Kampanye Global Belajar di Luar Sekolah

M oms , saat si kecil memasuki usia 3 atau 4 tahun pasti udah mulai berontak pengin main ke luar rumah. Main di dalam rumah dianggap a...


Moms, saat si kecil memasuki usia 3 atau 4 tahun pasti udah mulai berontak pengin main ke luar rumah. Main di dalam rumah dianggap area yang kurang menarik karena di usia segitu mereka ingin berkesplorasi. Di luar rumah mereka senang main di taman, main bebatuan, lari-larian bareng teman sesusianya, rasa ingin tahu atau kepo nya semakin tinggi. Ya, itu karena anak-anak sudah mulai punya keinginan untuk bersosialisai, punya teman main, bahkan sudah mulai nggak mau ditemani bermain oleh ibu nya selama ia bermain bersama teman.

Saat anak belum bersekolah aktivitas bermain mungkin lebih sering dan waktunya lebih banyak. Bagaimana dengan anak-anak yang sudah bersekolah? Terkadang jam pelajaran yang cukup panjang di sekolah belum lagi kalau ada peer yang harus dikerjakan saat di rumah membuat waktu bermain sangat terbatas. Padahal banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan anak saat bermain di luar rumah, tapi tetap ya moms kita harus mengawasi anak selama bermain.

Tau nggak moms, bermain dapat menimbulkan efek keceriaan bagi anak. Berlatar belakang karena banyak manfaat yang diperoleh anak dengan aktivitas belajar sambil bermain diluar rumah, maka lahirlah Kampanye Global Belajar di Luar Kelas atau Outdoor Classroom Day (OCD). Mungkin moms atau teman-teman pernah dengar ya gerakan Belajar di Luar Kelas ini, atau bisa jadi sudah ada diantara teman-teman yang anaknya sekolah di sekolah alam atau Sekolah Ramah Anak lainnya.

Belajar di Luar Kelas/Outdoor Classroom Day (OCD)

Belajar di Luar Kelas merupakan Kampanye Global untuk menginspirasi aktivitas belajar dan bermain di luar kelas, minimal 90 menit setiap hari. Lebih dari 20 negara di seluruh dunia melakukan Belajar di Luar Kelas, antara lain: Inggris, Australia, India, Colombia, Saudi Arabia, dan Amerika. Jutaan anak dari ribuan sekolah turut mengambil bagian dalam kampanye ini. Belajar di Luar Kelas dilakukan dengan mengintegrasikannya ke dalam proses pembelajaran dengan mengusung berbagai tema, di antaranya: climate change (adaptasi perubahan iklim) perilaku hidup bersih dan sehat, sarapan sehat setiap hari, pendidikan karakter, cinta tanah air, serta pelestarian permainan tradisional.
Keceriaan siswa-siswi SLBN Balikpapan yang berpartisipasi pada kampanye global Hari Belajar di Luar Kelas/OCDay yang secara serempak dilaksanakan di Indonesia dan di dunia
Belajar di Luar Kelas adalah hari untuk menginspirasi pembelajaran di luar kelas. Indonesia telah memulai OCDay sejak tahun 2017, yang diawali dengan kerjasama antara Deputi Menteri KPPPA Bidang Tumbuh Kembang Anak dengan Ketua OCDay Global yang berpusat di London yang disepakati pada saat pertemuan Child in the City Conference pada November 2016 di Belgia. Pada saat pertama kali berpartispasi, Indonesia menjadi kategori terbaik kedua setelah Inggris. Hal ini tercapai karena jumlah sekolah yang mengikuti dan melaksanakan OCDay di Indonesia semarak dengan berbagai tema. Indonesia sendiri merespon Kampanye Global tersebut sekaligus sebagai upaya mempercepat terwujudnya Sekolah Ramah Anak (SRA). Belajar di Luar Kelas dilakukan di Indonesia secara serentak pada tanggal 1 November 2018 selama 3 jam (jam 7-10 waktu setempat).

