankan citra dan etika rumah sakit yang berkomitmen untuk mengutamakan patient-safety

  • mengurangi ketidakhadiran kerja para tenaga kesehatan spesialis yang sulit digantikan sehingga keberlangsungan pelayanan kesehatan tetap terjaga


CSR Simbolisasi Pemberian Vaksin Kepada Nakes Kerjasama Kalventis dan RSUD Pasar Minggu

Plt. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, drg. Ani Ruspitawati, MM, mengatakan bahwa Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mengapresiasi semua pihak yang telah ikut berperan aktif dalam mendukung upaya pencegahan penyebaran penyakit menular dan melakukan edukasi pentingnya vaksinasi kepada masyarakat di DKI Jakarta. Kita harus mampu bersama-sama mengenal risiko penularan virus influenza sehingga tidak menjadi masalah bagi kesehatan diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Salah satu pencegahan yang dapat dilakukan di antaranya adalah melakukan upaya peningkatan pemahaman terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Selain itu, pencegahan terkait virus influenza ini juga terdapat pilihan yang sangat dianjurkan oleh para Ahli Penyakit Dalam yaitu imunisasi influenza.


Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD, Ketua Umum PB PERKENI, dalam paparannya turut menambahkan, menurut data International Diabetes Federation (IDF) 2021, Indonesia masuk dalam lima besar peringkat untuk penderita diabetes di dunia dan diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat setiap tahunnya. Penderita diabetes lebih rentan terkena infeksi karena adanya gangguan sistem kekebalan tubuh. Maka dari itu, ketika penderita diabetes terkena infeksi influenza dampaknya menjadi lebih berat, terjadi peningkatan risiko rawat inap naik hingga 3-6 kali lipat, risiko masuk ICU hingga 4 kali lipat, dan risiko kematian hingga 6 kali lipat dibandingkan dengan orang tanpa diabetes. Prof. Ketut juga menambahkan bahwa saat ini awareness masyarakat Indonesia terhadap diabetes masih kurang.


Pemberian vaksinasi influenza pada pasien diabetes terbukti dapat menurunkan angka rawat inap dan kematian. Respons imun yang dihasilkan vaksin influenza pada penderita diabetes secara umum sebanding dengan dewasa sehat lainnya. Data menunjukkan vaksinasi influenza menurunkan angka kejadian rawat inap yang disebabkan kejadian kardiovaskular pada pasien diabetes tipe 2, termasuk serangan jantung, gagal jantung, dan stroke.


Para Nakes Yang Sudah Mendapatkan Vaksin Akan Mendapat Kartu Vaksin

Pasien diabetes ternyata lebih rentan terkena infeksi virus influenza, jika sudah terinfeksi akan mengalami gejala lebih berat dibanding orang sehat pada umumnya . Semoga ya kita dapat melindungi keluarga kita terutama kelompok rentan dari virus influenza dengan memberikan vaksin influenza quadrivalent untuk menurunkan risiko terinfeksi, penularan hingga kematian juga biaya rawat inap. Bagi teman-teman yang ingin mendapatkan vaksin influenza silahkan mengunjungi Rumah Sakit atau klinik terdekat yang melayani vaksin ya.











Share
Tweet
Pin
Share
2 Comments
Older Posts

Hello! I’m Tuty Queen

Hello! I’m Tuty Queen

Follow Me

  • instagram
  • facebook
  • twitter
  • pinterest

Cara Mudah Membuat eBook di Canva

Cara Mudah Membuat eBook di Canva

Seedbacklink

Seedbacklink affiliate

Design Anti Ribet Cuma Pakai Canva

Design Anti Ribet Cuma Pakai Canva

Total Pageviews

Categories

  • Asuransi
  • Canva
  • Dompet Dhuafa
  • Film
  • Food
  • Lingkungan
  • NPD
  • Sport
  • aplikasi
  • beauty
  • ekonomi
  • fashion
  • finance
  • halal lifestyle
  • health
  • hotel
  • kuliner
  • lifestyle
  • teknologi digital

