Tips Aman Bertransaksi dengan Alat Pembayaran Non Tunai

K ejutan kecil terjadi di kantor saat itu. Bos di kantor marah-marah karena kartu kredit nya jebol, tagihan kartu kredit tiba-tiba membl...



Kejutan kecil terjadi di kantor saat itu. Bos di kantor marah-marah karena kartu kredit nya jebol, tagihan kartu kredit tiba-tiba membludak bahkan melebihi limit yang seharusnya. Semua orang di kantor kayak disambar gledek, pihak bank yang menagih pun jadi sasaran amukan bos karena beliau merasa tidak menggunakan kartu kredit sebanyak itu. Bakal panjang ini ceritanya pikir saya. Kita semua satu kantor cuma diam nggak menanggapi kemarahan bos dari pada suasana kantor tambah panas.

Kejadian ini terjadi 10 tahun lalu saat saya masih bekerja di salah satu perusahaan jasa tour dan travel di Medan. Saya tahu kalau marahnya si bos sebenarnya ditujukan ke saya saat itu. Ya, saya dan anak si bos adalah orang kepercayaan di kantor. Untuk urusan transaksi online kartu kredit saya lah orang yang dipercaya untuk menyimpan data kartu kredit si bos termasuk kode CVC (Card Verification Code) atau tiga digit angka terkahir pada kartu kredit. Data ini saya simpan di note book pribadi saya, dan tak seorang pun yang bisa melihat. Beda dengan anak si bos yang memegang kartu kredit si bos dan sering mencatat itu CVV di secarik kertas, saya sering mengingatkan agar berhati-hati jangan sampai kelupaan khawatir tercecer.

Oh ya, biasanya kartu kredit bos digunakan untuk transaksi tiket di web penjualan tiket online luar negeri. Beberapa kali saya yang dipercaya melakukan transaksi. Setiap pembelian yang dilakukan transaksinya selalu saya print dan saya laporkan ke bos. Makanya ketika kartu kredit bos jebol pemakaiannya saya nggak gentar sama sekali ketika ditanyain sama si bos. Justru saya minta pihak bank mengirimkan histori transaksi pemakaian kartu kredit bos saya. Ternyata kartu kredit bos saya memang benar-benar digunakan untuk transaksi tiket, hotel, belanja, dll, oleh orang lain dan semua transaksi ini dilakukan di Singapore. Dan nama pembelinya juga orang luar negeri. Setelah mengetahui histori pemakaian kartu, masalah ini diselesaikan bos saya ke bank dengan membuat laporan kalau kartu kreditnya dipakai oleh orang lain.

Biasanya kalau saya melakukan transaksi beli tiket online, saat memasukkan CVV ada lagi permintaan verifikasi yang dikirimkan ke nomor handphone bos saya dan selanjutnya bos saya mengirimkan ke saya kode tersebut untuk menyelesaikan transaksi. Makanya saya nggak habis fikir bagaimana kartu kredit bos bisa jebol padahal seharusnya ada verifikasi lagi ke nomor handphone nya.

Kasus jebolnya kartu kredit bos saya 10 tahun lalu itu benar-benar jadi pelajaran buat saya. Saya harus lebih berhati-hati lagi, agar lebih #amanbertransaksi. Dan enggak lagi deh menerima kepercayaan menyimpan data kartu kredit nya si bos. Meski saya merasa sudah secure dengan transaksi yang saya lakukan, tapi karena ketidak hati-hatian pihak lain bisa saja saya menjadi tertuduh. Makanya saat si bos mengurus kartu baru dan menyerahkan datanya ke saya dengan halus saya menolak. Karena ini sekaligus memberi pelajaran ke bos juga agar lebih berhati-hati memberi data kartu kredit ke orang lain.  


Alat Pembayaran Non Tunai

Kartu kredit adalah salah satu Alat Pembayaran Non Tunai. Alat pembayaran Non Tunai terdiri dari Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) dan Uang Elektronik. Yang namanya transaksi atau pembayaran baik itu menggunakan ATM atau kartu debet, menggunakan mobile banking, atau kartu kredit pasti ada manfaat dan risiko nya. Manfaatnya tentu saja sama-sama memberikan kemudahan dan kecepatan dalam bertransaksi, nggak repot bawa uang tunai yang bikin tebal dompet yang bikin kepo pencuri di dalam angkutan umum.

Saya sendiri pengguna kartu kredit dan kartu debet, juga memiliki uang elektronik. Kartu kredit pribadi biasanya saya gunakan untuk beli tiket mudik. Keuntungan lain pakai kartu kredit banyak promo menarik dan diskon yang benar-benar lumayan yang dikeluarkan oleh bank penerbit. Yang penting pintar-pintar mengelola kartu kredit termasuk menahan nafsu belanja, karena selain risiko nya bisa disalahgunakan juga saya harus memikirkan biaya tahunan, dan denda jika telat bayar. Risiko lainnya ya seperti kejadiannya bos saya, terjadi fraud atau pencurian data. 



Tips Aman Menggunakan Kartu Kredit

Selain bijak menggunakan kartu kredit atau uang elektronik lain yang saya miliki, saya juga harus lebih berhati-hati. Di era digital saat ini banyak orang pintar ya. Termasuk pintar mencuri data. So, kita sendiri lah yang harus berhati-hati menggunakan kartu kredit saat melakukan transaksi online.

Simpan Kartu Kredit dengan Aman

Biasanya saya meletakkan kartu kredit dalam dompet khusus bersamaan dengan kartu debet, bahkan kartu kredit dan kartu debet nggak saya bawa setiap hari saat keluar rumah kalau nggak dibutuhkan, karena saya masih punya uang elektronik yang bisa saya debet kapan saja melalui handphone saya.

Simpan Bukti Transaksi Setiap melakukan Pembayaran

Kalau dompet tebal biasanya berisi uang tunai, kalau saya sih isinya struk pembayaran, hehe. Saya paling rajin ngumpulin struk untuk mencocokkan belanja saya dengan nilai transaksi. Lebih save lagi struk ini saya foto untuk berjaga-jaga siapa tau suatu hari dibutuhkan untuk mengecek pembelanjaan. Lagi pula print pada struk mudah hilang.

Jaga Kerahasiaan Nomor Kartu dan CVV

CVV atau tiga angka terakhir yang berada dibelakang kartu kredit kita jangan sampai diketahui oleh orang lain, karena dengan modal nomor kartu dan CVV ini data kita bisa dicuri, dan orang-orang yang tidak bertanggung jawab tersebut sudah bisa bertransaksi dengan kartu kredit kita. Hati-hati kalau kita melakukan foto copy ditempat umum, atau meminjamkan kartu kredit meski hanya di foto bagian depan kartu  untuk syarat mengajukan kartu kredit lain. Sering kan ya saat kita mengurus kartu kredit dari bank lain kita dimintai foto kartu kredit yang pernah digunakan sebelumnya. Meskipun tampak depan itu nomor kartu kredit tertera jelas berikut masa berlakunya loh, jadi pastikan kartu kredit aman. Jangan mudah memberikan kartu kredit kepada orang lain.


Hindari Menggunakan Fasilitas Free Internet di Tempat Umum Saat Melakukan Transaksi

Saat melakukan transaksi online sebaiknya jangan guna kan WiFi di tempat umum. Duh, ini nih yang kadang sering kita abaikan. Suka banget pakai internet gratisan alias free WiFi. Padahal menggunakan WiFi ditempat umum riskan banget, data gampang dicuri, password email, password internet banking, apalagi data kartu kredit. Sebaiknya gunakan internet pribadi, karena lebih aman dari pencurian data.


hati-hati menggunakan free wifi di tempat umum
   

Gunakan Situs Belanja Online yang Terpercaya

Memang sih belanja online itu pilihan emak-emak zaman now dan milenials. Mudah, nggak ribet, praktis, nggak mesti macet-macetan menuju mall. Tapi kita harus waspada dengan situs online yang banyak banget menawarkan produk-produk yang bikin mata nggak berkedip. Kalau saya benar-benar nggak percaya dengan situs online yang namanya masih baru saya dengar, lebih aman belanja online di siuts online atau ecommerce yang benar-benar dipercaya dan track record nya benar-benar bagus. Bisa cek juga bagaimana feedback orang-orang yang belanja di situs tersebut sebagai referensi.

Gunakan PIN Saat Bertransaki


Saat ini pemakaian kartu kredit lebih aman karena kalau sebelum-sebelumnya begitu gesek kartu kredit otomatis terdebet, sekarang saat transaski offline di pusat perbelanjaan minta debet kartu kredit dengan menggunakan PIN (Personal Identification Number) biar lebih secure. Oh ya, PIN akrtu kredit juga sebaiknya sering diganti juga secara berkala.


Simpan Selalu Nomor Call Center Bank Penerbit Kartu Kredit


Kadang disaat mendapat masalah dengan penggunaan kartu kredit kita suka panik nggak tahu mau melapor kemana. Padahal langkah awal yang harus dilakukan adalah telfon call center bank penerbit kartu kredit kita. Minimal kita bisa minta bantuan berupa solusi dan langkah apa yang harus kita lakukan, kita bisa juga meminta bantuan call center untuk memblokir kartu kita sementara.

Well, itu tips bijak bertransaksi menggunakan Alat Pembayaran Non Tunai berupa kartu kredit. Pengalaman menjadi guru terbaik bagi saya, kejadian yang dialami bos saya benar-benar jadi pelajaran bagi saya hingga saat ini agar lebih berhati-hati. 




You Might Also Like

0 comments