Kegiatan OCDay ini terselenggara atas kerjasama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama, serta didukung oleh Perkumpulan Kerlip (Keluarga Peduli Pendidikan) dan FGII (Federasi Guru Independen Indonesia). Pelaksanaan OCDay ini selaras dengan amanat yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo agar setiap sekolah melakukan proses pembelajaran di luar kelas lebih banyak dengan persentase 60% daripada belajar di dalam kelas. Hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran menjadi menyenangkan, tidak membosankan, sekaligus memberi tantangan yang berbeda bagi anak-anak. Belajar di Luar Kelas juga terselenggara dengan dukungan pemerintah daerah, antara lain: Papua, Halmahera Barat, Ambon, Sumba Barat Daya, Maros, Lombok, Surabaya, Malang, Bojonegoro, Brebes, Garut, Kota Bandung, Jawa Barat, DKI Jakarta, Cilegon, Banten, Metro, Pringsewu, Pekanbaru, Riau, Deli Serdang, Balikpapan, dll.

Penandatanganan Deklarasi Sekolah Ramah Anak (SRA) yang merupakan bagian dari OCDay oleh wali siswa-siswi SLBN Balikpapan, yang menunjukkan bahwa orang tua memiliki peran penting dalam kegiatan OCDay melalui Sekolah Ramah Anak
OCDay 1 November 2018 kemarin tercatat 3.464.843 anak-anak di 27.819 sekolah di seluruh dunia terlibat dalam OCDay. Sebanyak 927.395 adalah partisipan anak-anak di seluruh Indonesia yang mewakili 3.907 sekolah/madrasah di Indonesia. Mereka semua merayakan kegembiraan belajar di luar kelas pada, dan sekitar 1 juta anak ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, yang berasal dari lebih dari 10 ribu satuan Pendidikan di seluruh pelosok tanah air. Kampanye Global di Luar Kelas di Indonesia tahun ini serentak dipusatkan sekolah yang tersebar di beberapa lokasi di Indonesia, yaitu SMAN 2 Puspitek Serpong Tangerang, SDN 2 Bukittinggi, SLB Balikpapan, SMA Advent Manado, SDN 2 Lateri Ambon, dan YPK Kristus Jayapura.

Deputi Menteri PPPA Bidang Tumbuh Kembang Anak, Lenny N. Rosalin, menyatakan bahwa pelaksanaan OCDay melalui SRA merupakan salah satu upaya memenuhi hak anak dan melindungi mereka dari berbagai kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi selama berada di sekolah. Saat menghadiri kegiatan OCDay di SMAN 2 Tangerang Selatan Lenny N Rosalin menjelaskan bahwa salah satu indikator terbentuknya Sekolah Ramah Anak adalah kegiatan belajar di luar kelas. Sekolah Ramah Anak membantu mewujudkan kondisi aman, nyaman, serta dan menyenangkan, selama anak di sekolah. Karena itu, belajar di luar kelas sangat dibutuhkan untuk menunjang proses belajar ramah anak. Dengan demikian diharapkan kesehatan mental dan fisik anak-anak kita semakin baik. Membuat mereka semakin banyak melakukan aktivitas yang juga baik untuk tumbuh kembangnya. Sekolah Ramah Anak ini juga sudah luar biasa membantu menciptakan suasana belajar yang membangun karakter positif anak yang penuh persaudaraan dan keakraban. 

Siswa-siswi SLBN Balikpapan melakukan senam  Germas, yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Hari Belajar di Luar Kelas/OCDay pada hari Kamis 1 Nov 2018
Asisten Deputi Pemenuhan Hak Sipil, Informasi dan Partisipasi Anak KPPPA RI, Lies Rosdianty, pada OCDay di SLBN Balikpapan menyatakan bahwa belajar di luar kelas akan memberikan pengalaman yang baik untuk anak-anak. Dengan belajar di luar kelas, anak-anak dapat bersosialisasi dengan lingkungan di sekitarnya. Mereka belajar untuk bekerjasama, saling mendukung dan toleransi. Hal tersebut penting untuk bekal anak-anak di masa depan.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Yohana Yembise, yang menghadiri OCDay di SD Negeri 2 Lateri Ambon, berharap semakin banyak satuan pendidikan yang ikut berpatisipasi dalam OCDay. Diharapkan pula, aktivitas ini tak hanya dilakukan satu tahun sekali dengan inovasi beragam yang dilakukan oleh sekolah. Kampanye global ini perlu direspon secara positif. Saya berharap kegiatan ini akan semakin mendorong percepatan pembentukan dan pengembangan sekolah ramah anak agar semakin banyak anak yang terlindungi di sekolah.
(Kiri-Kanan) Kepala Dinas PPPA Balikpapan, Sri Wahjuningsih - Kepala Sekolah SLBN Balikpapan, Mulyono - Asisten Deputi Pemenuhan Hak Sipil Informasi dan partisipasi Anak KPPPA Ri, Lies  Rosdianty - Kepala Bidang Pemenuhan Hak Asasi Anak atas Pendidikan KPPPA RI, Indrawati pada saat serah terima piagam penghargaan dari KPPPA RI untuk SLBN Balikpapan yang telah berpartisipasi dalam kegiatan OCDay dan menjadi Sekolah Ramah Anak






Anak Memiliki Hak untuk Bermain

Bermain merupakan salah satu hak anak dimana selama bermain anak-anak belajar keterampilan dalam kehidupan seperti daya tahan, kerja sama, dan kreativitas. Dengan bermain, orang tua juga bisa melihat perkembangan anak. Sayangnya masih banyak yang mengabaikan dan menganggap anak bermain nggak ada manfaatnya. Padahal bermain itu naluri alamiah anak. Banyak orang tua yang khawatir kalau anaknya main takut jatuh, takut baju nya kotor, takut dipukul orang, takut jadi malas belajar, takut sakit, dan banyak ketakutan-ketakuan lainnya.

Saya senang sekali ada Kampanye Global di Luar Sekolah, apalagi saat ini kurikulum belajar anak sepertinya tambah berat. Saya melihat anak yang masih umur 7 tahun sekolah dari pagi sampai siang kemudian harus nyambung lagi belajar di masdrasah, saya mikir kapan mainnya nih anak. Belum lagi harus mengerjakan tugas dari sekolah. Seharusnya belajar itu menyenangkan bagi anak, jangan jadi beban.

So, buat kita semua para orang tua jangan lupa ya penuhi hak anak dalam bermain, karena kalau terlalu banyak larangan dan ketakutan anak bermain justru berdampak anak kurang bersosialisasi nantinya dan menghambat kemampuannya untuk mandiri juga membuat anak tidak peka terhadap lingkungan sekitar. 





You Might Also Like

35 comments

  1. Anak saya sekolah di sekolah alam TK B, Mbak. Jadi dia nggak asing dengan belajar di luar kelas. Biasanya pagi2 setelah pemanasan, nyiram tanaman n nyabuti rumput di kebun sekolah. Tiap Senin outbond di lapangan n kebun jati milik sekolah. Anak2 SD juga sudah mulai magang. Memang kalau yang masih asing akan menganggap 'ih ga belajar di kelas, ga disiplin', padahal mrk juga belajar dan bkn hanya belajar teori tp lgs praktek

    ReplyDelete
  2. Menarik ya Mbak konsepnya, jadi anak-anak tidak melulu boring di dalam kelas sehingga saat waktunya masuk kelas lagi akan lebih fresh menangkap pelajaran.

    ReplyDelete
  3. Setuju banget Mbaaak, bermain adalah hak anak, dan tanggung jawab orang tua juga untuk memenuhi hak dan kebutuhan anak ini :)

    ReplyDelete
  4. Semoga program OCday ini cepat masuk di jogja juga. Asyik banget kalau anak2 dikasih kesempatan belajar diluar sekolah. Biar nggak jenuh :)

    ReplyDelete
  5. Saya mendukung banget program ini. Nah, sekarang tinggal bagaimana prakteknya. Seringkali programnya udah bagus, tapi gak dipraktekkan

    ReplyDelete
  6. Belajar di luar kelas ni hobinya saya waktu ngajar dulu. Soalnya sering ngadepin anak-anak yang kinestetik. Pun, biasanya aktivitas ini bisa bikin anak yang berbagai karakter jadi mudah menyerap materi.

    ReplyDelete
  7. Model belajar di luar ruangan ini sepatutnya dibudayakan, karena sistem di sekolah pda umumnya masih sangat kaku, menurutku sih gitu. Pdhl kegiatan luar ruangan sekolah bsa merefresh pikiran siswa sekaligus mendapatkan pengalaman baru

    ReplyDelete
  8. waah keren nih ada belajar di luar sekolah, baru tahu program begini, kayaknya bisa jadi alternatif untuk anak-anak belajar dan menyerap ilmu ya

    ReplyDelete
  9. Bagus banget yaa konsepnya, belajar di luar kelas itu penting banget memang. Biar gak bosan duduk manis, mulut terkunci rapat dan menulis panjang2 terus ��.

    Anak-anak perlu belajar tentang lingkungan luar juga kan yaa. Ada banyak yg bisa dipelajari, contohnya belajar alam, warna, lalu lintas, permainan outdoor lainnya :)

    Dan kalau belajar di lingkungan itu lebih mudah diingat oleh anak2 juga sih.

    ReplyDelete
  10. Anakku udah mahasiswa semua. Tapi waktu SMP dan SMA sih sekolahnya dari pagi sampe sore Namun di sekolah mereka memang ada program pelajaran yg di luar kelas.Guru juga jarang banget ngasih tugas di rumah. Mungkin agar di rumah santai aja

    ReplyDelete
  11. Maak aku kagum sama dirimu :) semoga langgeng terus dan cinta2 terus.

    15 tahun waktu yang gak sebentar kaan.. hehehe..

    Punya banyak anak itu susah mayan susah bagi waktunya sama pasangan. (Lah curcol)

    ReplyDelete
  12. Bener banget, wali kelas Faiz juga mengingatkan soal waktu bermain di rumah supaya diberikan. supaya jatahnya belajar di sekolah ya, belajar. Dan ide untuk belajar out door menyenangkan banget ya, karena anak-anak bakal terjun ke lingkungan sosial, yang ketemunya ya, orang dan semua yang ada di lingkungan

    ReplyDelete
  13. Singkatannya OCD, hihi, aku malah keingetnya Obsessive Compulsive Disaster. Hehe.

    Btw, main di luar buat anak mmg banyak manfaatnya, walau kadsng khawatir dg berbagai hal. Apalagi skrg lg rame bgt hoax ttg lenculikan anak. Meresahkan bgt. Moga bisa diberantas itu biar ortu pd gk khawatir membiarkan anak main di luar

    ReplyDelete
  14. Saya selalu mendambakan sekolah seperti ini. Hanya saja kalau ada, biayanya besar juga. Bikin pusing kepala mamak yang ngatur duit hahah

    ReplyDelete
  15. Hak bermain pada anak wajib diberikan ya mba, sebagai pengimbang sistem pembelajaran yang kian padat materi. Sungguh tragis kalau masa kanak-kanak mereka terenggut oleh sesuatu yang sebenarnya merupakan ambisi orang tuanya.

    ReplyDelete
  16. Saya setuju, ide bermain dan belajar di luar sekolah menurut saya inovatif banget sekaligus mengikuti perkembangan zaman. karena kita tau kalau anak juga memiliki kecerdasan kinestetik yang juga harus di stimulasi dan dikembangkan, apalagi usia anak-anak adalah usia dimana perkembangan motorik nya memang lagi berkembang pesat. Seandaina jaman saya sekolah dulu sudah ada program pemerintah seperti ini pasti seru banget, karena keinget jaman dulu belajar di sekolah dair jam 7 pagi sampai 2 siang di sekolah, duhhh bosenin banget.

    ReplyDelete
  17. Aku setuju dengan kampanye belajar di luar kelas karena asik. Dulu jaman SMK, tiap hari belajarnya di luar area kelas dan diterapkan sistem belajar tutor sebaya. Kalau di kelas mulu nanti bakal bosen pakai banget soalnya.

    ReplyDelete
  18. Halo mba Tuty. Kebanyakan anak tentunya banyak yang milih untuk belajar di luar sekolah karena bsa juga bebas untuk mengekspresikan diri ya mba. Mereka pun jadi lebih puas untuk belajar dan bermain ya mba. Kampanye yang harus didukung :)

    ReplyDelete
  19. Si Kakak klo lihat temannya di luar langsung heboh, pengen main di luar juga.
    kalau di sekolahnya ada kegiatan di luar sekolah, saya yang semangat ingin ikut sertakan dia, biar tahu juga suasana luar kelas, gak bosan dalam kelas aja :)

    OCD ini belum menyeluruh ya Mbak, saya lihat daerah Sulawesi baru diwakili oleh Maros saja yah :)

    ReplyDelete
  20. Seru ya, main bersama di luar sekolah bikin sehat jiwa raga dan yang jelas hati bahagia

    ReplyDelete
  21. Perlu banget belajar di luar sekolah supaya anak-anak gak bosen ya. Alhamdulillah di sekolah anak2ku jg sering ada jadwal belajar di luar.

    ReplyDelete
  22. Sejak anak2 tk Paud sampai SMA, pasti suka acara belajar di luar kelas begini ya.. Seru dan banyak meninggalkan kesan positif bagi mereka

    ReplyDelete
  23. Wow, baru tau soal kampanye. Iya dong, belajar di luar jg penting buat anak. Moga makin meningkatkan kesadaran ortu ya utk memenuhi hak bermain anak.

    ReplyDelete
  24. Bagus juga bisa belajar di luar supaya gak bosen dan menikmati alam. Di sekolah anakku suka ada sesekali mereka belajarnya di luar kelas atau jalan di sekitar sekolah

    ReplyDelete
  25. Jadi teringat zaman sekolah dulu, mata pelajaran paling disukai adalah olahraga krn ada kesempatan keluar kelas plus mata pelajaran yg ada studi tournya :D
    Kalau skrng mungkin sekolah2 alam yg bisa memungkinkan belajar di luar kelas kyk gini kali ya :D

    ReplyDelete
  26. "bermain dapat menimbulkan efek keceriaan bagi anak"

    Oooh pantes aku ceria ya, kecilku bnyak bermain sih.. .. Hehehehe

    ReplyDelete
  27. Anak2ku pasti seneng banget deh kalo OCDay ini ada di sekolah mereka. Kalau field trip atau sejenisnya aja mereka antusias banget

    ReplyDelete
  28. Aku setuju banget sama kampanye ini soale pelajaran kelas 2 SD aja udah susah banget yes. Bagi saya pelajaran ini ga sesuai sama umur mereka makanya banyak anak yang ngeluh pusing.

    ReplyDelete
  29. Suka banget event semacam ini, anak-anak jadi banyak belajar ya Mba Tuti.
    Saya pun kalo deket mau banget mendukung

    ReplyDelete
  30. Outdoor class memang menyenangkan yaaa mba. Aku aja sukaaa walaupun udah tua hehehe

    ReplyDelete
  31. Bermain adalah cara anak untuk belajar.
    Memang keliatan sepele siih...tapi kalau memperhatikan anak-anakku main, suka amazing.
    Mereka bisa belajar berbagi, bergerak dan negosiasi sosialisasi.

    Kagum sama anak-anak pembelajar sjati ini...

    ReplyDelete
  32. Aku pernah ngerasain belajar di luar ruangan, tapi pas lagi kuliah. Hahhahahha. Telat amat yak :D Sekarang mah anak2 SD juga ada yang kayak gini, tapi sekolah2 alam biasanya sih.

    ReplyDelete
  33. Sebenernya jaman aku sD dulu, meski SD inpress aku ngerasain loh belajar di luar sekolah. Yaitu digabung dengan pelajaran pramuka dan itu di luar pelajaran sekolah. Jadi asyik banget pramuka jaman dulu tuh. Krn ga cuma belajar nyanyi dan tepuk tangan aja kegiatannya. Tapi belajar macem2 ttg alam sekitar

    ReplyDelete
  34. Bermain itu hak anak. Dan anak2 itu belajar banyak hal do luar ruangan

    ReplyDelete
  35. Emang seru ya alau belajar itu di dalam dan di luar ruangan seru banget kan ya, aku ngajar SDIT dulu sering belajar di luar ruangan, anak-anak enjoy

    ReplyDelete