Pages

  • Home

travel beauty



Home is where your heart is. Kalau dengar lirik lagu ini ingatan saya kembali ke masa kecil saya bersama ayah, ibu, abang dan adik-adik. Bagi saya rumah adalah keluarga, ingat rumah langsung ingat keluarga. Berlama-lama diluar rumah kadang suka merasa kurang nyaman, ingin buru-buru pulang ketemu keluarga dan kumpul bareng keluarga. Ya, saya, orang tua, abang serta adik saya memang sudah terbiasa bersama. Pagi sebelum berangkat sekolah kami sarapan bareng, siang pulang sekolah juga makan siang bareng sampai makan malam juga sama. Saat makan bareng ataupun kumpul di ruang keluarga biasanya kami jadikan ajang curhat. Saling bertukar cerita apa saja yang kami lakukan di sekolah, bagaimana kami berinteraksi dengan guru dan teman, sampai mata pelajaran agau guru yang paling di sukai dan tidak disukai pun kami ceritakan. Saat-saat seperti ini lah momen yang paling merindukan.

Sekarang momen seperti saat saya kecil atau belum menikah hanya saya dapatkan saat mudik saja, kumpul bareng keluarga, selain karena saya dan saudara-saudara sudah dewasa dan masing-masing sudah memiliki keluarga, juga karena masing-masing sudah memiliki rumah. Dan kami pun masih berusaha membangun kebiasaan yang kami dapatkan pada keluarga kami sekarang. Nah, problem nya sekarang saudara-saudara saya tinggalnya di Sumatera nggak seperti saya yang tinggal di Tangerang dan kerja mondar mandir ke Jakarta yang macetnya parah banget. Terkadang bikin nyerah dan pengen buru-buru pulang kampung ke Sumatera aja biar nggak pusing dengan crowded nya Jakarta.



Saya sudah bilang ke suami kalau terus-terusan macet-macetan di Jakarta waktu banyak terbuang di jalan, rumah hanya jadi tempat singgah sebentar kemudian pergi lagi. Saya hampir tidak merasakan suasana rumah kayak masa kecil dulu dimana masih punya banyak waktu untuk saling bincang, menikmati kenyamanan rumah, pokoknya yang benar-benar home sweet home deh. Sebenarnya solusinya harus cari hunian yang lokasinya kalau mau kemana-mana nggak macet ya minimal nggak terlalu crowded, dan kalau naik angkutan umum atau commuter line minimal nggak terlalu jauh dari rumah.  Jadi kalau pulang ke rumah nggak pake lama dan nggak pake acara macet-macetan yang bikin stress. Yang bikin sedih kadang tiba di rumah udah malam banget, waktu tidurpun jadi berkurang.

Nyobain kamar tidurnya show unit Permata Hijau Suites 
Saya sempat bisik-bisik ke suami kalau ada Hunian Nyaman dan Strategis di Jakarta. Awalnya sih suami nggak percaya, tapi setelah saya ajak main ke show unitnya Permata Hijau Suites baru deh suami percaya. Apalagi selama perjalanan menuju show unit nggak pake macet, total waktu yang di tempuh naik taksi online dari stasiun Kebayoran lebih kurang 15 menit. Dan sewaktu melihat-lihat ke dalam show unit suami bilang ke saya, masuk show unit nya aja udah berasa kayak di rumah sendiri ya. Hunian seperti Permata Hijau Suites ini pastinya ngangenin banget dan cocok untuk hunian keluarga.

Saat mengunjungi show unit Permata Hijau Suites bareng suami
Apalagi sewaktu suami lihat balkonnya yang luas nggak seperti balkon-balkon apartemen kebanyakan. Di Permata Hijau Suites balkonnya asik banget buat nongkrong, ngopi sambil menikmati langit Jakarta atau baca buku favorit. Benar-benar hunian idaman kata suami. Siap-siap nabung deh kata suami, sepertinya suami berminat hehe. Saya sih ikut mendoakan, siapa coba yang nolak tinggal disini. Kemana-mana #NyataDekatnya. Kepoin yuk sosmednya Permata Hijau Suites Facebook, Twitter, dan Instagram  untuk dapat info lebih detail.




Share
Tweet
Pin
Share
18 Comments
Weekend begini aktivitas yang paling asyik itu nonton film. Nonton memang sudah jadi hobi saya dan suami sejak kami sebelum menikah. Padahal kalau flash back lagi ternyata genre film kami berdua  beda banget, eh setelah nikah film apa aja yang pengen di tonton tetap klop nggak ada masalah selama dua-duanya suka. Kalau ini sih sepertinya kami berdua jadi saling beradaptasi dengan kesukaan masing-masing. Kadang untuk mencari sesuatu yang berbeda saya dan suami nonton film yang sama sekali kami nggak bakal suka ending nya, tapi karena mood lagi bagus ya di tonton aja siapa tau dari film yang nggak disuka ada sesuatu yang bisa di jadiin bahan buat mengeksplor tulisan.

Nah, akhir pekan ini kami sudah mencatat film apa saja yang bakal di tonton. Karena minggu lalu adalah weekend produktif alias banyak kerjaan dan nggak sempat nonton jadilah hari ini kami marathon film.  Tapi sebelumnya saya pengen ngereview sedikit film yang bakal saya tonton juga bulan depan. Kenapa nunggu bulan depan? Karena film yang akan saya review ini bakal tayang 9 November mendatang, judulnya My Generation. Apa yang ada dibenak teman-teman kalau lihat judulnya? Meskipun ada quote don't judge a book by it's cover tapi boleh lah ya menebak hehe.

Arya Vasco as Kunji
Kalau saya boleh menebak setelah melihat trailernya film ini menyimpan makna yang mendalam tentang generasi kita zaman sekarang, bagaimana kekhawatiran kita sebagai orang tua dengan perilaku anak-anak zaman sekarang ada di film ini. Kekhawatiran ini memang nyata adanya. Semakin kita khawatir dengan gaya hidup anak zaman sekarang sebegitu jugalah masalah yang muncul. Tapi apakah kita hanya terus berkutat di pemikiran yang itu-itu saja? Big no! Sudah saatnya kita memikirkan dan mencari solusi bagaimana menghadapi anak-anak kita yang hidup di zaman milenial seperti sekarang.

Film yang diperankan oleh Arya Vasco, Alexandra Kosasie, Bryan Langelo, dan Luthesa yang disutradarai oleh Upi ini mengangkat permasalahan yang sedang dialami anak zaman sekarang yang menurut Upi sangat menarik untuk diangkat. Upi ingin memberikan realita yang tampak bagaimana kehidupan generasi millenial. Dalam film ini Upi ingin menunjukkan kepada para orang tua ini loh potret anak-anak milenial secara real.


Alexandra Kosasie as Orly
Saat melihat trailer film My Generation terlihat jelas bagaimana ke empat anak ini protes dengan segala tuduhan orang tua mereka, mereka tidak suka diperlakukan seperti anak-anak zaman orang tua mereka dulu, intinya mereka ingin bebas dan tidak ingin di kekang. Mungkin orang tua khawatir anak mereka gampang terpengaruh dengan anak-anak lain yang hidupnya bebas. Kekhawatiran mereka beralasan sih, mungkin cara penyampaiannya yang belum pas dan nggak kena di hati mereka.

Bryan Langelo as  Zeke
Anak memang bukan miniatur orang tua, kita tidak bisa membuat mereka menjadi diri kita. Complaint-complaint seperti inilah yang diutarakan anak-anak di film My Generation ini. Beda memang dengan kita yang dulu harus jadi anak patuh kalau tidak nanti besarnya begono, mesti ikut aturan kalau enggak nanti di hukum, dan kita berhasil ikut aturan orang tua kita zaman dulu terlepas jadi apapun kita sekarang who knows. 

Kalau saya boleh menarik kesimpulan, dengan adanya film ini kita sebagai orang tua meskipun dijuluki orang tua zaman old kita wajib melek dengan kenyataan yang terjadi bagaimana kehidupan anak-anak zaman millenial. Meskipun film ini tidak menggambarkan sepenuhnya dan menyamaratakan semua anak sama tapi kita harus aware dengan peduli dengan sinyal yang sudah ada. Bukan saatnya saling menyalahkan, saling menunjuk, dan merasa paling benar. 

Luthesa as Suki
Jujur saja, sebenarnya saya bukan hanya miris melihat bagaimana kenyataan gaya hidup anak sekarang saja, melihat kenyataan bagaimana gaya hidup orang tua yang dari zaman old tiba-tiba dihadapkan dengan zaman digital saja sudah bikin miris. Banyak juga kok orang tua yang bablas di sosial media yang sebenarnya menjadi contoh yang tidak baik untuk anak-anak kita, sudah kita sebagai orang tua juga mengintropeksi diri? Pantaskah kita mengaggap kita contoh yang baik buat anak-anak kita kelak? Saya salut dengan para orang tua yang berhasil mengintropeksi diri, memikirkan dan duduk bersama untuk mencari solusi untuk anak-anaknya. Bagi orang tua yang belum juga mengintropeksi diri yuk kita tertawakan diri sendiri. 

Mudah-mudahan saja setelah menulis ini nggak ada yang beranggapan saya bisa ngomong karena belum punya anak, please ya jangan negative thinking dulu, meski belum punya anak saya punya banyak ponakan dan saya pemerhati anak. Dan buat anak zaman now setelah nonton film ini jangan niru gaya hidupnya loh ya, ambil sisi baiknya apa yang sebaiknya tidak diikuti dan buat ortu kalian senang karena prestasi kalian.Kita nonton bareng aja yuk!






Share
Tweet
Pin
Share
No Comments

Beberapa bulan ini saya memiliki energi yang luar biasa mengikuti beberapa event yang berkaitan dengan investasi. Saya bersyukur mendapatkan undangan bertema investasi ataupun asuransi. Ini untuk 'memukul' diri saya sendiri agar sadar dan tetap komitmen bahwa investasi itu penting. Ya, saya dapatkan ilmu itu dan saya tuliskan di blog saya agar bermanfaat buat teman-teman. Jadi kalau saya menulis tentang investasi terus-menerus teman-teman jangan menganggap saya menggurui ya, sejujurnya ini untuk diri sendiri. 

Saya belum pernah berinvestasi di pasar modal. Beberapa tahun yang lalu semasa saya  bekerja saya hanya investasi emas saja. Dan inipun karena ajuran ibu saya untuk menabung emas. Ibu saya ingin saya menirunya kalau soal investasi, memang manfaatnya luar biasa. Dulu ibu nggak pernah yang namanya punya tabungan pendidikan, investasi saham, atau reksadana. Yang saya ingat orang tua saya hanya menabung emas dan memiliki deposito. Jadi saat kami anak-anaknya memerlukan dana buat masuk sekolah ibu tinggal menjual sebagian emasnya.  Tante-tante saya juga sering bilang ke kami anak-anak ibu kalau ibu saya punya banyak emas. Sempat protes sih waktu itu ngapain punya emas banyak-banyak kok kayaknya menghamburkan uang banget, ternyata emas yang ibu punya benar-benar investasi buat kami anak-anaknya. Kalau ingat ini saya merasa berdosa sempat nuduh ibu menghambur-hamburkan uang, love my mother banget lah pokoknya. 




Saya akhirnya mengikuti jejak ibu, semasa bekerja 10 sampai 20 % gaji saya langsung saya belikan emas. Memang benar sih seperti yang ibu saya bilang disaat saya ada masalah keuangan, tabungan emas saya sangat membantu dan benar-benar jadi solusi. Tapi sekarang saya pengen juga mencoba investasi di pasar modal, saya tertarik dengan kemudahan pencairan dana yang bisa ditarik kapan saja. Iya sih, kalau nggak dimulai kapan lagi coba punya investasi di pasar modal. Saya sering diskusi dengan suami, kita jangan menganggap investasi di pasar modal itu trial and error  kok sepertinya gambling banget ya yang ada maju mundur cantik hihi. Makanya saya suka banget kalau ada workshop, event atau apalah namanya yang berkaitan dengan investasi, biar semakin mantap dan yakin dengan pilihan yang diambil. 

Seperti yang dikatakan oleh mas Ahmad Gazali seorang financial planner saat saya mengikuti event Mandiri Edukasi 2017 di Ice BSD minggu lalu. Ngatur uang itu sebenarnya mudah kata mas Ahmad, uang itu memang untuk dihabiskan. Tapi menghabiskan uang harus di jalan yang benar, jadi kita tetap merasa puas dan nggak menyesal dengan uang yang sudah kita habiskan. Benar juga sih, saya pernah merasa nyesal banget beli barang padahal lagi nggak butuh-butuh amat dan setelah dibeli baru deh nyesalnya datang kemudian, merasa sayang banget buang-buang uang beli barang yang nggak penting. Ini yang dimaksud mas Ahmad nggak dijalan yang benar kali ya. Invest the right way ! Ini yang saya ingat banget pesan mas Ahmad. Jadi kalau gajian yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah bayar hutang, saving, baru shopping. Bayar hutang dan menabung itu wajib.



Yang namanya mengatur keuangan itu nggak ada yang benar dan nggak ada yang salah. Tapi kalau selama ini sering dengar istri lah yang jadi mentri keuangan di rumah dan yang mengatur keuangan itu nggak sepenuhnya ya, karena meskipun istri yang mengurus keuangan bukan berarti suami nggak ada perannya. Suami harus tetap peduli dong dengan keluar masuknya keuangan di rumah tangga. Oh ya, pada sesi talkshow Mandiri Edukasi 2017 Ivy Batuta yang juga menjadi narasumber membagikan pengalamannya mengenai cara mengatur keuangan. Menurut Ivy setiap bulannya ia selalu menyisihkan penghasilannya untuk bayar asuransi, juga untuk tabungan khusus yang di koneksikan dengan investasi. Bagi Ivy bayar bayar asuransi, baya cicilan atau hutang, dan menabung itu wajib. Karena berdasarkan pengalamannya semasa kecil dimana orang tuanya sampai harus berhutang untuk biaya sekolah anak-anaknya, dan pengalaman ini tentunya tak ingin terjadi pada anak-anak Ivy. Makanya minimal 20 persen penghasilannya harus disisihkan buat investasi.

Menurut Pak Mauldy Rauf dari Manajemen Investasi Mandiri, investasi itu tergantung tujuan dan investasi itu nggak ada yang salah, yang salah justru orangnya. Kalau kita belum begitu familiar dengan produk investasi pilihlah produk investasi di pasar modal yang bisa dipercayakan kepada manager investasi, jangan khawatir produk investasi ini tetap diawasi OJK. Di Bank Mandiri ada yang namanya Mandiri Investasi. Yang paling fleksibel itu Reksadana. Kenapa fleksibel? Karena kita bisa ngatur sendiri, bisa dibeli setiap hari dan bisa dijual kapanpun. Uang nya juga bisa langsung di transfer kerekening kita saat itu juga. Oke banget ini, sepertinya saya tertarik banget dengan reksadana.

Bagaimana dengan tabungan anak sekolah? Pak Mauldy menjelaskan yang namanya tabungan anak sekolah sebaiknya jangan pakai tabungan karena bunganya kecil. Lagi pula tabungan itu tujuannya untuk transaksi, khawatir kalau dana pendidikan anak di sisihkan dengan memasukkan tabungan bisa terpakai untuk transaksi yang lain. Saran Pak Mauldy sebaiknya untuk dana anak sekolah pilih produk di pasar modal yaitu investasi untuk jangka panjang.

Komplit banget oleh-oleh yang saya dapat dari Mandiri Edukasi 2017. Kalau teman-teman masih membutuhkan info bisa tanya-tanya di akun sosmed nya Bank Mandiri atau ke cabang terdekat. Siapa tau masih penasaran atau mau langsung investasi jangka panjang. Yuk, buru-buru habiskan uang.




Share
Tweet
Pin
Share
4 Comments

Siapa sih yang nggak mau anaknya mendapatkan pendidikan yang layak untuk masa depannya kelak? Semua orang tua kalau ditanya seperti itu ya sudah pasti jawabannya sama, harapannya memang anak selalu sehat dan berpendidikan. Oke, kali ini saya akan lebih banyak bahas soal pendidikan. Bagi teman-teman yang sudah memiliki anak apa yang sudah teman-teman persiapkan untuk masa depannya? Kalau di list pastinya banyak banget kan ya. Tapi sejak hadir di Sun Life Edufair 2017 yang berlangsung tanggal 20-22 Oktober 2017 di Mall Kota Kasablanka kemarin saya jadi tahu kalau yang paling penting kita persiapkan sejak dini untuk anak kita adalah sekolah dan tabungan pendidikan. 

Sun Life Edufair 2017 adalah acara tahunan yang digelar untuk membantu para orang tua mendapatkan informasi seputar kebutuhan pendidikan anak. Tepatnya acara ini adalah pameran edukatif tahunan. Acara yang berlangsung selama 3 hari berturut-turut ini mempertemukan 20 sekolah formal dan 5 sekolah informal terbaik yang ada di wilayah Jabodetabek. Acara seperti ini menurut saya kesempatan yang tidak boleh dilewatkan oleh orang tua, apalagi orang tua yang sudah berencana mencari sekolah terbaik untuk anaknya tahun mendatang. Time flies so fast! Kata ibu saya yang memiliki anak 5 ibaratnya belum sempat nafas udah mikiran sekolah anak yang satunya haha. 


penyerahan sertifikat kepada 20 sekolah formal yang berpartisipasi di Sun Life Edufair 2017
Begitu juga yang dialami orang tua sekarang, apalagi yang namanya biaya pendidikan seperti harga property yang setiap tahun naik terus. Untuk itu kita sebagai orang tua harus mulai membuat perencanaan keuangan untuk pendidikan anak, perlu kalkulator pendidikan agar perencanaan keuangan menjadi lebih baik. Impian agar anak menjadi baik harus di implementasikan dengan memberikan mereka sarana sekolah yang terbaik pula. Pendidikan itu investasi masa depan, jadi nggak ada salahnya kalau kita beri yang terbaik buat mereka. 

booth sekolah
booth sekolah
Oh ya, di Sun Life Edufair 2017 selain ada pameran sekolah juga banyak juga diadakan kegiatan edukatif seperti parenting talkshow, school performance, generasi #lebihbaik competition, kids workshop dan ada juga celebrity performance. Komplit banget memang aktivitas yang ada di Sun Life Edufaor 2017 kemarin. Acara ini penuh dengan informasi, ilmu dan hiburan buat orang tua dan anak. Ini sesuai dengan komitmennya Sun Life yang ingin memberikan pemahaman mengenai perkembangan dunia pendidikan terus menerus dan berharap dengan acara ini banyak keluarga Indonesia yang sadar untuk memulai menyusun perencanaan keuangan untuk pendidikan anak-anaknya. Makanya orang tua diberi kesempatan untuk menggali lebih banyak lagi informasi pendidikan,  tren pendidikan, dan pola asuh anak di era digital.


Mendidik Anak dengan Cinta

Ngomongin pola asuh, saya sempat mengikuti talkshow yang menghadirkan Kak Seto di Sun Life Edufair 2017. Menurut Kak Seto pendidikan dan pola asuh anak sebenarnya dimulai dari keluarga sendiri atau dari rumah. Anak jaman sekarang ini adalah generasi Titanium penuh dengan rasa penasaran dan aura kompetisi mereka tinggi. Makanya sebagai orang tua kita harus benar-benar bijak mendampingi. Semua anak pada dasarnya senang belajar, kalau ada anak yang tidak senang belajar berarti yang salah adalah lingkungannya. Mendidik anak itu harus dengan cinta kata Kak Seto. Jangan pernah merasa gengsi memberikan apresiasi kepada anak.


sesi talkshow, kiri Kak Seteo dan kanan Ibu Sherly Ge

Pernah nggak dongengin anak? Atau memang nggak pernah sama sekali? Sesekali perlu belajar sambil berinteraksi dengan anak dengan cara mendongeng, karena anak perlu suasana belajar yang menyenangkan dan belajar adalah hak anak-anak. Pada dasarnya semua anak dilahirkan sama, mereka terlahir jadi anak cerdas. Oleh karena itu sebagai orang tua kita harus memberikan suasana belajar yang efektif yaitu suasana belajar yang riang gembira. Jangan jejali anak dengan pembelajaran yang terlalu berat karena anak akan merasa terbebani. Satu lagi nih yang perlu kita ingat, anak adalah peniru terbaik. Jadi kalau anak dibesarkan dengan kekerasan maka saat dewasa nanti merkea akan melakukan hal yang serupa. Noted!


booth sekolah


Brighter Talent

Sun Life Financial Indonesia

Sun Life Financial adalah salah satu perusahaan asuransi yang yang concern dengan pendidikan. Bu Sherly Ge Chief Marketing Officer Sun Life Financial Indonesia mengatakan Sun Life punya komitmen untuk membangun keluarga Indonesia untuk mendapatkan generasi yang lebih baik. Bu Sherly lebih banyak menjelaskan tentang latar belakang diadakannya Sun Life Edufair dimana tahun ini adalah tahun kedua digelarnya Sun Life Edufair.

Pada kesempatan yang sama Sun Life juga meluncurkan sebuah portal Bright Education yaitu portal informasi yang menampilkan 25 sekolah di wilayah Jabodetabek yang bisa dijadikan referensi orang tua untuk memilih sekolah yang sesuai dengan minat dan aspirasi anak. Portal ini dilengkapi dengan fitur-fitur bermanfaat, yaitu:

  • Fitur Sekolah, berisi informasi lengkap tentang sekolah-sekolah yang berpartisipasi di Sun Life Edufair 2017.
  • Fitur Perbandingan, di sini orangtua bisa langsung membandingkan sekolah satu dengan sekolah lainnya, untuk mendapat pilihan sekolah yang tepat.
  • Fitur Kalkulator, nah ini fitur untuk estimasiin biaya sekolah yang dibutuhkan, buat nyusun perencanaann keungan juga bisa nih.
  • Fitur Artikel, berisi artikel-artikel informative seputar dunia pendidikan, anak, dan perencanaan keuangan.
salah satu sekolah yang ditampilkan di portal Bright Education, masih banyak sekolah lainnya yang bisa dijadikan pembanding

Jujur, acara Sun Life Edufair 2017 kemarin sangat membekas di hati saya terutama saat sesi talkshow mengenai pola asuh anak dan bagaimana sebenarnya cara mendidik anak dan membuat anak belajar dengan riang gembira tanpa keterpaksaan. Masih banyak saya lihat orang tua yang terlalu memaksakan kehendaknya soal pendidikan dan cara belajar anak. Kesimpulan yang bisa saya tarik adalah biarkan anak mendapatkan hak nya untuk belajar, kita sebagai orang tua mengikuti perkembangannya kemana minatnya, sekaligus persiapkan dana pendidikan untuknya kelak.



Share
Tweet
Pin
Share
6 Comments

Hujan deras minggu lalu banyak suka dukanya. Suka nya cuaca jadi adem soalnya udah lama nggak hujan. Saking kangennya dengan hujan begitu dia datang senangnya bukan kepalang. Tapi ada dukanya juga sih, jalan di komplek rumah jadi tergenang dan sepatu yang biasa saya pakai jadi rusak terendam genangan air. Huhu sedihnya padahal itu sepatu kesayangan yang sering saya pakai hampir setiap hari. Sebenarnya saya nggak menyalahkan hujan sih, memang di komplek saya paritnya udah banyak yang tersumbat jadi nggak bisa menampung air sebagaimana mestinya.

Saya sempat menyesali diri sendiri kenapa waktu hujan sepatunya nggak dibuka saja! Padahal keesokan harinya saya ada acara. Solusinya memang harus pakai sepatu lain. Well, sepertinya saya memang harus bongkar rak sepatu malam-malam, mau beli nggak mungkin karena waktunya udah mepet dan nggak bakal puas buat milih. Kata suami pakai yang ada aja, besok-besok baru deh cari sepatu lagi. Pas bongkar-bongkar rak sepatu mata saya tertuju pada satu kotak sepatu, langsung saya buka. Ternyata ini sepatu yang pernah dibeliin suami. Aih senangnya.

Saya baru ingat kalau setahun yang lalu suami pernah belikan sepatu kulit. Waktu itu suami lagi lihat-lihat harga sepatu kulit MatahariMall. Saya kira suami pengen punya sepatu kulit, ternyata itu sepatu buat saya. Saya sih nggak ngeh, biasanya kalau mau nawarin beli sesuatu selalu nanya, tapi kali ini enggak. Memang sih suami hafal banget semua ukuran istrinya hehe termasuk size sepatu.

Karena jarang dipakai, kalau nggak salah baru dua kali sih dipakai, jadi saya tempatkan dalam kotak dan sesekali saya bersihkan dan diangin-anginkan biar nggak lembab dan berjamur. Kalau hadiah dari suami pasti selalu dirawat dan dijaga. Entah kenapa suami memang suka sekali kalau saya pakai sepatu kulit, meski harganya kadang relatif mahal. Menurut suami sepatu kulit ini investasi jangka panjang karena awet dan kuat jadi nggak perlu sering-sering beli sepatu. I see, mungkin maksud suami biar istrinya nggak boros gonta ganti sepatu hihi. Maklumlah namanya wanita, nggak mau ketinggalan dong pengen punya sepatu nyaman dengan model terkini alias kekinian. 

Wanita memang suka gonta ganti tas, baju, sepatu itu ada alasannya. Pertama kali aktivitas yang padat, selain kerja juga arisan, kondangan dan pengajian. Ini bukan ngeles sih, tapi memang untuk datang ke masing-masing acara butuh sepatu yang sesuai dengan acara. Kan nggak mungkin sepatu kerja dipakai buat kondangan apalagi pakai sneaker ya kan. Makanya wajar kalau wanita butuh beberapa pasang sepatu, jadi jangan dianggap aneh atau terkesan berlebihan. Mungkin ada juga wanita yng memang hobi koleksi sepatu, karena mereka menganggap sepatu adalah fashion, jadi antara baju, rok, tas dan sepatu harus serasi. Bahkan sebagian orang menganggap itu prestise. 

Kalau saya sih nggak terlalu banyak koleksi sepatu makanya itu tadi sepatu kerendam air langsung nyesek haha. Tapi jadi ada hikmahnya juga kan kalau punya stok sepatu selain sepatu yang itu-itu saja, disaat yang satu medadak rusak ada penggantinya. Saya sangat berterima kasih sama suami yang udah ngasi hadiah sepatu kulit tahun lalu, jadinya saya nggak kewalahan cari sepatu ganti dadakan buat acara kemarin. So, teman-teman koleksi sepatunya udah berapa nih? Kalau udah kebanyakan jangan lupa sering-sering di cek ya soalnya musim hujan udara lembab, awas jamuran.



Share
Tweet
Pin
Share
2 Comments


Hah? CitraRaya bangun mal lagi? Kira-kira begitu lah reaksi saya sewaktu  mendapat undangan Press Conference Groundbreaking Mal Ciputra di CitraRaya Tangerang. Agak lebay ya? Tapi beneran deh, CitraRaya ini perkembangannya pesat banget. Padahal baru tahun lalu saya diajak Jalan dan Jajan di EcoPlaza pusat lifestyle nya CitraRaya Tangerang.  Sekarang malah bakal ada mal besar di CitraRaya Tangerang. Menurut Pak Budiarsa Sastrawinata, Managing Director Ciputra Group tujuan dibangunnya Mal Ciputra untuk melengkapi fasilitas yang sudah ada. Keberadaan mal sudah tepat karena populasi penduduk yang bertambah banyak, mengingat CitraRaya daerah urbanisasi.

Mal Ciputra Tangerang tidak berdiri sendiri karena mal terletak dalam 1 superblock yaitu mal, apartemen dan hotel. Nantinya ada 3 tahap pembangunan. Tahap pertama ditarget kan selesai dalam waktu 2 tahun. Selanjutnya untuk tahap kedua dan ketiga dibangun tergantung demand dari pasar.


