#panganamanlebaran
bingkisan lebaran
BPOM RI
CEKKLIK
izin edar
kedaluwarsa
kemasan
konsumen cerdas
label
parsel lebaran
Tips Memilih Pangan Aman Lebaran dengan Cek KLIK
Sunday, June 10, 2018
Lebaran tinggal hitungan hari. By the way sudah menyiapkan baju baru untuk lebaran belum? Biasanya menjelang lebaran begini yang namanya pusat perbelanjaan ramai dikunjungi, selain belanja untuk persiapan lebaran, beli baju baru, juga mencari bingkisan lebaran. Kalau masuk ke supermarket kita bakal melihat banyaknya berbagai ragam parsel lebaran. Yups, lebaran dan hari besar keagamaan identik banget dengan parsel. Ada kebahagiaan tersendiri bisa memberi bingkisan lebaran kepada kolega, teman-teman, dan sanak saudara. Begitu juga sebaliknya saya juga senang kalau ada yang mengirimkan bingkisan lebaran.
Saya ingat banget zaman Ayah masih aktif kerja alias belum pensiun setiap menjelang lebaran banyak banget dapat parsel lebaran. Tapi beda banget jenis parselnya dengan yang sekarang. Kalau dulu bingkisan lebaran yang dikirim ke Ayah kebanyakan tea set, keramik, dan produk rumah tangga lainnya. Kalau sekarang kebanyakan berupa pangan dan makanan olahan, seperti kue kering, sirup, makanan kaleng, juga minuman kaleng. Mungkin isi bingkisan yang seperti sekarang ini memang lebih dibutuhkan karena bisa dikonsumsi. Tapi sebagai konsumen kita harus cerdas, berhati-hati dan lebih teliti. Mengingat banyaknya permintaan parsel murah menjelang lebaran, produk yang dibuat untuk bingkisan pun jadi asal-asalan, asal ada dan asal murah. Padahal belum tentu parsel yang murah produknya berkualitas, aman dan bermutu.
parcel zaman now lebih banyak makanan dan minuman kemasan |
Berlatarbelakang setiap menjelang lebaran parsel menjamur dijual baik oleh ritel maupun warung juga permintaan dari konsumen ke produsen yang membludak, Kepala BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) menginstruksikan Balai Besar POM seluruh Indonesia untuk meningkatkan intensifikasi pengawasan pangan baik yang ada di ritel maupun yang ada di gudang, dan wajib memberikan laporan mingguan.
Pembahasan mengenai #PanganAmanLebaran ini saya ikuti saat diadakannya Talkshow Pangan Aman Lebaran bersama Kepala BPOM Selasa 5 Juni 2018 lalu di Atrium Pejaten Village, Jakarta Selatan. Acara ini dihadiri oleh Kepala BPOM Ir. Penny K Lukito, Deputi III Bidang Pengawasan pangan Olahan BPOM Drs. Suratman MP, Ketua GAPMMI Adhi S Lukman dan Ketua APRINDO Roy Nicholas Mandey.
Peran Asosiasi Produsen Makanan dan Minuman
Adhi Lukman dalam sambutannya mengatakan kita perlu memberikan apresiasi kepada BPOM karena saat ini BPOM mulai turun ke lapangan agar lebih dekat dengan konsumen, BPOM akan menemui konsumen langsung di mall-mall seperti di mall Pejaten Village. Tujuannya agar pangan yang dikonsumsi oleh konsumen dan masyarakat Indonesia aman. Dengan begitu BPOM bisa memahami dan melihat apa yang terjadi di lapangan, bagaimana produk dipasarkan, bagaimana konsumen memilih pangan itu sendiri, dan bagaimana konsumen memahami pangan yang ada.
Asosiasi Produsen Makanan dan Minuman sendiri harapannya konsumen sekarang harus menjadi konsumen cerdas. Konsumen harus tahu apa yang dibeli dan harus tahu apa yang akan dikonsumsi. Setiap membeli produk pangan apalagi yang memakai kemasan konsumen harus memahami bagaimana komposisi, apakah sesuai dengan yang dikeluarkan oleh BPOM, bagaimana saran penyajiannya, dsb, dimana secara keseluruhan konsumen benar-benar memahami. Dengan demikian konsumen membantu produsen meningkatkan kepedulian terhadap keamanan pangan. Karena kalau konsumen acuh tak acuh produsen akan memproduksi sesuatu tidak sesuai dengan ketentuan yang ada.
Produsen juga melakukan pengawasan pasar, distributor, ritel, toko-toko. Pengawasan ini tidak bisa 100% dilakukan produsen, maka dari itu diperlukan bantuan konsumen. Misalnya pada kemasan produk biasanya tercantum Hotline Konsumen atau Customer Service. Konsumen bisa melaporkan hal-hal yang dirasa janggal dengan produk yang dibeli, dengan begitu produsen jadi tahu dan produk yang rusak bisa diatasi dan dicegah agar nggak dikonsumsi oleh konsumen. Istilah bekennya Pengawasan 360 atau pengawasan menyeluruh. Jadi nggak cuma berharap dari pemerintah dan industri saja, konsumen cerdas itu penting agar produsen juga bisa improve untuk meningkatkan pelayanan dan mutunya.
Terkait parsel lebaran produsen dihimbau untuk melihat dan mengecek terlebih dahulu parsel yang akan mereka jual lagi ke konsumen. Jangan cari barang murah tapi pada kenyataannya barang tersebut kondisinya sudah kedaluwarsa. Sering ditemukan produk-produk yang mendekati masa kedaluwarsa di impor karena murah. Konsumen juga kalau bisa jangan mencari barang murah saja tapi juga memiliki value. Beli murah tapi efeknya justru buat kita sakit dan biaya berobat mahal berarti kita merugi.
"Mudah-mudahan BPOM bisa lebih mengelaborasi apa yang harus diketahui konsumen", ujar Adhi S Lukman. Ini juga menjadi concern APMMI kepada produsen, dimana mengedukasi produsen agar mematuhi ketentuan-ketentuan yang ada. Produsen dan konsumen sama-sama memahami dan melihat apa yang dikonsumsi menjadi lebih baik dan berguna. Harapannya produksi pangan di Indonesia menjadi lebih baik lagi dari segi mutu maupun dari segi keamanan pangan, dan juga membantu pemerintah dalam hal pengawasan makanan. Kalau ini semua bisa berjalan dengan baik, secara ideal tugas BPOM akan lebih ringan, sehingga BPOM bisa lebih memikirkan bagaimana membantu produsen dan konsumen untuk bisa terus tumbuh dan berkembang.
Adhi S Lukman (kanan) |
Produsen juga melakukan pengawasan pasar, distributor, ritel, toko-toko. Pengawasan ini tidak bisa 100% dilakukan produsen, maka dari itu diperlukan bantuan konsumen. Misalnya pada kemasan produk biasanya tercantum Hotline Konsumen atau Customer Service. Konsumen bisa melaporkan hal-hal yang dirasa janggal dengan produk yang dibeli, dengan begitu produsen jadi tahu dan produk yang rusak bisa diatasi dan dicegah agar nggak dikonsumsi oleh konsumen. Istilah bekennya Pengawasan 360 atau pengawasan menyeluruh. Jadi nggak cuma berharap dari pemerintah dan industri saja, konsumen cerdas itu penting agar produsen juga bisa improve untuk meningkatkan pelayanan dan mutunya.
Terkait parsel lebaran produsen dihimbau untuk melihat dan mengecek terlebih dahulu parsel yang akan mereka jual lagi ke konsumen. Jangan cari barang murah tapi pada kenyataannya barang tersebut kondisinya sudah kedaluwarsa. Sering ditemukan produk-produk yang mendekati masa kedaluwarsa di impor karena murah. Konsumen juga kalau bisa jangan mencari barang murah saja tapi juga memiliki value. Beli murah tapi efeknya justru buat kita sakit dan biaya berobat mahal berarti kita merugi.
