Kiat Mengelola Keuangan Keluarga

M engapa kita perlu mengelola keuangan? Pertanyaan ini sontak membuat saya nggak bisa berkata-kata. Kalau saya jawab ' Yes' ken...


Mengapa kita perlu mengelola keuangan? Pertanyaan ini sontak membuat saya nggak bisa berkata-kata. Kalau saya jawab 'Yes' kenyataannya nggak begitu terkelola dengan baik, kalau saya bilang 'No' saya merasa sudah berusaha membenahinya dengan baik. So, apa dong yang menjadi parameter kalau keuangan keluarga sudah kita kelola dengan baik? 

Pas banget nih akhir Agustus lalu saya mengikuti Gathering Visa di RPTRA Ciganjur Berseri dengan tema Bijak Kelola Keuangan, Kunci Keluarga dan Masa Depan Sejahtera. Acara ini menghadirkan narasumber Prita Hapsari Ghozi, Financial Educator dan Gladies Rahman, Womenpreneur, juga dihadiri oleh ibu-ibu pengurus PKK dan dari HIMPAUDI (Himpunan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini). Gathering Visa kali ini merupakan bagian dari kampanye #IbuBerbagiBijak yang diadakan oleh Visa Indonesia. Dan tahun ini adalah tahun kedua. Well, sebelum saya bahas mengenai kiat mengelola keuangan yang dipaparkan Prita Ghozi, saya akan menginformasikan terlebih dahulu apa itu #IbuBerbagiBijak.



Kampanye #IbuBerbagiBijak

Adhe Hapsari, Head of Corporate Communication PT Visa Indonesia dalam sambutannya mengatakan kalau kampanye #IbuBerbagiBijak adalah kampanye yang diadakan oleh perusahaan teknologi pembayaran terdepan yakni Visa. Program ini adalah program literasi keuangan yang digelar dengan tujuan mengedukasi dan mendorong para perempuan untuk berbagi pengetahuan seputar literasi keuangan. Program yang telah berkolaborasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini telah menjangkau lebih dari 200.000 perempuan di seluruh Indonesia.

Literasi keuangan adalah tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai lembaga keuangan formal, produk dan jasa keuangan. Termasuk di sini adalah fitur, manfaat dan risiko, biaya, serta hak dan kewajiban dari produk dan jasa keuangan tersebut. (sumber: Strategi Nasional Keuangan Inklusif)

Kenapa program literasi keuangan ini menyasar perempuan? Tenyata menurut  hasil Survey Nasional OJK 2016 menunjukkan bahwa literasi dan inklusi keuangan perempuan di Indonesia masih rendah, yaitu sebesar 25,5 persen dan 66,2 persen atau lebih rendah dibandingkan tingkat literasi dan inklusi keuangan laki-laki yaitu sebesar 33,2 persen dan 69,6 persen.


Adhe Hapsari
Padahal di keluarga peranan perempuan lah yang 75 persen mengelola keuangan keluarga. Berdasarkan latar belakang ini lah Visa berinisiatif mengadakan program literasi keuangan untuk para perempuan. Tahun ini Visa bersama dengan OJK dan BI ingin mengasah lebih banyak lagi perempuan Indonesia terutama para ibu agar mereka bijak mengelola keuangan dan membenahi keuangan keluarga, dan kemudian diharapkan kedepannya mereka bisa berbagi pengetahuan kepada anggota keluarga dan lingkungan.

Dengan adanya kampanye #IbuBerbagiBijak di Indonesia semoga para perempuan Indonesia meningkat kesadarannya akan pentingnya pengelolaan keuangan yang bijak demi masa depan Indonesia yang lebih baik.



Kiat Mengelola Keuangan Keluarga

Kenapa para perempuan dituntut bijak mengelola keuangan? Karena seperti kita ketahui perempuan adalah Menteri Keuangan di keluarga. Harus bisa membagi-bagi pengeluaran dari penghasilan yang didapat, bayar uang anak sekolah, jajan anak, bayar listrik, belanja bulanan, dsb. Menurut Prita Ghozi ada tiga tahap mencapai keuangan ideal.

Financial Check Up

Kalau kita ingin tahu kita sehat atau sakit biasanya kita ngapain sih? Check up kan ya. Nah begitu juga dalam hal keuangan. Kita harus cek dompet kita, bagaimana kondisinya. Finacial Check Up adalah proses kita menyimpan, menimbang, dan mengukur isi dompet kita seperti apa. Kita harus punya buku catatan keuangan seperti halnya punya buku catatan kesehatan anak. Setelah itu baru kita tahu bagaimana kondisi dompet kita sebenarnya. Hasilnya akan diketahui apakah kondisi dompet kita sehat atau sakit. "Nggak masalah sih dompetnya robek-robek asal jangan saldonya yang robek", ujar Prita.

Mengelola Arus Kas

Jangan pernah mengelola uang tanpa tahu kondisi dompet kita sehat atau sakit. Harus tahu terlebih dahulu kondisinya baru bisa mengelola. Kenapa? Karena dompet yang sehat akan berbeda pengelolaannya dengan dompet yang masih sakit. 

Merencanakan Keuangan

Setelah kita tahu kondisi keuangan baru deh kita bisa mengelola keuangan. 

Prita Hapsari Ghozie
Moms, tabungan kita bukan dinilai dari banyaknya anak yang kita punya ya. Tapi seberapa besar rencana yang kita inginkan. Begitu juga dengan pengeluaran, kita jugalah yang menentukan. Kalau dapat uang sisihkan untuk yang wajib-wajib terlebih dahulu seperti zakat, cicilan, dll. Semakin kecil cicilan pinjaman, maka biaya hidup akan semakin besar. Biaya hidup kita sebaiknya maksimal 50 persen dari penghasilan kita. 

Para moms pasti rajin kan nyelipin uang di dompet. Alasannya untuk biaya tak terduga. Banyak hal yang kita bilang biaya tak terduga padahal itu sesuatu yang bisa kita duga. Nah, dana darurat ciri-cirinya  tak terduga nya itu adalah musibah, misalnya tiba-tiba sakit. Menurut Prita kita harus memiliki dana darurat sebesar 3x pengeluaran rutin kita. Jadi kalau misalnya pengeluaran rutin kita 1 juta maka dana daruratnya harus 3 juta.


Cara Menentukan Pengeluaran 

Tabungan penting untuk berbagai rencana yang kita inginkan. Disiplin kita harus kita bangun, saat kita dapat uang tunai langkah pertama kita ke bank dan setor. Jangan sekali-kali memegang uang tunai di rumah, percayalah dalam tiga hari langsung habis. Gaji kita berapapun kalau kita tidak mengelola dengan baik maka sampai kapanpun kita akan merasa kekurangan. Tapi soal pengeluaran kita lah yang menentukan sendiri. Bagaimana caranya?


1. Zakat

Kalau dapat uang yang pertama dilakukan adalah menyisihkannya untuk sosial

2. Assurance

Kalau ngomongin assurance banyak orang menyebutnya asuransi padahal asuransi adalah insurance. Assurance sendiri adalah jaminan, kita harus punya darurat dan jaminan kesehatan.

3. Present Consumption

Present consumption maksudnya kita harus punya uang untuk hidup bulan ini.

4. Future Spending

Tabung dulu baru beli, bukan beli dulu baru nyicil karena akan jadi sumber masalah. 

5. Investasi

Investasi itu penting sekali. Untuk pembagiannya adalah 15 persen dari gaji.



Gladies Rahman owner Dapur Gladies juga turut sharing bagaimana cara mengelola keuangan sebagai istri sekaligus pemilik usaha. Gladies benar-benar konsisten dalam mengelola keuangan, seperti memisahkan rekening pribadi dan rekening usaha. Apalagi sekarang Dapur Gladies sudah memiliki cabang, jadi harus benar-benar disiplin soal memanage keuangan.

Kesimpulan yang bisa saya ambil dari paparan Prita dan Gladies adalah dalam mengelola keuangan kita harus konsisten dan disiplin. Kalau kita berhasil disiplin dalam mengelola keuangan, maka anak akan meniru kita karena secara tidak langsung anak kita sudah belajar literasi keuangan sejak kecil. Nantinya kalau anak kita sudah besar dan memiliki penghasilan sendiri, maka anak kita sudah terbiasa mengelola keuangan.

Yuk moms, mulai sekarang kita cek dulu kesehatan kantong kita sehat atau enggak biar kita bisa mulai mengelola keuangan keluarga. Tips mengelola keuangan lainnya moms bisa kunjungi instagram @ibuberbagibijak.


You Might Also Like

10 comments

  1. Selalu tidak pernah bosan kalau belajar dan baca artikel terkait pengelolaan keuangan. Sebagai istri, ibu dan karyawan kerja di orang mengelola keuangan itu kan penting banget. Setiap hari mau gak mau pasti saja ada soal latihan keuangannya hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul teh..sebagai ibu selalu ingin yang terbaik untuk keluarga ya

      Delete
  2. Wah bagus sekali ulasannya, pas banget sama emak yang suka ngelola duit dari suami. Baru tau ilmu baru bahwa dana darurat pasti bd diduga dan dana darurat sebesar 3x pengeluaran rutin. Hmm, mulai cek catetan keuangan nih. Makasih mba sudah mengulas acara ibu bijak dengan detail :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar mbak, kita harus nenyisihkan uang bulanan untuk dana darurat.

      Delete
  3. Ijin save ya tabel di atas, boleh buat referensi. Sebenernya aku srtuju banget kalau biaya tidak terduga itu justru kita duga sendiri.
    Dan nabung dari uang sisa menjadi sisakan di awal untuk menabung. :)

    ReplyDelete
  4. Aku selalu salah kaprah soal keuangan mba, karena aku suka jajan heheheh ... kebiasaan boros jajan jadi nabungnya makin jarang. Ah semoga dengan sentilan mengelola keuangan ini aku jadi nambah bisa belajar banyak dari ibubijak. Terima kasih mba Tuty untuk selalu mengingatkan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasi mbak..ini juga nulisnya sekaligus mengingatkan diri sendiri :)

      Delete
  5. Makasih sharingnya, aku selalu bingung deh sama dana darurat itu, suka gak kepisah sama tabungan. Thank sharingnya ya mba :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku pun kadang begitu mbak..tapi sekarang dana darurat aku pisahkan pakai tabungan terpisah

      Delete