Pak Budiarsa ( nomor 4 dari kiri)
Saat ini orang menjadikan mal bukan hanya sebagai tempat belanja saja, tapi juga tempat makan, nongkrong dan entertainment. Makanya Mal Ciputra akan bekerjasama dengan banyak tenant seperti Farmers Market, CGV Cinemas, Cun World, Fun & Fit, KiDZiLLA, dan masih banyak lagi.  Termasuk bekerjasama dengan department store. Konon katanya mal tanpa department store itu ibarat makan tanpa garam. Mal Ciputra akan bekerjasama dengan Matahari Department Store yang selama ini memang sudah punya hubungan baik sejak lama dengan Citra Raya.



Berdasarkan data matahari club sendiri membernya banyak berasal dari Cikupa dan sekitarnya. Dengan dibangunnya Mal Ciputra CitaRaya Tangerang tentunya masyarakat nggak perlu jauh-jauh ke mal   diluar CitraRaya. Memang benar sih, EcoPlaza yang baru dibangun saja udah crowded sampai teman saya yang ingin nongkrong disana bawa keluarga nya mesti pulang lagi karena untuk order makanan di salah satu outlet ngantrinya luar biasa.

Mal Ciputra akan dibangun diatas lahan seluas 4,5 hektar dikawasan Central Business District CitraRaya. Mal ini nggak cuma jadi ikon tapi juga sebagai pusat bisnis retail modern dan bakal menjadi destinasi baru di Kota CitraRaya dan sekitarnya. Mal Ciputra akan dibangun 6 lantai. Udah kebayang nih gimana besarnya dan bakal banyak tenant baik brand ternama maupun brand lokal.


Dengan dibangunnya Mal Ciputra CitraRaya Tangerang, maka semakin komplit pula fasilitas komersial untuk memenuhi lifestyle warga CitraRaya dan sekitarnya.



Share
Tweet
Pin
Share
2 Comments

Sekarang kalau ditanya apa sih enaknya jadi blogger? Saya kasi tau nih ya satu aja hihi, bisa visit pabrik. Lah visit pabrik aja bangga. Iya dong, ingat nggak jaman sekolah dulu kalau mau visit pabrik aja mesti ajuin proposal, itu juga belum tentu di approve. Jadi blogger nggak perlu ngajuin proposal or minta izin cuyy, kita mah diundang. Noted! Love banget deh jadi blogger. Selama jadi blogger saya sudah mengunjungi pabrik pembuatan handphone, pabrik susu, pabrik air mineral, pabrik pembuatan filter untuk mobil, dan sekarang pabrik pembuatan mobilnya. Senang banget sewaktu Mobil123.com Portal Otomotif No.1 di Indonesia dan ownernya komunitas Indonesian Social Blogpreneur (ISB) ngajakin saya, langsung samber lah kapan lagi dapat kesempatan seperti ini.


Jajaran Managemen PT. TMMIN
Saya dan teman-teman blogger berangkat ke Karawang Rabu pagi tanggal 18 Oktober 2017 dimana sebelumnya kami kumpul di Wisma Mampang untuk berangkat bersama-sama. Perjalanan ke Karawang ditempuh dalam waktu lebih kurang  3 jam. Lumayan sih waktu 3 jam bisa dimanfaatkan untuk tidur biar pas kunjungan pabrik pada fresh dan strong. Soalnya luas area yang akan dikunjungi sekitar 100 hektar hihi sambil jogging lah. Tiba di area kawasan industri Karawang kami langsung lunch di Telaga Desa, dan sesudahnya menuju Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Tiba di area lounge kami disambut oleh para jajaran manajemen PT. TMMIN diantaranya Pak Anang Sayogo, Bachtiar Willy, Arief Mustofa, dan Susilo. Thanks a lot bapak semua sudah menyambut kami.


Indra Prabowo
Acara dimulai dengan sambutan Mas Indra Prabowo perwakilan dari mobil123.com. Mas Indra berharap tema-teman blogger bisa mengksplor pengalamannya selama berkunjug ke pabrik Toyota, sampai sejauh mana PT. Toyota memproduksi mobil-mobil sampai 40 tahun di Indonesia. Dari pihak manajemen sambutan PT. TMMIN diberikan oleh Pak Anang. Dalam sambutannya Pak Anang mengatakan reputasi baik Toyota selama ini terbangun karena keberadaan media dan blogger, untuk itu mewakili PT. TMMIN Pak Anang mengucapkan terima kasih karena selama ini telah menjaga nama baik Toyota.

Well, setelah kami disambut dengan baik oleh jajaran manajemen TMMIN selanjutnya momen yang ditunggu-tunggu tiba. Kunjungan ke pabrik, siap-siap lihat pembuatan Innova dan Fortuner karena untuk Karawang Plant 1 yang kami kunjungi ini memang khusus memproduksi kedua mobil idaman saya ini. Oh ya, sebelum masuk pabrik kami mendengar arahan dulu dari pihak Toyota mengenai aturan yang harus diikuti selama masuk pabrik.

Kalau lihat babang lagi sendirian gini  di pabrik Toyota nggak boleh diajak ngobrol apalagi kenalan ya. Doi kerja!

Jadi beberapa aturan yang harus diikuti antara lain tidak mengajak para pekerja di pabrik ngobrol meskipun saling kenal, tidak memencet tombol-tombol yang ada di pabrik siapa tau penasaran pengen mencet hehe, ikuti petunjuk atau simbol-simbol yang ada di pabrik, ikuti karakter budayanya Toyota yakni aturan berjalan kaki. Selama berada di area pabrik ikuti jalur yang sudah ditetapkan atau ditentukan yaitu jalur berwarna hijau, kalauingin menyebrang pastikan kondisi aman terlebih dahulu dengan menunjuk lalu menyebrang. Sambil jalan tidak diperbolehkan bercakap-cakap dengan menggunakan hp dan tidak memasukkan tangan ke saku sambil berjalan, karena kalau tiba-tiba jatuh tangan bisa menahan nggak langsung kepala yang kena benturan.


Komplit dengan alat pelindung
Kami juga diwajibkan memakai alat-alat pelindung selama di pabrik seperti helmet, pelindung tangan, goggles,  juga guide phone untuk mendengar instruksi dari para leader yang membawa kami. Maklum saja namanya pabrik pasti bising, kita nggak bakal bisa dengar orang ngomong apa dengan jelas, makanya wajib pakai guide phone.

Proses produksi di pabrik Toyota terdiri dari proses Press, Welding, Painting, Assembling dan Quality ( Final Check).


1. Press Shop


Ini adalah tahap awal proses produksi dimaana dalam proses ini dimulai dari sebuah lembaran baja dengan berat sekitar 370kg yang dibutuhkan untuk membuat 1 unit mobil. Lembaran baja yang bentuknya masih berupa lembaran besar di proses dalam mesin stamping, di cetak untuk dijadikan komponen body yang terpisah, seperti menjadi bagian pintu mobil sampai dengan atap mobil. Proses selanjutnya adalah pemotongan, flange dan piercing untuk membuat lubang pada baut.



2. Welding Shop


Di area welding baja yang sudah di potong tadi digabungkan atau disatukan. Pekerjaan ini dilakukan oleh robot dan manusia. Ada sekitar 40an robot yang ada di welding shop untuk membantu para pekerja agar akurasinya lebih tepat, robot-robot ini di impor dari Jepang. Bagian body mobil yang sudah disatukan selanjutnya diperiksa kualitasnya dan diangkat untuk proses selanjutnya. 


Pak Yahya menjelaskan apa saja yang dikerjakan di area Welding



3. Paint Shop

Disini mobil disterilkan dengan suhu tinggi agar bersih dari kotoran dan minyak yang menempel. Proses ini dijelaskan oleh Pak Bachtisr W karena kami belum diperbolehkan masuk ke area ini mengingat waktu yang dibutuhkan akan banyak. Tahap proses painting: teridir dari : Clear, Base Color, Primer, Ed Cod, Plate. Proses pengecetan dilakukan dengan cara mobil dicelupkan kedalam cat dengan volume lebih kurang 13 liter cat.


4. Assembly Shop


Di tahap ini lebih tepat disebut tahap penyempurnaan. Semua komponen yang dibuat di shop sebelumnya dikumpulkan dan disatukan.  Proses ini harus benar-benar dikerjakan oleh ahlinya ya karena disinilah proses perakitan apalagi kalau mobil yang dikerjakan adalah pesanan pelanggan, mesin dan bagian-bagian yang dipasang harus tepat dan bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing.



5. Quality Control (Final Check)


Ini dia tahap akhir dari proses produksi, setelah semua komponen disatukan di assembly shop proses selanjutnya adala final check. Disini dlakukan final test seperti cek bagian interior, eksterior, kesesuaian warna, test rem mobil, kecepatannya juga test uji air seandainya hujan apakah air akan masuk kedalam mobil. 



Final Test - Beriman

Finally, saya dan teman-teman blogger bisa juga melihat semua proses prosuksi Innova dan Fortuner di pabrik Toyota.  Kesimpulannya untuk menghasilkan 1 unit mobil mulai dari proses yang masih berbentuk lempeng baja sampai finish itu membutuhkan waktu 22 jam. So wajarlah ya kalau dua mobil ini harganya mahal, proses pembuatannya juga detail banget.


Sebelum saya akhiri tulisan ini mumpung ingat hihi..ternyata ya mobil-mobil yang dibuat di pabrik Toyota ini bukan untuk dijual di Indonesia saja tapi juga diproduksi untuk negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, juga negara lain seperti Manila. Pantesan saya sempat heran kok mobilnya ada yang setir kiri juga. Salut deh untuk Toyota semoga selalu jadi kebanggaan.






Share
Tweet
Pin
Share
11 Comments

Apa bedanya Blogger dan Content Writer? Pekerjaannya ngapain saja ya? Akhirnya pertanyaan yang dulu sering muncul di kepala saya terjawab setelah saya mengikuti Seminar & Talkshow Idea Preneur yang diadakan oleh CNI bertempat di CNI Creative Center (C3 Building) Puri Indah, 20 Oktober 2017 kemarin. Saya sudah beberapa kali mengikuti acara yang diadakan CNI seperti ini. Yang penting kalau workshopnya berkaitan dengan dunia saya pasti saya langsung daftar dan nggak mau ketinggalan, baik itu temanya blogging ataupun sosial media.

Nah, kalau tema content writer ini memang sudah sejak lama ingin saya ikuti, makanya begitu dibuka pendaftaran  saya langsung daftar dan syukurnya terpilih untuk ikutan. Yang namanya niat ingin belajar saya biasanya suka penasaran kalau belum tercapai, seperti awal ngeblog. Setelah dipelajari dan sering ikutan workshop akhirnya nagih dan sampai sekarang jadi side job. Kalau content writer gimana ya.


di CNI Creative Center

Jadi menurut Ani Berta yang biasa saya panggil Teh Ani content writer mudah didapat kalau kita tau celahnya. Era digital peluang content writer sangat besar. Karena saat ini sebagian besar perusahaan sudah memiliki dan menggunakan website, dan tentu saja perlu content. Selain itu kebutuhan informasi semakin meningkat, setiap perusahaan dan orgnisasi memerlukan informasi dan publikasi atas semua kegiatan yang dilakukan. Disinilah peranan content writer mengisi content website perusahaan tersebut. Banyak perusahaan yang mencari content writer untuk mengisi content web mereka agar tidak kelihatan kaku.

Selain itu tidak hanya perusahaan saja yang memiliki web, tetapi tokoh, artis, atau pejabat juga memiliki website pribadi. Dan tidak semua pemangku kepentingan punya keahlian menulis. Biasa mereka mencari jasa content writer untuk mengelola web mereka. Content writer ini pekerjaannya bisa jangka panjang karena bisa jadi perusahaan, institusi pemerintahan ataupun tokoh yang sudah mempercayakan web nya kepada kita memperpanjang kontrak untuk terus mengelola web mereka.


Baca: Tips & Tricks Blogging Ala Alodita



Langkah Menjadi Kontributor Website

Untuk menjadi seorang kontributor website sebaiknya tentukan dulu tujuan kita apa. Apakah untuk menjadi content writer memang ingin mencari penghasilan atau karena sukarela. Boleh juga sih untuk di awal sifatnya sukarela dulu, misalnya menjadi content writer untuk website panti asuhan. Meskipun sukarela tapi pengalaman ini bisa menjadi portfolio kita kedepannya. Lumayankan kalau suatu saat mengajukan lamaran atau proposal kita sudah punya portfolio.

Kemudian kenali dulu website atau portal yang kita minati untuk menjadi content writer. Kenali bagaimana passion perusahaan tersebut, cari tahu bagaimana gaya bahasa yang digunakan, dll. Kita harus ikut bagaimana idealisme perusahaan tersebut. Beda banget kan sama blog pribadi hehe, kalau blog sendiri pastinya gaya bahasanya gue banget ya kan. 

Selanjutnya ajukan proposal penawaran kepada sejumlah perusahaan, jangan lupa lampirkan portfolio atau pengalaman menulis termasuk kita punya blog dengan alamat blog apa dan pernah bekerjasama dengan brand mana saja. Awali dengan mengisi konten gratisan sebagai portfolio, seperti yang saya tulis diatas kita bisa mengisi konten di website panti asuhan, dan sejenisnya. Pesan Teh Ani mengajukan proposal harus berbobot jangan terlalu singkat apalagi tanpa kata-kata pembuka, dan portfolio itu sangat penting sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk menerima kita menjadi kontibutor di web mereka.



Manfaatkan kanal citizen journalism di media mainstream, seperti Kompasiana, Indonesiana, Vivalog, Citizen6, dll. Dan jangan lupa share dan promosikan tulisan kita di sosial media,  agar para pembaca mengunjungi web yang sedang kita isi kontennya. Setelah semua tahap ini kita lakukan ada lagi nih yang perlu diperhatikan, yakni Do's dan Don't Saat Mengisi Konten Website.



