Pages

  • Home

travel beauty


M
enjadi orang tua adalah suatu berkah. Dalam suatu keluarga, sudah kewajiban orang tua untuk memenuhi kebutuhan anak seperti sandang, pangan dan papan. Nah, menurut saya kebutuhan pangan merupakan prioritas utama karena berkaitan dengan kelangsungan hidup seseorang. Tanpa makan, makhluk hidup akan kelaparan dan lebih parahnya lagi bisa menyebabkan kematian. 

Berdasarkan indeks Kelaparan Global 2019 (GHI Index), Indonesia masih menghadapi masalah kelaparan yang serius. Harus kita sadari anak- anak dan balita adalah kelompok yang paling rentan mengalami kelaparan karena mereka hanya sebagai penerima makanan yang disediakan orang dewasa yang dalam hal ini adalah orang tua ataupun keluarganya. Tapi terkadang orang dewasa lalai akan kebutuhan gizi pangan anak dan balita karena berbagai alasan seperti kemiskinan dan minimnya pengetahuan tentang pangan. Kedua hal ini merupakan faktor utama penyebab kelaparan pada kelompok rentan tersebut.


Menurut Food Bank of Indonesia (FOI), ada sekitar 28% balita di Indonesia mengalami kelaparan pada saat pagi hingga siang hari. Dalam hal ini, kelaparan yang dimaksud adalah kondisi perut anak yang kosong sehingga dalam waktu yang lama akan menyebabkan gizi buruk pada anak dan balita. Apalagi saat pandemi Covid 19 seperti sekarang. Kemiskinan semakin meningkat dan ironisnya menurut Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) hampir tujuh juta anak di dunia mengalami stunting akibat gizi buruk. Mirisnya hal ini juga terjadi di Indonesia , negeri bahari dengan potensi kekayaan sumber daya laut yang luar biasa.

Foodbank of Indonesia (FOI) merupakan organisasi sosial nirlaba yang berdiri pada tanggal 21 Mei 2015 di bawah Yayasan Lumbung Pangan Indonesia. Selama lima tahun terakhir ini, FOI konsisten dalam membantu masyarakat untuk dapat mengakses pangan secara adil khususnya pada kaum dhuafa dan anak-anak. 

Berkaca pada masalah kelaparan pada anak dan balita, FOI bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian UGM mengadakan Rembuk Pangan Indonesia 4.0 secara virtual. Webinar ini dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2020 dalam rangka menyambut Hari Pangan Sedunia 2020 tanggal 16 Oktober dengan tema “Cegah Kelaparan Balita di Negeri Bahari”. Webinar ini menghadirkan 7 pembicara yang berkompeten dari berbagai sektor. Acara berlangsung lebih kurang 3 jam setengah dan serunya di akhir sesi ada demo masak mengolah bahan dasar laut bersama Chef Jo dari Beejay Chef.


FOI mengajak masyarakat untuk bergerak dalam “Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia” memerdekakan balita dari kelaparan . Menurut founder FOI, Hendro Utomo kegiatan ini dilakukan sebagai upaya FOI memerangi kelaparan pada balita untuk mencapai impian Indonesia merdeka. Hendro berharap kampanye ini dapat menginspirasi semua pihak untuk turut serta sesuai bidangnya masing-masing demi mendukung balita yang merupakan masa depan Indonesia.

Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Gajah Mada, menyatakan komitmen membuka akses pangan bagi kaum rentan khususnya balita dari FTP UGM tidak hanya melalui edukasi, tetapi juga gerakan makan ikan untuk 20.000 balita yang bekerjasama FTP.

Menurut Direktur Jenderal PDSPKP Kementrian dan Kelautan Ir.Artati Widiartati,MA bahwa gerakan memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) akan mendukung percepatan penurunan stunting sebesar 14% pada tahun 2024. Gemarikan memiliki posisi strategis dalam menjawab permasalahan nasional seperti pangan, kesehatan dan kecerdasan.

Ayo kita dukung aksi FOI ini. Sebagai negara dengan megabiodiversitas di dunia, semua pihak perlu bergerak bersama dengan melakukan aksi nyata menyelamatkan generasi Indonesia di masa depan. Mulailah dari kelompok yang terkecil dahulu misalnya dalam sebuah keluarga. 