Blog Archive

  • ►  2014 (6)
    • ►  November 2014 (6)
  • ►  2015 (37)
    • ►  March 2015 (1)
    • ►  May 2015 (3)
    • ►  June 2015 (5)
    • ►  October 2015 (3)
    • ►  November 2015 (7)
    • ►  December 2015 (18)
  • ►  2016 (167)
    • ►  January 2016 (11)
    • ►  February 2016 (16)
    • ►  March 2016 (21)
    • ►  April 2016 (15)
    • ►  May 2016 (11)
    • ►  June 2016 (16)
    • ►  July 2016 (6)
    • ►  August 2016 (7)
    • ►  September 2016 (10)
    • ►  October 2016 (20)
    • ►  November 2016 (18)
    • ►  December 2016 (16)
  • ►  2017 (176)
    • ►  January 2017 (12)
    • ►  February 2017 (14)
    • ►  March 2017 (11)
    • ►  April 2017 (16)
    • ►  May 2017 (14)
    • ►  June 2017 (14)
    • ►  July 2017 (6)
    • ►  August 2017 (21)
    • ►  September 2017 (10)
    • ►  October 2017 (20)
    • ►  November 2017 (15)
    • ►  December 2017 (23)
  • ►  2018 (171)
    • ►  January 2018 (9)
    • ►  February 2018 (13)
    • ►  March 2018 (17)
    • ►  April 2018 (18)
    • ►  May 2018 (16)
    • ►  June 2018 (9)
    • ►  July 2018 (6)
    • ►  August 2018 (18)
    • ►  September 2018 (13)
    • ►  October 2018 (17)
    • ►  November 2018 (13)
    • ►  December 2018 (22)
  • ►  2019 (108)
    • ►  January 2019 (11)
    • ►  February 2019 (3)
    • ►  March 2019 (5)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  May 2019 (13)
    • ►  June 2019 (6)
    • ►  July 2019 (11)
    • ►  August 2019 (17)
    • ►  September 2019 (10)
    • ►  October 2019 (10)
    • ►  November 2019 (11)
    • ►  December 2019 (10)
  • ►  2020 (64)
    • ►  January 2020 (6)
    • ►  February 2020 (8)
    • ►  March 2020 (8)
    • ►  April 2020 (5)
    • ►  May 2020 (6)
    • ►  June 2020 (1)
    • ►  July 2020 (4)
    • ►  August 2020 (12)
    • ►  September 2020 (5)
    • ►  October 2020 (2)
    • ►  November 2020 (3)
    • ►  December 2020 (4)
  • ►  2021 (63)
    • ►  January 2021 (5)
    • ►  February 2021 (3)
    • ►  March 2021 (5)
    • ►  April 2021 (4)
    • ►  May 2021 (3)
    • ►  June 2021 (1)
    • ►  July 2021 (2)
    • ►  August 2021 (3)
    • ►  September 2021 (4)
    • ►  October 2021 (10)
    • ►  November 2021 (11)
    • ►  December 2021 (12)
  • ►  2022 (67)
    • ►  January 2022 (2)
    • ►  February 2022 (7)
    • ►  March 2022 (10)
    • ►  April 2022 (12)
    • ►  May 2022 (5)
    • ►  June 2022 (5)
    • ►  July 2022 (5)
    • ►  August 2022 (3)
    • ►  September 2022 (5)
    • ►  October 2022 (4)
    • ►  November 2022 (3)
    • ►  December 2022 (6)
  • ►  2023 (49)
    • ►  February 2023 (3)
    • ►  March 2023 (4)
    • ►  April 2023 (2)
    • ►  May 2023 (7)
    • ►  June 2023 (3)
    • ►  July 2023 (7)
    • ►  August 2023 (3)
    • ►  September 2023 (7)
    • ►  October 2023 (4)
    • ►  November 2023 (5)
    • ►  December 2023 (4)
  • ►  2024 (29)
    • ►  January 2024 (1)
    • ►  February 2024 (3)
    • ►  March 2024 (8)
    • ►  April 2024 (2)
    • ►  May 2024 (1)
    • ►  June 2024 (5)
    • ►  July 2024 (2)
    • ►  August 2024 (2)
    • ►  September 2024 (3)
    • ►  October 2024 (1)
    • ►  November 2024 (1)
  • ▼  2025 (36)
    • ►  January 2025 (4)
    • ►  February 2025 (3)
    • ►  March 2025 (1)
    • ►  April 2025 (1)
    • ►  May 2025 (2)
    • ►  June 2025 (8)
    • ►  July 2025 (10)
    • ▼  August 2025 (7)
      • Tenang Dulu, Baru Bahagia: Cerita di Balik Mini Se...
      • Rayakan Kemerdekaan, Saatnya Bisnis Layanan Keseha...
      • Layanan Pelanggan yang Nggak Bikin Menunggu Lama? ...
      • Belajar dari SMK Nurul Amaliyah: Stabilitas Intern...
      • Panen Ide Kreatif: Ketika Petani Milenial Go Digit...
      • Dari Warung Kupi ke Era Digital: Inspirasi Cek Rim...
      • Dari Bandung Menjelajah Dunia: Cerita Anggiasari d...

Contact Form

Name

Email *

Message *

Member of

Member of



Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates