Dibalik Keindahan Pepohonan Ada Proses Menanam

K alau dikasi pilihan sama suami mau liburan ke pantai atau naik gunung saya pasti bilang sama suami saya mending ke hutan deh yang ...



Kalau dikasi pilihan sama suami mau liburan ke pantai atau naik gunung saya pasti bilang sama suami saya mending ke hutan deh yang banyak pohonnya. Karena beberapa kali traveling ke pantai, saya masih merasa biasa aja malah nggak nyaman. Tapi beberapa kali liburan di area yang banyak pepohonan gitu kok ya senang banget, nyaman dan betah pengin berlama-lama. Beneran deh, tambah senang lagi kalau pengunjungnya sadar lingkungan dan peduli untuk tidak merokok. Sewaktu ke Taman Simalem pengunjung sama sekali nggak boleh merokok, puas banget menghirup udara segar.

Kerinduan akan suasana alam, pohon dan tanaman berawal dari kampung halaman sebenarnya. Rumah orang tua di kampung halaman banyak pepohonan dan tanaman. Ayah dan Ibu saya rajin banget nanam. Pohon, tanaman herbal, belum lagi bunga-bunga kesayangan ibu saya, lengkap deh. Halaman rumah kiri, kanan, depan, belakang, penuh dengan tanaman. Ngangenin banget kampung halaman saya ini.
staycation di salah satu hotel di Tangerang request view yang banyak pohonnya
Begitu tinggal di Tangerang saya agak sedikit stres karena rumah sama sekali nggak punya halaman. Duh, rasanya tandus banget. Belum lagi kalau lagi musim panas debu-debu di jalalanan bersorak gembira masuk rumah. Beneran bikin nggak nyaman, makanya jarang buka pintu rumah. Cara mengakalinya dengan nanam bunga di pot-pot kecil dan ditaruh di teras. Kalau kata ibu saya banyak tanam menyehatkan mata juga karena banyak bentuk dan warna yang dilihat. Saya sih penginnya nanam pohon juga biar depan rumah agak teduh dan menyaring debu.
Ngomongin tanaman saya salut dengan orang-orang yang peduli dengan lingkungan. Sadar nggak sih kalau pohon-pohon indah dan hijau yang kita nikmati keteduhannya dan kita hirup udara bersih dari oksigen yang dikeluarkannya ada proses menanam, nggak begitu saja disulap langsung jadi pohon besar. Semua nya butuh proses, mulai dari pembibitan sampai pohon ditanam hingga tumbuh besar. Yups, karena bagaimanapun pohon juga makhluk hidup uang perlu diperhatikan dan dirawat. Sama seperti kita manusia.
Trembesi bidikan suami
Kepedulian untuk menanam pohon untuk kehidupan juga dilakukan oleh perusahaan-perusahaan lewat program CSR nya. Seperti programnya Djarum Foundation yakni Djarum Trees For Life. Teman-teman ada yang sudah pernah dengar program ini? Djarum Trees For Life adalah sebuah program penghijauan yang dilakukan oleh Bakti Lingkungan Djarum Foundation, dimana salah satu programnya adalah penanaman pohon Trembesi.
Trembesi dikenal juga dengan nama Rain Tree. Berdasarkan data Djarum Tress For Life Trembesi ini bisa tumbuh mencapai 25 meter tingginya dan dengan diameter 30 meter. Trembesi ditanam di pinggir bukan hanya sebagai peneduh, tapi tentu saja karena pohon yang satu ini punya keunggulan. Trembesi merupakan jenis pohon yang mempunyai kemampuan menyerap karbondioksida dan udara yang sangat besar. Jadi program penanaman pohon Trembesi ini tujuannya untuk mengurangi pemanasan global yang diakibat kan oleh asap kendaraan, asap pabrik, dsb.
Saat ini program Djarum Trees For Life ini dilakukan di sepanjang 2150 km jalur Jawa-Madura, kemudian Lombok dan Sumatera. Trembesi mampu menyerap 2.600.000 ton CO2 setiap tahunnya. Kenapa jalur ini yang dipilih? Karena berdasarkan statistik data mudik Korlantas POLRI tahun 2017 saja setiap harinya diprediksi 20.000 - 100.000 kendaraan bermotor melintasi jalur Pantura Jawa. Bayangkan asap kendaraan yang dihasilkan. Duh, ini paru-paru kayak apa ya? Saya kadang suka mikir gitu, gimana nggak pada sesak nafas kalau asap kendaraan tambah banyak.
total pohon Trembesi yang ditanam sepanjang tahun 2010-2017 (Djarum Trees For Life)
Maka dari itu penanaman Trembesi dilakukan terencana, karena dapat mengurangi jejak karbon hingga 26%. Trembesi dan menekan polusi. Untuk itu wujud nyata dari komitmen Djarum Trees For Life dalam menghijaukan lingkungan dapat dilihat dengan terus bertambahnya penanaman Trembesi setiap tahun sejak tahun 2010.
Trembesi ini termasuk kategori tanaman pelindung yang "bandel", Trembesi dapat hidup di negara yang memiliki musim kering sekalipun bahkan dapat bertahan dalam musim kering hingga empat bulan dengan suhu 20-38 derajat celcius. Selain memiliki kemampuan menyerap karbon dengan baik Trembesi juga memiliki karakter daun yang sensitif terhadap cahaya dan dapat menutup bersama saat cucaca mendung, jadi kalau hujan air nya langsung turun ke tanah secara perlahan dan berperan mencegah timbulnya erosi di lingkungan sekitar.
Hebat ya Trembesi, mampu menyerap karbon, sebagai peneduh, mencegah erosi, dan banyak lagi manfaatnya untuk kehidupan kita. Saya mendukung upaya Djarum Foundation dengan program Djarum Trees For Life. Semoga proses menanam Trembesi ini mengurangi polusi dan dam pemanasan global jangka panjang.


You Might Also Like

2 comments

Canva Magic Write