Membaca Sebelum Mengenal Huruf, Berbahasa
Friday, December 31, 2021Bahagia Bersama dengan Literasi |
Bagaimana ketika sebelumnya tidak ada huruf dan kalimat yang tersusun? Mungkin teman-teman mulai tertarik untuk mengikuti dari caption sosial media yang saya bagikan dengan link blog yang saya sertakan. Mungkin temna-teman yang membaca tak akan memahami apa yang ingin saya tulis dan rangkai kalimat-kalimat dalam setiap paragraf ini. Namun kini di paragraf kedua teman-teman sudah mengikuti dua paragraf literasi yang hendak saya jabarkan.
Literasi Bahasa
Perihal kebiasaan membaca dalam arti betul ingin memahami apa maksud dari setiap kalimat. Ada yang mudah dimengerti dan ada yang sulit dipahami apa maksudnya. Tergantung bagaimana pembaca mengerti atas kalimat yang dimaksud oleh penulisnya. Ini juga merupakan ukuran literasi untuk menyatakan lebih jauh dua hubungan antara pembaca dan penulis. Ada yang membaca dan ada yang menulis lalu terciptalah kepahaman.
Sesederhana itukah literasi? Tentu tidak, sebab ternyata ada berbagai cara metode mengukur tingkat literasi kelompok pembaca dan yang bukan pembaca. Ada juga sebagian orang yang mengatakan sesuatu berulang ulang. Ada yang dua kali berulang bahkan berulang-ulang mengatakan sesuatu. Sebab juga sesuatu yang tertulis jelas masih ada pembaca yang menanyakan kembali perihal kejelasan yang sudah terang benderang itu. Hal ini masih sering dijumpai dalam perbincangan sehari-hari baik di lingkungan bahkan perbincangan lini masa sosial media. Contoh saja ketika seseorang menjual sesuatu dan telah menjelaskan kelebihan dan kekurangan barang tersebut lalu mencantumkan harga dengan jelas. Tetapi kemudian masih saja ada yang menanyakan hal yang sudah tertulis jelas tersebut. Inikah yang dimaksud dengan kurangnya literasi?
Dalam komunikasi antar komunikan ada dua arah sebenarnya, bukan satu arah. Namun begitu literasi yang ingin dicapai adalah bagaimana efisiensi dan efektifitas bahasa dapat begitu terasa mudah dipahami bukan tersendat yang membuat komunikan terpaksa mengusap dahi. Ketika kata-kata tak bisa menjelaskan maka ada bahasa ungkap lain yang lebih luas maknanya yaitu gambar. Gambar-gambar itu mampu menjelaskan lebih banyak dari kata-kata. Seperti simbol huruf P dengan lingkaran berwarna merah yang menyilang, terpasang di pinggir jalan. Orang akan memahaminya bahwa itu adalah rambu lalu lintas yang berarti melarang kendaraan parkir di area dekat tanda P tersebut. Lalu bagaimana dengan komik? Gambar-gambar yang dibuat oleh pelukis, komikus, ilustrator, desainer dan lainnya? Apakah semuanya menjelaskan sesuatu? Tentu saja semua itu menjelaskan sesuatu, agar gambar-gambar tersebut menjadi literasi bagi banyak orang.
Komunikasi dan literasi menjadi dekat hubungannya walaupun perspektif yang mau kita bahas adalah literasi saja. Sebab literasi merupakan bagian dari komunikasi yang tidak mungkin dipisahkan. Sehingga saat literasi kita pahami maka kita juga harus menyadari bahwa komunikasilah yang menjadi induk pembahasannya.
Bahagia Bersama dengan Literasi
Pertengahan November lalu saya mengikuti perbincangan dua orang tokoh yang tak asing lagi di dunia kepenulisan yakni Kang Maman dan Mice. Ngobrol santai tapi penuh wawasan ini saya ikuti melalui Instagram @jnenewsonline. Kedua tokoh ini juga menjadi idola saya. Kang Maman seorang penulis yang sudah banyak melahirkan buku bacaan ini menjadi motivasi saya untuk terus menulis.
Saya ingat betul kalimat yang dilontarkan Kang Maman bahwa sebagai penulis jangan takut berbeda dengan orang lain. Karena menulis itu mengabadikan pikiran, bisa jadi ada orang yang terinspirasi karena tulisan kita. Sebagai penulis kita juga harus banyak membaca. Ya, menulis itu membaca berulang-ulang dan berpikir berulang-ulang. Isi tulisan merupakan pertarungan antara kepala dan hati. Untuk itu sebagai penulis kita juga harus punya kerendahan hati, mengosongkan gelas untuk mengisinya lagi dengan sesuatu yang baru atau berbeda.
Menulis itu menuangkan pikiran dan pendapat |
Mice adalah seorang kartunis. Baginya minat membaca dan cinta baca muncul karena belajar dari membaca komik. Karena komik itu 70% cerita dan 30% gambar. Jadi jangan pernah beranggapan kartun itu racun. Justru menghantarkan orang mau membaca, karena ada narasi, teks, juga dialog. Anak yang hobi membaca komik berarti sudah ada minat bacanya sejak dini, tinggal di kontrol saja genre bacaannya.
Membaca bisa membuat bahagia. Makanya literasi baca diperlukan. Mice sendiri merasa senang bisa meningkatkan minat baca orang lewat komik. Bukunya berjudul Benny dan Mice Lost in Bali dijadikan guide book oleh anak-anak yang membacanya. Gara-gara buku ini anak-anak jadi ingin ke Bali. Secara tidak langsung dengan komik bisa memajukan pariwisata Indonesia.
Buku Bahagia Bersama kolaborasi Kang Maman & Mice |
Kang Maman menyadari bahwa beliau hanya bisa menulis tapi tidak bisa menggambar. Berlatar belakang inilah Kang Maman mengajak Mice untuk berkolaborasi, dan melahirkan buku bacaan Bahagia Bersama yang berisikan prinsip Berbagi, Memberi, dan Menyantuni yang selama ini dijalankan JNE. Setiap cerita yang dibalut dengan komik ini menjadi daya tarik. Sesuai judulnya dengan melihat bukunya saja sudah membuat bahagia. Apalagi membaca isinya. Kolaborasi cerita dan gambar dapat menarik minat baca sehingga budaya literasi bisa tercipta.
23 comments
Iya nih..lihat bukunya aja udah bikin happy..kebayang deh isinya pasti bikin lebih bahagia lagi..Kolaborasi Kang Maman dengan Mice ciamik banget nih
ReplyDeleteSemangat berkarya selalu maak semoga bisa menghasilkan banyak karya yang bermanfaat bagi negeri ini
ReplyDeleteKata-katanya Kang Maman yang bilang bahwa sebagai penulis jangan takut berbeda itu mirip ama omongannya dosenku dulu. Jangan takut beda. Orang yang ada di dunia kreatif memang harus beda. Nancep banget di otakku sampai sekarang.
ReplyDeleteMenulis itu mengabadikan pikiran, bisa jadi orang terinspirasi dari tulisan kita...setuju Kang Maman! Dan Mice, saya mengenalkan anak buku termasuk lewat komiknya Mice (dan Benny). Karena lewat gambar yang dilengkapi tulisan anak akan mulai mengenal membaca dengan lebih menyenangkan. Akhirnya bisa bahagia berliterasi
ReplyDeleteJadi, literasi juga bisa dijalani melalui gambar, ya. Karena sejatinya gambar juga simbol seperti huruf. Yang penting, maksudnya tertangkap dengan baik.
ReplyDeleteJadi pengen baca Bahagia Bersama nih. Tentu seru ya hasil kolaborasi Kang Maman & Mice.