Para orang tua harus aware dan bijak dalam mengolah pangan bagi anak dan balita agar tidak ada lagi kasus kelaparan dan gizi buruk pada balita.






Share
Tweet
Pin
Share
1 Comments

Sarapan sebelum berangkat ke sekolah, anak dapat menerima pelajaran dengan baik 
Memperingati 75 tahun Hari Kemerdekaan RI saya ingin memaknai kemerdekaan dengan merdeka yang sesungguhnya bagi diri saya. Merdeka bagi saya bisa leluasa berkreasi tanpa ada batasan, bebas mengutarakan pendapat lewat tulisan. Yups, merdeka yang kita raih pada masa perjuangan identik dengan kebebasan, bebas dari belenggu penjajah. Tapi sadarkah kita kalau saat ini kita belum sepenuhnya merdeka, masih banyak balita kita yang kelaparan. 


Bagaimana Kelaparan Bisa Terjadi? 

Pangan adalah kebutuhan dasar manusia, dan pemenuhannya merupakan hak asasi manusia. Berdasarkan Indeks Kelaparan Global 2019, Indonesia menghadapi masalah kelaparan serius. Kelaparan dibagi menjadi 2 yakni:

  1. Kelaparan karena kemiskinan. Dampaknya 40-50% anak tidak sarapan sebelum berangkat ke sekolah. 
  2. Kelaparan tersembunyi (hidden hunger). Kelaparan ini merupakan fenomena anak kekurangan vitamin dan mineral yang menyebabkan stunting. 

2 Jenis Kelaparan
Yang paling menyedihkan kasus kelaparan pada balita justru banyak terjadi di wilayah penghasil pangan seperti, Cianjur (41,76%), Brebes (43,62%), Subang (40,47%), dan Grobogan (54,97%). Wilayah-wilayah ini memiliki persentase jumlah balita pendek di atas prevalensi nasional berdasarkan Riskesdas 2013. Kalau dilihat dari fenomena ini meski berada di wilayah pangan tapi anak-anak tidak mendapatkan makanan sehat yang mencukupi gizi mereka. Ditambah lagi saat ini kita masih masa pandemi yang menyebabkan akses pangan menurun, risiko kekurangan gizi pada anak-anak bisa meningkat. 

Karena latar belakang masih banyak balita belum merdeka pangan dan keinginan agar anak-anak Indonesia merdeka dari lapar, Foodbank of Indonesia (FOI) terus bergerak untuk membuka akses pangan balita agar tidak ada lagi kelaparan sehingga bisa mencapai impian bangsa merdeka 100%. 


Sesi foto bersama dengan seluruh panitia kegiatan deklarasi (Kemeja putih) Sekjen FOI Pusat, Kholid Novianto.   
 

Foodbank of Indonesia bergerak dalam redistribusi makanan berlebih sebagai upaya untuk mencegah kemubaziran pangan dan membuka akses pangan bagi kelompok rentan, salah satunya para balita di Indonesia.


Foodbank of Indonesia (FOI) merupakan organisasi sosial nirlaba yang berdiri pada tanggal 21 Mei 2015 di bawah Yayasan Lumbung Pangan Indonesia. Selama lima tahun terakhir ini, FOI konsisten dalam membantu masyarakat untuk dapat mengakses pangan secara adil khususnya pada kaum dhuafa dan anak-anak melalui program-program pendampingan masyarakat berbasis pangan, yaitu Sayap dari Ibu (SADARI), program Mentari Bangsaku (MB), dan program Pos Pangan.


Salah satu langkah yang dilakukan oleh FOI adalah Deklarasi Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia. 


Pembagian makanan tambahan untuk anak-anak bersama perwakilan JNE untuk nasabah Foodbank of Indonesia (FOI)

Deklarasi Aksi 1000 Bunda 

Selasa, 18 Agustus 2020 saya mengikuti Zoom Meeting Deklarasi Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia di 45 titik di Indonesia. Konferensi pers virtual Deklarasi “Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia” dihadiri

oleh:

  1. M. Hendro Utomo - Founder Foodbank of Indonesia
  2. Wida Septarina - Ketua Yayasan Lumbung Pangan Indonesia
  3. Lenny N. Rosalin - Deputi Tumbuh Kembang Anak KemenPPPA
  4. Nurholis Sukmayanti - Relawan FOI & Bunda PAUD


Gerakan “Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia” ini sebagai bentuk gerakan dalam memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75. FOI mengajak masyarakat untuk bergerak dengan semangat nasionalisme berupaya memerangi kelaparan pada balita di Indonesia, bersama-sama memerdekakan balita dari kelaparan. Gerakan ini mengajak para bunda (Kader, Paud,

Taman Baca Masyarakat). 