"Mudah-mudahan BPOM bisa lebih mengelaborasi apa yang harus diketahui konsumen", ujar Adhi S Lukman. Ini juga menjadi concern APMMI kepada produsen, dimana mengedukasi produsen agar mematuhi ketentuan-ketentuan yang ada. Produsen dan konsumen sama-sama memahami dan melihat apa yang dikonsumsi menjadi lebih baik dan berguna. Harapannya produksi pangan di Indonesia menjadi lebih baik lagi dari segi mutu maupun dari segi keamanan pangan, dan juga membantu pemerintah dalam hal pengawasan makanan. Kalau ini semua bisa berjalan dengan baik, secara ideal tugas BPOM akan lebih ringan, sehingga BPOM bisa lebih memikirkan bagaimana membantu produsen dan konsumen untuk bisa terus tumbuh dan berkembang.
BPOM Lakukan Intensifikasi Pengawasan Pangan
Drs. Suratmono, MP dalam intensifikasi pengawasan pangan target-target yang dipetakan di awal pemeriksaan bukan hanya ritel tetapi juga gudang, terutama gudang importir karena tahun ini temuan pelanggaran yang paling besar adalah gudang baik itu gudang importir mau pun gudang distributor. Temuan kecurangan-kecurangan yang terjadi mencapai 28 Milyar. Temuan terbesar sekitar 23 Milyar ada di gudang sedangkan sisanya ditemukan di ritel, warung, dan agen kecil.
Drs. Suratmono, MP (tengah) |
Ada 3 temuan utama, yakni penemuan produk tanpa memiliki nomor izin edar terutama di ritel banyak sekali produk tanpa izin edar, temuan produk kedaluwarsa di gudang distributor, dan temuan produk dengan kemasan rusak. Inilah gunanya intensifikasi pengawasan pangan ditingkatkan. Karena pada saat jelang Ramadhan dan lebaran permintaan meningkat. BPOM melakukan pengawasan bukan hanya menjelang lebaran saja tetapi temuan rutin. Seperti baru-baru ini ada temuan obat untuk kecantikan di Semarang dengan nilai lebih dari 3 Milyar, belum lagi temuan-temuan lain.
Peran serta masyarakat terkait beredarnya produk obat, kosmetik, maupun pangan sangat dibutuhkan. Makanya masyarakat harus menjadi konsumen cerdas. "Dalam regulasi peran masyarakat itu penting, makanya BPOM mencanangkan Pengawasan Semesta", ujar Drs. Suratmono. Dimana pengawasan tidak hanya dilakukan BPOM sendiri tetapi juga melibatkan masyarakat. Contohnya BPOM bekerjasama dengan Pramuka lewat Aplikasi Pramuka SAPA (Sadar Pangan) android terkait 3 hal, jika Pramuka menemukan produk kedaluwarsa, menemukan produk tanpa izin edar, dan jika menemukan produk yang rusak maka mereka bisa mengupload laporannya melalui aplikasi yang tersedia.
Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan risiko yang lebih besar menjelang lebaran adalah keamanan pangan dan mutu pangan yang dikonsumsi. Banyak orang-orang yang tidak bertanggungjawab memanfaatkan momen ini, seperti menjual produk-produk kedaluwarsa dan nggak ada izin edar yang merugikan masyarakat. "Pangan olahan harus ada izin BPOM", ujar bu Penny. Produk aman dan bermutu untuk dikonsumsi masyarakat juga menjadi tanggungjawab produsen, BPOM memfasilitasi dan memastikan sebelum produk diedarkan sesuai ketentuan yang ada.
Menjelang lebaran BPOM menghimbau agar Balai Kesehatan melakuan edukasi dan pengawasan di tempat umum, terminal, stasiun, atau bandara, setidaknya melalui mobil keliling. Selain melakukan edukasi juga mengambil sampel makanan yang dijual untuk berbuka puasa. Seperti yang dipaparkan Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) DKI Jakarta Sukriadi Darma bahwa dalam bulan Ramadhan ini dilakukan pengujian dan pengawasan di Jakarta dan ditemukan beberapa temuan seperti di Sumarecon Jakarta Utara ditemukan mie yang berformalin, di Bendungan Hilir ditemukan takjil yang mengandung formalin dan Rodhamin B zat pewarna sintetis yang seharusnya digunakan untuk pewarna pakaian, di Jalan Sabang mie yang terkenal dan banyak pembeli ternyata mie nya mengandung formalin.