ReplyDeleteAh iya, literasi itu luas ya mbak
ReplyDeleteNggak sekadar tulisan saja
Aku makin penasaran sama buku kang Maman ini
iya literasi itu mencakup banyak hal nggak hanya membaca dan menulis ya, berhitung, dll juga termasuk literasi, terharu banget baca perjalanan karir Mice di dunia ilustrasi ya
ReplyDeleteSaya nonton nih IG Live Kang Maman dengan Mice. Menarik banget topiknya. Keduanya saling melengkapi banget, ya. Makanya buku Bahagia Bersama yang sebetulnya tentang profil perusahaan JNE jadi terasa sangat menarik
ReplyDeleteJadi penasaran aku mba, sama buku hasil kerja barengnya Kang Maman sama Mice. Kolaborasi yang saling melengkapi yaa... Semoga bisa membaca buku hasil karya mereka ini
ReplyDeleteMenulis dan membaca itu serangkaian ya mbak. Dengan banyak membaca maka akan memiliki banyak bahan juga untuk dituliskan. Mengendapkan apa yang dibaca, dan diamati, lalu menuliskannya kembali. Tak perlu takut berbeda dengan orang lain
ReplyDeleteSemoga Buku Bahagia Bersama ada versi digitalnya dan bisa diakses via Gramdig yaa..
ReplyDeleteAku suka sekali ide ceritanya. Membaca buku degan ilustrasi yang ceria membuat energi positif yang masuk ke dalam diri.
Di keseharian kita memang sering kaya gitu. Udah dikasih kabel, keterangan dan lainnya, tetep banyak nanya. Literasi tuh pelajaran buat semua orang
ReplyDeleteBtw, setuju sama pendapat Kang Maman yang bilang, jangan takut berbeda. Unik itu oke ya
Baca artikel ini, mengingatkan aku ke almarhum Bapak yang kenalin aku untuk baca komik. Dari situ, aku jdi suka baca komik
ReplyDeleteBisa mengenal huruf kemudian bisa membaca rangkaian huruf menjadi kata dan kalimat bermakna merupakan pembuka bagi kita untuk memahami banyak hal. Jadi menumbuhkan budaya membaca memang penting. Salah satunya melalui komik seperti yang ditulis oleh Mice ini..
ReplyDeletebenny and mice ini sebenarnya aku dah suka kalau di kompas. kadang sukanya cuma buat baca kartunnya. beberapa mice aku punyaa koleksi emang lucuukkk
ReplyDeleteemang ya literasi bisa menyatukan dalam bentuk apapun
Asyek banget kang Maman ada yang bisa diajak kolaborasi untuk bukunya :D
ReplyDeleteMembaca bisa bikin bahagia apalagi menulis ya mbak hehe :D
Setuju banget kalau menulis memang kudu tetep rendah hati dan mengosongkan gelas utk bisa mendapatkan ide2 segar dan inspirasi jg kali ya
penasaran dong pengen punya, biasanya kang maman kat-katanya simple, bijak penuh makna
ReplyDeleteTipe menyampaikan pesan dari penulis beda-beda, cara menyampaikannya ini yang bakalan dinilai efektif atau tidak ketika si pembaca bisa memahami benar-benar apa yang dimaksud dengan tulisannya.
ReplyDeletejadi penasaran dengan bukunya, aku menyukai bacaan sebelum lancar baca suka gambar aja dulu sampai akhirnya bisa juga nulisnya alhamdulillah
ReplyDeleteJadi penasaran ama buku Bahagia Bersama. Mice itu kartunis yang karyanya muncul di salah satu surat kabar kan ya?
ReplyDeleteBisa berliterasi dengan baik memang sebuah proses ya. Dari mulai melihat gambar, huruf, lalu membaca, hingga akhirnya menulis sendiri. Aku juga bisa terjun ke dunia tulis menulis ini panjaaang prosesnya. Sebab pernah di fase gak suka baca dan gak suka nulis. Sampe akhirnya ngerasa kalo nulis ini menjadi alat terapi diri yang sepi. Btw, penasaran sama buku Kang Maman ini deh.
ReplyDeleteWah JNE bekerja sama bareng Benny & Mice ya? Salah satu cerita bergambar asli indonesia favoritku niiihhh.. hihi. Jadi penasaran sama bukunyaaa
ReplyDelete