Teks Deklarasi Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia 

Wida Septarina dalam paparannya mengatakan, memberikan sarapan kepada anak sebelum berangkat sekolah sangat penting agar anak bisa menerima pelajaran dengan baik karena anak adalah generasi emas. Kemudian menurut ibu Lenny N. Rosalin Deputi Tumbuh Kembang Anak KemenPPPA, periode anak-anak usia balita terutama di 1000 hari pertama adalah penentu kecerdasan anak-anak dan menjadi bekal mereka di masa depan. Untuk itu peranan keluarga sangat penting karena keluarga adalah pengasuh pertama dan pengasuh utama. 


Wida Septarina, saat Zoom Meeting Deklarasi Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia 


Lenny N Rosalin, pada saat Zoom Meeting Deklarasi Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia 


Selain Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia, FOI juga melakukan rangakain kegiatan seperti Ekspedisi Kemerdekaan 100%. Ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan untuk memerangi kelaparan dan membuka akses pangan pada balita melalui gerakan “Aksi 1000 Bunda”. Ekspedisi ini dilakukan di 7 Provinsi yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, dimulai tanggal 15 Agustus 2020 hingga 21 Agustus 2020.


Kegiatan selama ekspedisi akan dilakukan dialog bersama para relawan Foodbank of Indonesia, Komunitas Nelayan dan Aktivis Perempuan di 6 lokasi, yaitu :

● Banten: 15 Agustus 2020

● Semarang: 15 Agustus 2020

● Demak: 16 Agustus 2020

● Surabaya: 17 Agustus 2020

● Gilimanuk: 18 Agustus 2020

● Jogja: 20 Agustus 2020

● Bandung: 21 Agustus 2020


Semoga kita semua masyarakat Indonesia saling gotong-royong menanggulangi masalah kelaparan khususnya anak-anak Indonesia. Anak terlindungi maka Indonesia semakin maju. Semoga kita lekas merdeka dari kelaparan. 


Share
Tweet
Pin
Share
15 Comments
Older Posts

Hello! I’m Tuty Queen

Hello! I’m Tuty Queen

Follow Me

  • instagram
  • facebook
  • twitter
  • pinterest

Cara Mudah Membuat eBook di Canva

Cara Mudah Membuat eBook di Canva

Seedbacklink

Seedbacklink affiliate

Design Anti Ribet Cuma Pakai Canva

Design Anti Ribet Cuma Pakai Canva

Total Pageviews

Categories

  • Asuransi
  • Canva
  • Dompet Dhuafa
  • Film
  • Food
  • Lingkungan
  • NPD
  • Sport
  • aplikasi
  • beauty
  • ekonomi
  • fashion
  • finance
  • halal lifestyle
  • health
  • hotel
  • kuliner
  • lifestyle
  • teknologi digital

Blog Archive

  • ►  2014 (6)
    • ►  November 2014 (6)
  • ►  2015 (37)
    • ►  March 2015 (1)
    • ►  May 2015 (3)
    • ►  June 2015 (5)
    • ►  October 2015 (3)
    • ►  November 2015 (7)
    • ►  December 2015 (18)
  • ►  2016 (167)
    • ►  January 2016 (11)
    • ►  February 2016 (16)
    • ►  March 2016 (21)
    • ►  April 2016 (15)
    • ►  May 2016 (11)
    • ►  June 2016 (16)
    • ►  July 2016 (6)
    • ►  August 2016 (7)
    • ►  September 2016 (10)
    • ►  October 2016 (20)
    • ►  November 2016 (18)
    • ►  December 2016 (16)
  • ►  2017 (176)
    • ►  January 2017 (12)
    • ►  February 2017 (14)
    • ►  March 2017 (11)
    • ►  April 2017 (16)
    • ►  May 2017 (14)
    • ►  June 2017 (14)
    • ►  July 2017 (6)
    • ►  August 2017 (21)
    • ►  September 2017 (10)
    • ►  October 2017 (20)
    • ►  November 2017 (15)
    • ►  December 2017 (23)
  • ►  2018 (171)
    • ►  January 2018 (9)
    • ►  February 2018 (13)
    • ►  March 2018 (17)
    • ►  April 2018 (18)
    • ►  May 2018 (16)
    • ►  June 2018 (9)
    • ►  July 2018 (6)
    • ►  August 2018 (18)
    • ►  September 2018 (13)
    • ►  October 2018 (17)
    • ►  November 2018 (13)
    • ►  December 2018 (22)
  • ►  2019 (108)
    • ►  January 2019 (11)
    • ►  February 2019 (3)
    • ►  March 2019 (5)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  May 2019 (13)
    • ►  June 2019 (6)
    • ►  July 2019 (11)
    • ►  August 2019 (17)
    • ►  September 2019 (10)
    • ►  October 2019 (10)
    • ►  November 2019 (11)
    • ►  December 2019 (10)
  • ►  2020 (64)
    • ►  January 2020 (6)
    • ►  February 2020 (8)
    • ►  March 2020 (8)
    • ►  April 2020 (5)
    • ►  May 2020 (6)
    • ►  June 2020 (1)
    • ►  July 2020 (4)
    • ►  August 2020 (12)
    • ►  September 2020 (5)
    • ►  October 2020 (2)
    • ►  November 2020 (3)
    • ►  December 2020 (4)
  • ►  2021 (63)
    • ►  January 2021 (5)
    • ►  February 2021 (3)
    • ►  March 2021 (5)
    • ►  April 2021 (4)
    • ►  May 2021 (3)
    • ►  June 2021 (1)
    • ►  July 2021 (2)
    • ►  August 2021 (3)
    • ►  September 2021 (4)
    • ►  October 2021 (10)
    • ►  November 2021 (11)
    • ►  December 2021 (12)
  • ►  2022 (67)
    • ►  January 2022 (2)
    • ►  February 2022 (7)
    • ►  March 2022 (10)
    • ►  April 2022 (12)
    • ►  May 2022 (5)
    • ►  June 2022 (5)
    • ►  July 2022 (5)
    • ►  August 2022 (3)
    • ►  September 2022 (5)
    • ►  October 2022 (4)
    • ►  November 2022 (3)
    • ►  December 2022 (6)
  • ►  2023 (49)
    • ►  February 2023 (3)
    • ►  March 2023 (4)
    • ►  April 2023 (2)
    • ►  May 2023 (7)
    • ►  June 2023 (3)
    • ►  July 2023 (7)
    • ►  August 2023 (3)
    • ►  September 2023 (7)
    • ►  October 2023 (4)
    • ►  November 2023 (5)
    • ►  December 2023 (4)
  • ►  2024 (29)
    • ►  January 2024 (1)
    • ►  February 2024 (3)
    • ►  March 2024 (8)
    • ►  April 2024 (2)
    • ►  May 2024 (1)
    • ►  June 2024 (5)
    • ►  July 2024 (2)
    • ►  August 2024 (2)
    • ►  September 2024 (3)
    • ►  October 2024 (1)
    • ►  November 2024 (1)
  • ▼  2025 (36)
    • ►  January 2025 (4)
    • ►  February 2025 (3)
    • ►  March 2025 (1)
    • ►  April 2025 (1)
    • ►  May 2025 (2)
    • ►  June 2025 (8)
    • ►  July 2025 (10)
    • ▼  August 2025 (7)
      • Tenang Dulu, Baru Bahagia: Cerita di Balik Mini Se...
      • Rayakan Kemerdekaan, Saatnya Bisnis Layanan Keseha...
      • Layanan Pelanggan yang Nggak Bikin Menunggu Lama? ...
      • Belajar dari SMK Nurul Amaliyah: Stabilitas Intern...
      • Panen Ide Kreatif: Ketika Petani Milenial Go Digit...
      • Dari Warung Kupi ke Era Digital: Inspirasi Cek Rim...
      • Dari Bandung Menjelajah Dunia: Cerita Anggiasari d...

Contact Form

Name

Email *

Message *

Member of

Member of



Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates