#pastidikasihlebih
finance
lifestyle
Belajar dari Pengalaman, Agar Nggak Menyesal Kemudian
Sunday, September 09, 2018
Pertama kali menikah rasanya
bahagia banget, semua dilalui berdua mau lagi susah ataupun senang. Yang pasti
semuanya dibawa happy. Saking kuatnya ikatan rasa yang terjalin antara
saya dan suami, setiap apapun soal yang dihadapi dapat kami lewati. Terkadang
mengaitkan perasaan dengan keadaan realitas keuangan kami sesungguhnya suatu
hal yang paradoks. Tidak seperti yang terlihat dari senyum dan keceriaan kami
saat berhadapan dengan orang tua dan mertua. Kami selalu dapat menyembunyikan
keadaan kami sesungguhnya.
Namun begitu, realitas yang saya
dan suami hadapi juga tak sepenuhnya berat. Sebelum menikah kami berdua sudah
bekerja dan menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan kami pribadi
masing-masing. Tetapi setelah kami menikah dan mengumpulkan uang bersama, kok kayaknya
nggak nambah-nambah meskipun ya kami nggak kekurangan.
Masih di tahun pertama kehidupan
pernikahan perjalanan hidup kami masih biasa saja, saya dan suami bisa dibilang
terlalu nyantai, apa yang terjadi di depan ya lihat nantilah yang penting sekarang.
Kami tetap bekerja dan menjalani kehidupan seperti biasa. Lalu semua berubah
ketika salah satu dari kami jatuh sakit. Menjalani perawatan yang membutuhkan
biaya yang tidak sedikit. Beruntungnya saya dan suami banyak sekali mendapat support
dari lingkaran keluarga dan pertemanan yang saling memberi dukungan
disaat kami membutuhkan.
kebersamaan di tahun pertama menikah :) |
Yups, itulah mengapa saya bilang
kalau saya dan suami terlalu nyantai. Karena sudah merasa nyaman dengan
keuangan nggak mikir kalau suatu saat salah satu dari kami bisa sakit. Nggak
terpikirkan untuk memproteksi diri. Setelah sembuh dan bisa menjalani aktivitas
seperti biasa baru deh kami mulai memikirkan betapa pentingnya proteksi untuk
diri sendiri dan keluarga. Memproteksi diri itu penting, karena kejadian apapun
diluar dugaan bisa saja terjadi.
Saya dan suami akhirnya menyadari
bahwa kehidupan tak selamanya berjalan normal dan tanpa hambatan. Seperti yang
saya alami yang namanya sakit dapat menimpa salah satu dari kami dan sama
sekali nggak dapat diprediksi. Kalau sudah terjadi baru deh nyesal. Ibarat kata
pepatah nyesal kemudian tiada berguna hehe. Begitu dapat musibah baru sadar
semua ada hikmahnya. Mungkin diberi teguran biar sadar kalau hidup nggak
selamanya lempeng aja jalannya. Saya suami mulai saling wanti-wanti dengan
pengelolaan keuangan terutama membagi-baginya untuk hal-hal penting dan
biaya yang tak terduga alias harus punya
dana darurat.
Awalnya terasa sulit mengelola
keuangan karena sepertinya harus benar-benar pengiritan, banyak keinginan yang
diredam. Padahal sebenarnya setelah rutin mengelola keuangan, keluarnya uang
lebih terarah. Uang yang keluar punya arus masing-masing. Setiap bulannya saya
selaku ‘Menteri Keuangan’ di rumah tangga mengumpulkan pendapatan saya dan
suami dan kemudian membayar semua kewajiban, salah satunya ya untuk biaya
kesehatan. Ya, menyisihkan uang tiap bulan untuk biaya kesehatan adalah
kewajiban, karena kalau suatu saat terjadi musibah yang nggak diinginkan
seperti sakit, siapa yang mau diandalkan? Nggak mungkin mengandalkan orangtua,
keluarga ataupun teman, karena setiap orang juga punya kehidupan masing-masing
dan punya tanggungan hidup.
Perlahan-lahan saya dan suami
sudah terbiasa dengan cara kami me-manage keuangan keluarga. Sekarang kami
selalu ingat pelajaran mahal dari peristiwa yang sudah dialami sebelumnya.
" Duuh jangan sampai sakit kayak waktu itu deh", saya bilang ke
suami. Jeraa..! Pengin hidup sehat biar hidup lebih nyaman. Solusi lainnya saya dan suami menjaga
pola makan. Buah dan sayur itu konsumsi wajib setiap hari, juga susu. Mengingat
umur terus nambah , stamina juga mulai
berkurang hehe jadi curhat.
setelah 8 tahun menikah |
Memang benar-benar banyak
pelajaran dan hikmah yang didapat setelah musibah datang. Saya dan suami jadi
lebih saling terbuka soal keuangan, termasuk apa saja dan kemana saja
uang dipakai. Kami jadi lebih transparan meskipun uang yang masuk dan keluar
cuma satu rupiah. Kami yakin dengan mengelola keuangan yang baik pasti dikasih lebih. Lebih hemat, lebih terarah, lebih tenang.
Sejak menikah proses alamiah
membentuk kami menjadi pribadi yang saling menghargai satu sama lain. Jadi
sangat sedikit sekali konflik besar yang mampu mempengaruhi hubungan kami
berdua. Atas dasar itu kehidupan dalam rumah tangga pun semakin asik dan seru
dalam menjalaninya, kayak petualangan. Meski dalam kondisi apapun kami mampu
menjalaninya bersama.
#PastiDikasihLebih
14 comments
Haha untung nggak dipaparkan 8 perbedaannya sekalian 😁😁
ReplyDeletepasangan hot blogger hehehehhehe... dengan profesi yang sama .. kemana mana makin sama sama
ReplyDeleteasiiik ...satu paket ini mbak haha
DeleteSemoga samara always ya mba dan bs tetep istiqomah menabungnya hehe
ReplyDeleteAmiiin, makasi doanya mbak Diah
DeleteGak beda jauh sm sy nh pengalamannya mba Tuty, hatihayu kita mulai hemat :D
ReplyDeleteayuuukk mulia berhemat kitaaa :)
DeleteWah iya, selain menyisihkan uang utk asuransi kesehatan, kita juga hrs bs jaga agar selalu hidup sehat ya :)
ReplyDeleteharusss, udah ngerasain soalnya
DeleteHuaaaa duo couple idolaque bangettt,,,Semoga bahagia terus dan sehat selalu ya mak dan semangat nabung amel juga pernah ngerasain gimana pedihnya waktu sakit ga ada uang huhu.
ReplyDeleteAmiiin...makasi doanya Amel :)
DeleteSenang melihat pasangan seprofesi saling support satu sama lain. Sehat selalu, mbak Tuty dan mas Ono!
ReplyDeleteAmiiin...makasi wina :)
Deletepasangan blogger favorite, mengisi satu sama lain, tapi juga berdampang di masing-masing area.. keeerrrraaan... eh keeerrrreeeennn
ReplyDelete