Terkait dengan pangan segar seperti buah, sayur ini kewenangannya ada pada Kementrian Pertanian begitu juga dengan babi, ayam, dan hewan ternak lain. Tetapi untuk produk segar seperti ikan segar wewenangnya ada pada Kementrian Laut dan perikanan.
Peran serta masyarakat terkait beredarnya produk obat, kosmetik, maupun pangan sangat dibutuhkan. Makanya masyarakat harus menjadi konsumen cerdas. "Dalam regulasi peran masyarakat itu penting, makanya BPOM mencanangkan Pengawasan Semesta", ujar Drs. Suratmono. Dimana pengawasan tidak hanya dilakukan BPOM sendiri tetapi juga melibatkan masyarakat. Contohnya BPOM bekerjasama dengan Pramuka lewat Aplikasi Pramuka SAPA (Sadar Pangan) android terkait 3 hal, jika Pramuka menemukan produk kedaluwarsa, menemukan produk tanpa izin edar, dan jika menemukan produk yang rusak maka mereka bisa mengupload laporannya melalui aplikasi yang tersedia.
Ir. Penny K Lukito (kedua dari kiri) - Roy Nicholas Mandey (kanan) |
Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan risiko yang lebih besar menjelang lebaran adalah keamanan pangan dan mutu pangan yang dikonsumsi. Banyak orang-orang yang tidak bertanggungjawab memanfaatkan momen ini, seperti menjual produk-produk kedaluwarsa dan nggak ada izin edar yang merugikan masyarakat. "Pangan olahan harus ada izin BPOM", ujar bu Penny. Produk aman dan bermutu untuk dikonsumsi masyarakat juga menjadi tanggungjawab produsen, BPOM memfasilitasi dan memastikan sebelum produk diedarkan sesuai ketentuan yang ada.
Menjelang lebaran BPOM menghimbau agar Balai Kesehatan melakuan edukasi dan pengawasan di tempat umum, terminal, stasiun, atau bandara, setidaknya melalui mobil keliling. Selain melakukan edukasi juga mengambil sampel makanan yang dijual untuk berbuka puasa. Seperti yang dipaparkan Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) DKI Jakarta Sukriadi Darma bahwa dalam bulan Ramadhan ini dilakukan pengujian dan pengawasan di Jakarta dan ditemukan beberapa temuan seperti di Sumarecon Jakarta Utara ditemukan mie yang berformalin, di Bendungan Hilir ditemukan takjil yang mengandung formalin dan Rodhamin B zat pewarna sintetis yang seharusnya digunakan untuk pewarna pakaian, di Jalan Sabang mie yang terkenal dan banyak pembeli ternyata mie nya mengandung formalin.
Sukriadi Darma |
Pilih #PanganAmanLebaran dengan CEK KLIK
Nggak mau dong tertipu dengan produk yang beredar tanpa adanya izin BPOM. Salah satu cara memilih pangan yang aman adalah dengan CEK KLIK, ini adalah program dari BPOM agar konsumen mudah mengecek produk yang akan dikonsumsi. CEK KLIK adalah singkatan dari Cek Kemasan-Label-Izin Edar-Kedaluwarsa.Kemasan
Kalau kita beli produk baik itu di supermarket, warung, atau dimanapun coba cek kemasannya. Kalau kemasan terbuat dari logam pastikan kemasan tidak menggelembung, tidak karatan, dan tidak penyok. Begitu juga dengan kemasan yang terbuat dari plastik pastikan tidak berlubang, karena kemasan yang penyok dan berlubang bisa menyebabkan produk tercemar atau mengalami kontaminasi sehingga bisa berakibat fatal kalau dikonsumsi.kemasan penyok |
Label
Konsumen harus jeli membaca label misal cara penyimpanannya karena ada produk yang harus disimpan di suhu dingin dan dibiarkan bisa rusak, lihat komposisinya zat-zat apa yang digunakan untuk memproduksi pangan. Sesuai dengan Undang-Undang No.18 Tahun 2012 tentang pangan, dalam label harus ada izin edar, komposisi, nama produk, jenis produk, kode produksi, dan tanggal kedaluwarsa.
Izin Edar
Izin edar termasuk didalam label. Izin edar adalah nomor yang diberikan pada pangan olahan dalam rangka peredaran pangan yang dikeluarkan oleh BPOM RI. Pangan yang olahan yang memiliki izin edar berarti telah melalui pengawasan BPOM dan memenuhi kriteria keamanan, mutu, dan gizi yang sesuai dengan persyaratan.
- Pangan produksi dalam negeri keterangannya BPOM RI MD xxxxxxxxxxxx (12 digit angka).
- Pangan produksi luar negeri keterangannya BPOM RI ML xxxxxxxxxxxx (12 digit angka).
- Pangan olahan hasil industri Rumah Tangga Pangan izin edar dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan keterangan P-IRT NO xxxxxxxxxxxxxxx (15 digit angka).
- Produk yang mengandung babi izin edarnya dengan ketentuan mencantumkan kata mengandung babi dan ada gambar babi berwarna merah muda.
contoh produk yang nggak ada izin edar nya dan produk tidak ada bahasa Indonesia |
Kedaluwarsa
Tanggal kedaluwarsa adalah tanggal dimana suatu produk dijamin keamanan mutunya sepanjang mengikuti aturan penyimpanan yang berlaku. Yang berhak menentukan tanggal kedaluwarsa adalah insdustri masing-masing. Pangan kedaluwarsa didalam Undang-Undang dianggap pangan tercemar. Tanggal kedaluwarsa produk seharusnya tertulis jelas pada kemasan, baik itu EXP DATE, BEST BEFORE, SEBAIKNYA DIGUNAKAN maupun BEST BUY. Aturan yang ada di Indonesia jika produk pangan umur simpannya lebih dari 3 bulan boleh hanya mencantumkan bulan dan tahun, tetapi kalau daya simpannya kurang dari 3 bulan maka harus mencantumkan tanggal, bulan, dan tahun.Games Memilih Parsel yang Aman
Pada saat acara berlangsung para blogger dan awak media diberikan games untuk mengaplikasikan bagaimana cara CEK KLIK pada produk yang ada didalam bingkisan parsel lebaran. Masing-masing peserta ditantang untuk mengenali dan memahami mana produk yang kemasannya tidak layak atau rusak, produk yang tidak ada izin edar, tidak memiliki label berbahasa Indonesia, juga produk yang sudah kedaluwarsa.
Peserta yang bisa berhasil mengenali produk dan berhasil menjawab pertanyaan dari para narasumber mendapatkan hadiah dari BPOM. Seru banget games nya jadi kami para blogger terlatih untuk mengetahui produk pangan aman lebaran.
Visit Swalayan bersama Kepala BPOM
Sebelum acara selesai kami para blogger, Kepala BPOM, Ketua GAPMMI, Ketua APRINDO, Deputi III Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM, dan seluruh jajaran BPOM yang hadir melakukan kunjungan ke swalayan Hypermart yang ada di Pejaten Village.
Ada beberapa produk yang kemasannya rusak, dan dihimbau oleh Kepala BPOM RI untuk ditarik karena kemasan kaleng sudah penyok, khawatir terkontaminasi dan merusak kandungan yang ada didalamnya, dan berbahaya apabila dikonsumsi.
Selama melakukan visit menurut bu Penny hanya sedikit ditemukan produk yang kemasannya rusak, selebihnya beberapa produk yang dilihat kondisinya cukup baik. BPOM akan melakukan inspeksi seperti ini secara berkala baik itu harian, mingguan, maupun bulanan tergantung rencana Balai Besar POM masing-masing daerah.
Secara keseluruhan intinya kita harus jadi konsumen cerdas, karena bagaimanapun dalam keseharian kita selalu berkutat dengan produk pangan, jadi kita harus paham dengan yang namanya pangan aman menggunakan metode CEK KLIK. Untuk mengecek produk yang kita gunakan ataupun konsumsi terdaftar atau tidak terdaftar ataupun menemukan produk yang tampak janggal kita bisa melaporkan dan mendapatkan informasi yang lebih jelas melalui:
Halo BPOM: 1500533
Website: https://www.pom.go.id
Facebook: @bpom.official
Twitter: @bpom_ri
Instagram: @bpom_ri
Oh ya minggu depan BPOM bakal ngadain lomba blog yang hadiahnya lumayan banget, jadi jangan sampai teman-teman ketinggalan infonya ya. Pengumuman lomba blog akan diumumkan di media sosialnya BPOM, so buruan follow semua media sosialnya BPOM dari sekarang ya.
15 comments
Cara mudah supaya terhindar dari bencana keracunan makanan adalah dengan mempraktikan cek KLIK ini. Upaya yang luar biasa dar BPOM RI untuk mengedukasi masyarakat, patut diapresiasi.
ReplyDeleteSalam Inspirasi,
Sesuapnasi
Eh itu biskuit bayi pakai bahasa jepang? Khawatir juga ya dengan kandungan isinya aman apa gak kalau belum lewat uji Bpom.
ReplyDeleteIbu Penny belum lama mampir ke NYC mba untuk pertemuan. Kita konsumen memang harus jeli yaaa
ReplyDeleteYeaaay udah gak khawatir lagi mau belanja barang baru yaa Kak Syafia. Tinggal Cek KLIK, ga waswas lagi dech. Thank you sharingnya ya Kak
ReplyDeleteNah, parsel lebaran yg banyak dijual itu sukanya banyak produk dr luar, gk ada label halal dan gk berbahasa Indonesia di kemasan. Kitanya yg mesti jeli memang ya
ReplyDeleteWah, cek KLIK kemasan dulu ya sebelum membeli..gak cuma lihat tanggal kadaluarsa dan ijin edar. Nice share mba
ReplyDeleteKirain cek klik apaan, ada aplikasi atau eh ternyata Kemasan-Label-Izin Edar-Kedaluwarsa ya hehe. Betul banget kudu jd konsumen cerdas, cek2 dulu sebelum beli :D
ReplyDeleteTFS
Terima kasih informasinya mbak. Sanget bermanfaat sekali bagi orang awam yang gak paham cara mengecek kode bpom ya. Sekarang sy mulai cek semua produk yg saya beli. Hehe
ReplyDeleteWah benar banget... Jangan tergiur harga murah ya harus cek Dan ricek lagi
ReplyDeleteMakanan bayi yang belum ada ijin edarnya ituuh...aku pernah dapet dari kakak yang saat itu tinggal di Jepang.
ReplyDeleteIn syaa Allah halal.
Tapi memang lebih baik menghindari hal-hal yang meragukan siih yaa..
Konsumen cerdas-keluarga sehat.
Banyak makanan kadaluarsa yang dijual murah nih saat mau lebaran. Warga antusias beli saja karena lebih tergiur dengan harga murahnya. Harusnya sosialisasi chek klik ini sampai juga ke mereka.
ReplyDeleteSetuju ka.. jangan sampe tergiur
ReplyDeleteharga murah, tapi kualitas produknya jelek dan buat penyakit dibadan. akhirnya
biaya berobat yang mahal.. yuk sama2
dukung BPOM RI menjadi konsumen cerdas
dengan lakukan cek KLIK sebelum membeli produk pangan
Duh, saya selama ini hanya cek kadaluarsanya saja, ternyata harus lengkap cek KLIK ya?
ReplyDeleteAstagaa, aku baru tau loh ada yang namanya Cek Klik sebelum beli makanan/minuman. Ilmu baru nih.
ReplyDeleteTerimakasih mba jadi gak takut lagi beli makanan tinggal Cek Klik aja.
ReplyDelete