DO's

  • Dalam mengisi konten website usahakan jumlah kata minimal 500 kata dan maksimal 1000 kata.
  • Tulisan sebaiknya reportase dengan merujuk kepada 5W ( Who, What, Where, When, Why) 1H ( How), tidak memasukkan unsur opini dan perasaan kecuali untuk feature story.
  • Sesuaikan gaya penulisan dengan ciri khas website atau portal 
  • Atur jadwal update sesuai kesepakatan kerjasama
  • Isi kanal-kanal website sesuai kategori yang dikuasai
  • Masukkan keywords yang tepat
  • Baca kembali tulisan setelah menulis draft
  • Sebaiknya hasil foto High Resolution, sebagai content writer kita wajib memasukkan foto yang related dengan tulisan kita

DON'Ts

  • Plagiat atau copy paste tulisan orang lain.
  • Menggunakan bahasa alay dan banyak singkatan
  • Memasukkan opini terlalu personal
  • Unsur kepentingan pribadi
  • Menyebut brand secara hard selling tanpa persetujuan pemilik website/potal
  • Diskreditkan orang lain
  • Keluar dari idealisme
  • Menuliskan berita atau opini tidak sesuai fakta atau tidak terverifikasi
Untuk mencari bahan konten bisa kita dapatkan melalui workshop, seminar, talkshow, lakukan wawancara dengan narasumber, baca buku, majalah, dengan mengikuti event , atau bisa juga dengan mengikuti diskusi forum secara live.


Benefit Menjadi Content Writer

Selain menambah penghasilan, menjadi content writer banyak benefitnya loh. Kita bisa mem-branding diri, jadi punya portfolio, hobi menulis terslurkan dan menghasilkan materi, tulisan kita bermanfaat untuk orang lain. Kemudian relationship jadi tambah luas, kita juga bisa meng-upgrade ilmu setiap saat, meningkatkan wawasan juga meningkatkan skill. 

Komplit deh ilmu yang saya dapatkan di Seminar & Talkshow Idea Preneur kemarin itu, jadi tahu seluk beluk content writer, siap-siap deh cari penghasilan tambahan.



Share
Tweet
Pin
Share
17 Comments

November ini JNE akan bertambah usia tepatnya tanggal 26 November 2017. Yeayy..nggak sabar pengen ngucapin Happy Birthday buat JNE yang ke 27. Tahun lalu untuk merayakan hari ulang tahunnya JNE  berbagi kebahagiaan dengan mengadakan program Harbokir. Kira-kira tahun ini ada kebahagiaan apalagi ya yang akan dibagikan JNE? Kita tunggu saja.

Tapi menjelang usianya yang ke 27 JNE melakukan kerjasama dengan Tokopedia dalam hal metode pembayaran. JNE ingin terus mengembangkan dan meningkatkan pelayanannya. Seperti kita ketahui selama ini JNE memberikan pelayanan dalam pengantaran berupa kecepatan, ketepatan, keamanan. Bapak M. Feriadi selaku Presiden Direktur JNE dalam sambutannya saat press conference 16 Oktober lalu di Kantor Pusat JNE mengatakan sekarang JNE akan menambah satu fitur lagi dimana untuk semua transaksi pembelian dari masyarakat yang berbelanja melalui Tokopedia akan mendapatkan kemudahan, dimana masyarakat bisa melakukan pembayaran melalui counter JNE yang kurang lebih jumlahnya ada 200 lokasi.


M. Feriadi

Kemudahan pembayaran melalui JNE dilakukan karena sejarang ini e-commerce tumbuh dan berkembang, seiring dengan pertumbuhan inilah JNE ingin memberikan kemudahan pada masyarakat dalam bertransaksi. Jadi kalau selama ini kerjasama JNE dan Tokopedia hanya dalam hal delivery dan pick up kiriman sekarang keejasamanya bertambah dalam hal kanal pembayaran. Sekarang untuk transaksi yang ada JNE sudah bisa melayani Tokopedia,  JNE juga menjual merchandise nya dengan membuka toko di Tokopedia, tinggal searching saja Toko JNE disana bakal kita temui berbagai merchandise JNE. Harapan Pak Feriady semoga kedepannya kerjasa dengan Tokopedia bisa ditingkatkan dan tentunya kebaikan ekonomi masyarakat Indonesia. Seperti momentum kerjasama ini harapannya agar perekonomian masyarakat Indonesia semakin bergairah.

Sementara itu Bapak William Tanuwijaya selaku CEO Tokopedia memaparkan bahwa saat ini Tokopedia sudah hadir di Indonesia lebih dari 8 tahun dengan misi turut serta menggerakkan roda perekonomian secara digital. Sudah ada sekita 2 juta masyarakat Indonesia yang memulai bisnis mereka bersama Tokopedia dan setiap bulannya ada 40 juta masyarakat Indonesia yang mengunjungi Tokopedia. Perkembangan e-commerce akhir-akhir ini sangat pesat, tapi berdasarkan data PwC melalui riset tahun 2016 Indonesia sebenarnya kontribusi transaksi e-commerce terhadap total retail di Indonesia baru 1 persen. Artinya di Indonesia 1 dari 100 transaksi sudah dilakukan secara online. Sebenarnya ini masih tertinggal di banding negara maju lain. Contohnya Amerika dan China angkanya sudah mencapai 14 persen, 1 dari 7 transaksi sudah dilakukan secara online. Hanya masalah waktu saja Indonesia juga akan mencapai seperti itu ujar Pak William.


William Tanuwijaya

Saat ini jumlah pengguna mobile di Indonesia sudah besar sekali, namun salah satu kendala untuk mencapai potensi transaksi e-commerce adalah jumlah pengguna bank di Indonesia atau yang sudah punya rekening di bank masih terbatas, hanya 36 persen dari penduduk dewasa yang memiliki akun bank. Oleh karena itulah Tokopedia bersama dengan para mitranya selalu berusaha mencari solusi bagaimana agar lebih banyak masyarakt Indonesia khususnya mereka yang belum punya akun bank bisa merasakan kemudahan dan kenyamanan berbelanja online.

JNE selama 8 tahun terakhir menjadi salah satu mitra terdepannya Tokopedia dalam hal pengiriman barang dari merchant kepada consumer. Melihat banyaknya gerai JNE yang ada tersebar di seluruh Indonesia ini akan menjadi sebuah potensi bagaimana jika gerai ini menjadi seperti mesin ATM bagi masyarakat Indonesia yang tidak punya akun bank. Jadi tinggal transaksi online saja di Tokopedia kemudian datang ke counter JNE untuk melakukan pembayaran. Harapan Pak William kerjama logistik dan e-commerce dengan JNE saat ini merupakan titik awal untuk kerjasama-kerjasama selanjutnya di masa mendatang. Tokopedia selalu menganggap misi menggerakkan roda perekonomian secara digital sendirian, harus dilakukan bersama dengan para stake holder lainnya.

Kerjasama JNE-Tokopedia Dalam Hal Pembayaran Resmi Diluncurkan

Senior Manager Marketing Communication JNE Bapak Mayland Hendar Prasetyo   Kerjasama eksklusif antar Tokopedia dan JNE masalah payment adalah lebih kepada fitur pembayaran. Semua chanel perwakilan JNE diseluruh Indonesia bisa digunakan untuk melakukan pembayaran Tokopedia. Pak Meyland juga menjelaskan bagaimana cara memanfaatkan fitur pembayarannya. Cara belanjanya sama seperti kita belanja online di Tokopedia. Setelah kita memilih chanel pembayaran JNE selanjutnya akan keluar kode pembayaran dan kode inilah yang dibawa ke counter JNE untuk melakukan pembayaran. Setelah selesai melakukan pembayaran otomatis barang yang kita pesan sudah dibayar.


Mayland Hendar Prasetyo



Jadi tambah mudah ya buat teman-teman yang suka belanja online, banyak pilihan pembayaran. Buat teman-teman di daerah yang belum punya rekening di bank bisa pilih kanal pembayaran melalui JNE. Oh ya, untuk pembayaran melalui JNE ini ada biaya administrasi 2 ribu rupiah, tapi kalau teman-teman belanja di Tokopedia dan melakukan pembayaran melalui JNE sampai dengan tanggal 31 Oktober 2017 bebas biaya adminstrasi loh. Yuk ah manfaatin promo free biaya administrasi nya.




Share
Tweet
Pin
Share
6 Comments
Newer Posts
Older Posts

Design Anti Ribet Cuma Pakai Canva

Design Anti Ribet Cuma Pakai Canva

Total Pageviews

Hello! I’m Tuty Queen

Hello! I’m Tuty Queen

Follow Me

  • instagram
  • facebook
  • twitter
  • pinterest

Categories

  • Asuransi
  • Canva
  • Dompet Dhuafa
  • Film
  • Food
  • Lingkungan
  • NPD
  • Sport
  • aplikasi
  • beauty
  • ekonomi
  • fashion
  • finance
  • halal lifestyle
  • health
  • hotel
  • kuliner
  • lifestyle
  • teknologi digital

Blog Archive

  • ►  2014 (6)
    • ►  November 2014 (6)
  • ►  2015 (37)
    • ►  March 2015 (1)
    • ►  May 2015 (3)
    • ►  June 2015 (5)
    • ►  October 2015 (3)
    • ►  November 2015 (7)
    • ►  December 2015 (18)
  • ►  2016 (167)
    • ►  January 2016 (11)
    • ►  February 2016 (16)
    • ►  March 2016 (21)
    • ►  April 2016 (15)
    • ►  May 2016 (11)
    • ►  June 2016 (16)
    • ►  July 2016 (6)
    • ►  August 2016 (7)
    • ►  September 2016 (10)
    • ►  October 2016 (20)
    • ►  November 2016 (18)
    • ►  December 2016 (16)
  • ▼  2017 (176)
    • ►  January 2017 (12)
    • ►  February 2017 (14)
    • ►  March 2017 (11)
    • ►  April 2017 (16)
    • ►  May 2017 (14)
    • ►  June 2017 (14)
    • ►  July 2017 (6)
    • ►  August 2017 (21)
    • ►  September 2017 (10)
    • ▼  October 2017 (20)
      • Pristine 8+ Air Alkali Untuk Kesehatan
      • Kolaborasi Blue Bird dan Unilever Untuk Meningkatk...
      • Yuk Dukung Kemitraan Philips Lighting Indonesia da...
      • Michelin Safety Academy Beri Edukasi Pelatihan Ber...
      • Ngobrol Bareng BKF Soal Keuangan Negara di Fiscal ...
      • Hunian Nyaman dan Strategis di Jakarta
      • Kenapa Perlu Travel Insurance
      • Sinar Mas dan Kontribusinya Selama 79 Tahun
      • Dengan RHB TradeSmart Trading Saham Jadi Mudah Cep...
      • Untungnya Nabung di SOBATKU Bisa Ikut Program Undi...
      • Diskusi Pembangunan Ekonomi Baru dan Perwujudan In...
      • Tokopedia Menambah Kanal Pembayaran Melalui JNE
      • Tips & Tricks Menjadi Content Writer Ala Ani Berta
      • Mengunjungi Toyota Motor Manufacturing Indonesia d...
      • Groundbreaking Mal Ciputra CitraRaya Tangerang
      • Hadiah Sepatu Kulit Dari Suami
      • Sun Life Edufair 2017: Persiapkan Masa Depan Anak ...
      • Oleh-Oleh Dari Mandiri Edukasi 2017: Habiskan Saja...
      • My Generation Film - Hello Anak Zaman Now dan Ortu...
      • Home Is Where Your Heart Is
    • ►  November 2017 (15)
    • ►  December 2017 (23)
  • ►  2018 (171)
    • ►  January 2018 (9)
    • ►  February 2018 (13)
    • ►  March 2018 (17)
    • ►  April 2018 (18)
    • ►  May 2018 (16)
    • ►  June 2018 (9)
    • ►  July 2018 (6)
    • ►  August 2018 (18)
    • ►  September 2018 (13)
    • ►  October 2018 (17)
    • ►  November 2018 (13)
    • ►  December 2018 (22)
  • ►  2019 (108)
    • ►  January 2019 (11)
    • ►  February 2019 (3)
    • ►  March 2019 (5)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  May 2019 (13)
    • ►  June 2019 (6)
    • ►  July 2019 (11)
    • ►  August 2019 (17)
    • ►  September 2019 (10)
    • ►  October 2019 (10)
    • ►  November 2019 (11)
    • ►  December 2019 (10)
  • ►  2020 (64)
    • ►  January 2020 (6)
    • ►  February 2020 (8)
    • ►  March 2020 (8)
    • ►  April 2020 (5)
    • ►  May 2020 (6)
    • ►  June 2020 (1)
    • ►  July 2020 (4)
    • ►  August 2020 (12)
    • ►  September 2020 (5)
    • ►  October 2020 (2)
    • ►  November 2020 (3)
    • ►  December 2020 (4)
  • ►  2021 (63)
    • ►  January 2021 (5)
    • ►  February 2021 (3)
    • ►  March 2021 (5)
    • ►  April 2021 (4)
    • ►  May 2021 (3)
    • ►  June 2021 (1)
    • ►  July 2021 (2)
    • ►  August 2021 (3)
    • ►  September 2021 (4)
    • ►  October 2021 (10)
    • ►  November 2021 (11)
    • ►  December 2021 (12)
  • ►  2022 (67)
    • ►  January 2022 (2)
    • ►  February 2022 (7)
    • ►  March 2022 (10)
    • ►  April 2022 (12)
    • ►  May 2022 (5)
    • ►  June 2022 (5)
    • ►  July 2022 (5)
    • ►  August 2022 (3)
    • ►  September 2022 (5)
    • ►  October 2022 (4)
    • ►  November 2022 (3)
    • ►  December 2022 (6)
  • ►  2023 (49)
    • ►  February 2023 (3)
    • ►  March 2023 (4)
    • ►  April 2023 (2)
    • ►  May 2023 (7)
    • ►  June 2023 (3)
    • ►  July 2023 (7)
    • ►  August 2023 (3)
    • ►  September 2023 (7)
    • ►  October 2023 (4)
    • ►  November 2023 (5)
    • ►  December 2023 (4)
  • ►  2024 (29)
    • ►  January 2024 (1)
    • ►  February 2024 (3)
    • ►  March 2024 (8)
    • ►  April 2024 (2)
    • ►  May 2024 (1)
    • ►  June 2024 (5)
    • ►  July 2024 (2)
    • ►  August 2024 (2)
    • ►  September 2024 (3)
    • ►  October 2024 (1)
    • ►  November 2024 (1)
  • ►  2025 (9)
    • ►  January 2025 (4)
    • ►  February 2025 (3)
    • ►  March 2025 (1)
    • ►  May 2025 (1)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Member of

Member of


Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates