Perangi Kelaparan Balita Lewat Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia

Sarapan sebelum berangkat ke sekolah, anak dapat menerima pelajaran dengan baik  M emperingati 75 tahun Hari Kemerdekaan RI saya ingin memak...

Sarapan sebelum berangkat ke sekolah, anak dapat menerima pelajaran dengan baik 
Memperingati 75 tahun Hari Kemerdekaan RI saya ingin memaknai kemerdekaan dengan merdeka yang sesungguhnya bagi diri saya. Merdeka bagi saya bisa leluasa berkreasi tanpa ada batasan, bebas mengutarakan pendapat lewat tulisan. Yups, merdeka yang kita raih pada masa perjuangan identik dengan kebebasan, bebas dari belenggu penjajah. Tapi sadarkah kita kalau saat ini kita belum sepenuhnya merdeka, masih banyak balita kita yang kelaparan. 


Bagaimana Kelaparan Bisa Terjadi? 

Pangan adalah kebutuhan dasar manusia, dan pemenuhannya merupakan hak asasi manusia. Berdasarkan Indeks Kelaparan Global 2019, Indonesia menghadapi masalah kelaparan serius. Kelaparan dibagi menjadi 2 yakni:

  1. Kelaparan karena kemiskinan. Dampaknya 40-50% anak tidak sarapan sebelum berangkat ke sekolah. 
  2. Kelaparan tersembunyi (hidden hunger). Kelaparan ini merupakan fenomena anak kekurangan vitamin dan mineral yang menyebabkan stunting. 

2 Jenis Kelaparan
Yang paling menyedihkan kasus kelaparan pada balita justru banyak terjadi di wilayah penghasil pangan seperti, Cianjur (41,76%), Brebes (43,62%), Subang (40,47%), dan Grobogan (54,97%). Wilayah-wilayah ini memiliki persentase jumlah balita pendek di atas prevalensi nasional berdasarkan Riskesdas 2013. Kalau dilihat dari fenomena ini meski berada di wilayah pangan tapi anak-anak tidak mendapatkan makanan sehat yang mencukupi gizi mereka. Ditambah lagi saat ini kita masih masa pandemi yang menyebabkan akses pangan menurun, risiko kekurangan gizi pada anak-anak bisa meningkat. 

Karena latar belakang masih banyak balita belum merdeka pangan dan keinginan agar anak-anak Indonesia merdeka dari lapar, Foodbank of Indonesia (FOI) terus bergerak untuk membuka akses pangan balita agar tidak ada lagi kelaparan sehingga bisa mencapai impian bangsa merdeka 100%. 


Sesi foto bersama dengan seluruh panitia kegiatan deklarasi (Kemeja putih) Sekjen FOI Pusat, Kholid Novianto.   
 

Foodbank of Indonesia bergerak dalam redistribusi makanan berlebih sebagai upaya untuk mencegah kemubaziran pangan dan membuka akses pangan bagi kelompok rentan, salah satunya para balita di Indonesia.


Foodbank of Indonesia (FOI) merupakan organisasi sosial nirlaba yang berdiri pada tanggal 21 Mei 2015 di bawah Yayasan Lumbung Pangan Indonesia. Selama lima tahun terakhir ini, FOI konsisten dalam membantu masyarakat untuk dapat mengakses pangan secara adil khususnya pada kaum dhuafa dan anak-anak melalui program-program pendampingan masyarakat berbasis pangan, yaitu Sayap dari Ibu (SADARI), program Mentari Bangsaku (MB), dan program Pos Pangan.


Salah satu langkah yang dilakukan oleh FOI adalah Deklarasi Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia. 


Pembagian makanan tambahan untuk anak-anak bersama perwakilan JNE untuk nasabah Foodbank of Indonesia (FOI)

Deklarasi Aksi 1000 Bunda 

Selasa, 18 Agustus 2020 saya mengikuti Zoom Meeting Deklarasi Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia di 45 titik di Indonesia. Konferensi pers virtual Deklarasi “Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia” dihadiri

oleh:

  1. M. Hendro Utomo - Founder Foodbank of Indonesia
  2. Wida Septarina - Ketua Yayasan Lumbung Pangan Indonesia
  3. Lenny N. Rosalin - Deputi Tumbuh Kembang Anak KemenPPPA
  4. Nurholis Sukmayanti - Relawan FOI & Bunda PAUD


Gerakan “Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia” ini sebagai bentuk gerakan dalam memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75. FOI mengajak masyarakat untuk bergerak dengan semangat nasionalisme berupaya memerangi kelaparan pada balita di Indonesia, bersama-sama memerdekakan balita dari kelaparan. Gerakan ini mengajak para bunda (Kader, Paud,

Taman Baca Masyarakat). 


Teks Deklarasi Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia 

Wida Septarina dalam paparannya mengatakan, memberikan sarapan kepada anak sebelum berangkat sekolah sangat penting agar anak bisa menerima pelajaran dengan baik karena anak adalah generasi emas. Kemudian menurut ibu Lenny N. Rosalin Deputi Tumbuh Kembang Anak KemenPPPA, periode anak-anak usia balita terutama di 1000 hari pertama adalah penentu kecerdasan anak-anak dan menjadi bekal mereka di masa depan. Untuk itu peranan keluarga sangat penting karena keluarga adalah pengasuh pertama dan pengasuh utama. 


Wida Septarina, saat Zoom Meeting Deklarasi Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia 


Lenny N Rosalin, pada saat Zoom Meeting Deklarasi Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia 


Selain Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia, FOI juga melakukan rangakain kegiatan seperti Ekspedisi Kemerdekaan 100%. Ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan untuk memerangi kelaparan dan membuka akses pangan pada balita melalui gerakan “Aksi 1000 Bunda”. Ekspedisi ini dilakukan di 7 Provinsi yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, dimulai tanggal 15 Agustus 2020 hingga 21 Agustus 2020.


Kegiatan selama ekspedisi akan dilakukan dialog bersama para relawan Foodbank of Indonesia, Komunitas Nelayan dan Aktivis Perempuan di 6 lokasi, yaitu :

● Banten: 15 Agustus 2020

● Semarang: 15 Agustus 2020

● Demak: 16 Agustus 2020

● Surabaya: 17 Agustus 2020

● Gilimanuk: 18 Agustus 2020

● Jogja: 20 Agustus 2020

● Bandung: 21 Agustus 2020


Semoga kita semua masyarakat Indonesia saling gotong-royong menanggulangi masalah kelaparan khususnya anak-anak Indonesia. Anak terlindungi maka Indonesia semakin maju. Semoga kita lekas merdeka dari kelaparan. 


You Might Also Like

15 comments

  1. Iya bener banget Mak, disaat merdeka sudah kita rasakan ternyata di balik sana masih banyak balita yang kelaparan, hiks.
    Salut buat acara keren Deklarasi Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia, yang perangi kelaparan balita, semoga dilancarkan semuanyaa yaa. Apalagi diberbagai kota.
    berkah buat semuanyaaa. Merdeka dari kelaparan..Merdekaa!!

    ReplyDelete
  2. Moris banget memang kalau di 75 tahun bangsa dan negara kita merdeka, masih ada anak yg kelaparan. Apalagi pemerintah kan mengucurkan dana langsung kepada masyarakat yg kurang mampu, baik itu untuk kesejahteraan, untuk sekolah, dll. Sampai dana desa, berapa persen kan ada untuk donasi masyarakat/renovasi, dll ya.

    Saya lihat sih di kampung saya aja, dapat uang BLT itu bukan untuk kesejahteraan anak dan keluarga, tapi konsumtif, seperti beli handphone gitu...

    ReplyDelete
  3. Kelaparan adalah salah satu masalah Indonesia saat ini. Indonesiaku cepat pulih ya. Tuntaskan kelaparan demi kesejahteraan masyarakat.

    ReplyDelete
  4. Sedih banget kalau ternyata memang kesetaraan kemampuan tidak merata di seluruh Indonesia yah kak. Anak-anak kan generasi penerus bangsa yang tentunya harus dijaga sebaik-baiknya. Kalau masih ada yang kelaparan, nelangsa rasanya :((
    Semoga kesejahteraan negeri kita ini bisa secepatnya merata ke seluruh penjuru yah kak

    ReplyDelete
  5. sedih mba kalau baca ada anak yang menderita gizi buruk :( makanya saya sering mengajarkan anak saya untuk menghabiskan makanan di piringnya

    ReplyDelete
  6. Jangankan di Indonesia, terkhusus di Lombok daerah pedalamannya aja masih ada kasus kelaparan :( semoga aksi ini bisa menjadi solusi atasi kelaparan balita di Indonesia ya mbak

    ReplyDelete
  7. 75 Tahun Indonesia merdeka memang masih banyak yang harus dibenahi apalagi masalah kelaparan. Hal ini menjadi tanggung jawab bersama untuk saling membantu.

    ReplyDelete
  8. kelaaran masih jadi PR bersama ya, meskipun kemerdekaan Indonesia sudah dideklarasikan sejak 75 tahun silam, tapi merdeka pangan masih saja terjadi, hikss.

    ReplyDelete
  9. Wah memang sih kalau kita mau membuka diri dan membaca lingkungan masih ditemukan yang kelaparan itu... Bersyukur ada orang yg masih peduli semoga program2 seperti ini menjadi inspirasi :D

    ReplyDelete
  10. Selalu ada ironi ya di kehidupan kita.
    Saat sudah merdeka 75 tahun, ternyata derita rakyat yang masih miskin belum juga bisa dihilangkan.

    ALhamdulillah banyak pihak yang peduli dengan ironi bangsa kita seperti aksi 1000 bunda ini

    ReplyDelete
  11. Miris yaa...
    Tapi memang realita negara Indonesia yang begitu luas, pasti masih ada yang belum merata perihal kesejahteraan.
    Semoga program kebaikan ini bisa berkelanjutan dan merata hingga ke pelosok negeri yang membutuhkan bantuan.

    ReplyDelete
  12. Wah sedih banget kalau masih ada yg mengalami kelaparan gini, apalagi balita ya Mbak T.T semoga kita semua bisa menanganinya dengan lebih komprehensif lagi....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak makanya FOI mengajak kita semua untuk bersama-sama memerangi kelaparan pada anak

      Delete
  13. Kok bisa ya kasus kelaparan pada balita malaj banyak terjadi di wilayah penghasil pangan? Apa orangtua gak sadar pangan pd balita atau bgmn hmnm

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena beras-beras dijual untuk biaya hidup mbak sementara anak-anak justru dikasi makanan instan yang nggak ada kandungan gizinya.

      Delete