Makna hari ibu
multitasking
Selamat hari Ibu
Ibu Sosok yang Tak Tergantikan
Friday, December 22, 2017Selamat Hari Ibu. Setiap tahun tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu, dengan harapan semua orang bisa memaknai Hari Ibu mengingat bagaimana perjuangan dan pengorbanan seorang Ibu mulai dari kandungan sampai Ibu ikhlas melepaskan kita anak-anaknya melanjutkan hidup membina keluarga baru. Bagi saya setiap hari adalah hari Ibu, setiap hari saya selalu ingat pengorbanan Ibu.
Saya ingat betul bagaimana Ibu saya menjadi wanita multitasking yang sampai sekarang masih membuat saya speechless. Ibu yang punya anak lima dan usia saya dengan kakak cuma jarak satu tahun dan jarak dengan adik dibawah saya dua tahun, begitu pula jarak antar adik saya yang satu dengan lain juga terpaut satu tahun. Ibu mampu mengerjakan pekerjaan rumah sendiri. Bisa dibayangkan bagaimana repotnya Ibu saya.
Saya nggak pernah melupakan sedikitpun kebersamaan saya dengan Ibu, bagaimana masa kecil saya hingga saya dilepaskan menjadi seorang istri bagi suami saya. Sewaktu Ibu mengandung adik paling bungsu, Ibu mengurus kami keempat anaknya dalam keadaan hamil tanpa bantuan asisten rumah tangga. Pernah pakai asisten rumah tangga untuk mencuci dan menyetrika, tapi Ibu tidak puas dengan hasilnya.
Ibu saya tipe orang yang apa apa harus rapi, bersih, dan cekatan. Makanya di rumah saya itu percuma pakai asiten rumah tangga karena Ibu bakal stres kalau hasil setrika nggak rapi dan cucian nggak bersih, hehe. Bisa-bisa Ibu mengulangi lagi pekerjaan si mbak nya. Berkali-kali Ayah mengingatkan agar Ibu pakai jasa ART tapi memang Ibu yang nggak mau karena merasa mampu mengerjakan semuanya, dan Ibu sering bilang nggak enak dilihat mata kalau lihat baju anaknya nggak bersih dan nggak rapi. Ya, begitulah Ibu nggak rela kalau pakaian yang dikenakan anak-anaknya tanpa sentuhan tangannya.
Baca juga: Doa dari Balik Jendela
Itu masih soal pakaian dan beberes rumah. Belum lagi soal masakan. Sampai sekarang Ibu selalu masak sendiri nggak pernah beli. Kami anak-anaknya dibiasakan dengan masakan rumah, dengan alasan lebih sehat dan lebih terjamin kebersihannya. Ibu yang paham anak yang satu suka lauk apa yang satu lagi sukanya apa. Kalau di meja makan banyak lauk pauk seperti rumah makan Padang itu sudah biasa, karena ada anak yang alergi dengan udang Ibu sediakan lauk ikan dan begitu seterusnya masakan Ibu selalu bervariasi. Masakan Ibu memang selalu ngangenin.
Menjelang remaja Ibu mulai menanamkan aturan untuk saya. Kadang saya suka gerah dan sesekali memberontak. Sering terjadi perbedaan pendapat antara saya dan Ibu. Saya mengganggap aturan yang Ibu berikan terlalu berlebihan, tapi Ibu beralasan itu dilakukan karena saya anak perempuannya. Kadang suka timbul perasaan Ibu nggak adil saat itu, kenapa saya diperlakukan beda dengan adik-adik saya. Saya dididik terlalu keras bahkan kalau teman main ke rumah pun harus ada jam nya. Kalau sudah lewat jam main, teman saya harus pulang dan saya masuk ke rumah. Huhu bayangin gimana jenuh nya.
Saat memasuki bangku Sekolah Menengah Atas saya mulai pisah dengan Ayah dan Ibu karena harus mengenyam pendidikan di luar kota. Awalnya saya senang banget karena bakal jadi anak yang mandiri dengan aturan sendiri tanpa aturan Ibu. Tapi kenyataannya beda. Ketika Ibu dan Ayah mengantarkan saya ke rumah kos Ibu menitipkan saya kepada Ibu kos. Hati saya pilu, rasa sedih tak terbendung air mata pun mengalir begitu pun Ibu. Saya nggak sanggup lihat Ibu menangis.
Ketika jadi anak kos barulah berasa bagaimana nggak enaknya jauh dari Ibu. Hari-hari mengurus semua sendiri mulai dari pakaian sampai urusan makan. Paling nggak kuat saat malam tiba, kangennya luar biasa. Apalagi zaman saya belum ada handphone, kalau rindu saya harus cari wartel agar bisa menelfon Ibu dan Ayah, dan lokasi nya lumayan jauh. Tapi saya upayakan dalam seminggu tiga sampai empat kali memberi kabar. Saya tahu Ibu juga rindu.
Jujur, menuliskan semua tentang Ibu saya nyesek seperti tersekat, air mata nggak ada habisnya mengingat betapa besarnya kasih sayang Ibu. Tiga belas tahun Ibu sakit tapi tak pernah sekalipun ibu menyerah dan mengeluh, Ibu tetap mengurus sendiri kami anak-anaknya yang masih kecil. Ini yang nggak mungkin bisa terlupakan. Betapa beruntungnya saya dilahirkan dari rahim Ibu saya. Ibu punya tempat tersendiri di hati saya. Ibu sosok yang tak tergantikan.
Semoga siapapun yang masih memiliki Ibu, selalu membahagiakan Ibu. Jangan pernah tanya jadi Ibu rumah tangga pekerjannya ngapain saja, karena pekerjaan Ibu rumah tangga dimulai dari bangun paling awal dan tidur paling akhir setelah anak-anaknya tertidur. Ibu kita semua adalah the best mom.
Ibu saya tipe orang yang apa apa harus rapi, bersih, dan cekatan. Makanya di rumah saya itu percuma pakai asiten rumah tangga karena Ibu bakal stres kalau hasil setrika nggak rapi dan cucian nggak bersih, hehe. Bisa-bisa Ibu mengulangi lagi pekerjaan si mbak nya. Berkali-kali Ayah mengingatkan agar Ibu pakai jasa ART tapi memang Ibu yang nggak mau karena merasa mampu mengerjakan semuanya, dan Ibu sering bilang nggak enak dilihat mata kalau lihat baju anaknya nggak bersih dan nggak rapi. Ya, begitulah Ibu nggak rela kalau pakaian yang dikenakan anak-anaknya tanpa sentuhan tangannya.
Baca juga: Doa dari Balik Jendela
Itu masih soal pakaian dan beberes rumah. Belum lagi soal masakan. Sampai sekarang Ibu selalu masak sendiri nggak pernah beli. Kami anak-anaknya dibiasakan dengan masakan rumah, dengan alasan lebih sehat dan lebih terjamin kebersihannya. Ibu yang paham anak yang satu suka lauk apa yang satu lagi sukanya apa. Kalau di meja makan banyak lauk pauk seperti rumah makan Padang itu sudah biasa, karena ada anak yang alergi dengan udang Ibu sediakan lauk ikan dan begitu seterusnya masakan Ibu selalu bervariasi. Masakan Ibu memang selalu ngangenin.
Menjelang remaja Ibu mulai menanamkan aturan untuk saya. Kadang saya suka gerah dan sesekali memberontak. Sering terjadi perbedaan pendapat antara saya dan Ibu. Saya mengganggap aturan yang Ibu berikan terlalu berlebihan, tapi Ibu beralasan itu dilakukan karena saya anak perempuannya. Kadang suka timbul perasaan Ibu nggak adil saat itu, kenapa saya diperlakukan beda dengan adik-adik saya. Saya dididik terlalu keras bahkan kalau teman main ke rumah pun harus ada jam nya. Kalau sudah lewat jam main, teman saya harus pulang dan saya masuk ke rumah. Huhu bayangin gimana jenuh nya.
Saat memasuki bangku Sekolah Menengah Atas saya mulai pisah dengan Ayah dan Ibu karena harus mengenyam pendidikan di luar kota. Awalnya saya senang banget karena bakal jadi anak yang mandiri dengan aturan sendiri tanpa aturan Ibu. Tapi kenyataannya beda. Ketika Ibu dan Ayah mengantarkan saya ke rumah kos Ibu menitipkan saya kepada Ibu kos. Hati saya pilu, rasa sedih tak terbendung air mata pun mengalir begitu pun Ibu. Saya nggak sanggup lihat Ibu menangis.
Ketika jadi anak kos barulah berasa bagaimana nggak enaknya jauh dari Ibu. Hari-hari mengurus semua sendiri mulai dari pakaian sampai urusan makan. Paling nggak kuat saat malam tiba, kangennya luar biasa. Apalagi zaman saya belum ada handphone, kalau rindu saya harus cari wartel agar bisa menelfon Ibu dan Ayah, dan lokasi nya lumayan jauh. Tapi saya upayakan dalam seminggu tiga sampai empat kali memberi kabar. Saya tahu Ibu juga rindu.
Jujur, menuliskan semua tentang Ibu saya nyesek seperti tersekat, air mata nggak ada habisnya mengingat betapa besarnya kasih sayang Ibu. Tiga belas tahun Ibu sakit tapi tak pernah sekalipun ibu menyerah dan mengeluh, Ibu tetap mengurus sendiri kami anak-anaknya yang masih kecil. Ini yang nggak mungkin bisa terlupakan. Betapa beruntungnya saya dilahirkan dari rahim Ibu saya. Ibu punya tempat tersendiri di hati saya. Ibu sosok yang tak tergantikan.
Semoga siapapun yang masih memiliki Ibu, selalu membahagiakan Ibu. Jangan pernah tanya jadi Ibu rumah tangga pekerjannya ngapain saja, karena pekerjaan Ibu rumah tangga dimulai dari bangun paling awal dan tidur paling akhir setelah anak-anaknya tertidur. Ibu kita semua adalah the best mom.
18 comments
Ibu memang keren. Bisa mengerjakan lebih dari 1 pekerjaan dalam 1 waktu.
ReplyDeleteIya..padahal aku blom punya anak aja suka repot tak menentu, ibuku anaknya 5 semua dikerjakan sendiri huhu malunya aku :(
Deleteaturan ibu ga boleh begini-begitu baru bisa kita pahami sekarang ya. Oh jadi begini tho kenapa ibu dulu melarang anak cewe pulang malam. Heuuu jadi merasa bersalah dulu su'udzon ke ibu.
ReplyDeleteNah iya, dulu ngerasa di kekang padahal demi kebaikan anak perempuannya.
DeleteAmel kalau denger lagu Melly judul Bunda suka terharu,,inget alm.Mama.
ReplyDeleteAkupuun..pasti langsung mewek
DeleteSetelah menikah saya jauh dari ibu, kerasa banget emang gak enaknya mbak. Sat ibu berkunjung berasa banget kehadirannya berarti TFS :)
ReplyDeleteIya..ketika ibu berkunjung senang banget ya..pas mau balik lagi duuh sedihnya berat banget.
Deletewalau udah segede gini masih pengen manja-manjaan sama ibu ya... rebutan sama cucunya :)
ReplyDeleteHihi iya suka jealous kalo nggak dimanja :)
DeleteIbu jaman dulu beda dengan ibu jaman now dong, kalau ibunya mbak Tuty ga suka makanan beli bener banget tuh supaya terjamin kebersihan dan tetap menjaga kesehatan buat anak-anaknya ya. Sementara aku, lebih suka beli makan karena banyak malasnya kalau buat masak hahahaha. Duhhh aku udh bisa ngebayangin bagaimana bersihnya rumah ibunya mbak, karena suka rapi, bersih dan bebenah ya. Kudhu dicontoh nih hehe
ReplyDeleteAkupuun bisa dihitung dalam sebulan cuma berapa kali masak :D
Deletekalo nangis pas nulisnya pasti nakal ini dl sama mamaknya hehehe, iya ya selalu haru kalo mengingats emua kebaikan orang tua
ReplyDeleteHaha nggak nakal mak, cuma beda pendapat aja *ngeles
DeleteIbu selalu menjadi yang paling disebelin di keluarga, karena cerewet.
ReplyDeleteTetapi juga paling di kangenin karena kasih sayang dan perhatiannya untuk keluarga.
Iya bener banget :D
Deletesetuju mb.. sehat selalu y ibu
ReplyDeletesama, aku sejak smp ga tinggal sama ibu.. dan itu kerasa bgt g enaknya:(
sehat selalu ya ibu
ReplyDeletebtw sama aku sejak smp ga sm ibu. kerasa banget