JNE yang selalu support UMKM lewat CSR
Belum lama ini muncul berita tentang penimbunan beras sembako bantuan dari pemerintah yang terjadi di daerah Kampung Serab, Sukmajaya, Depok bertempat di halaman salah satu kantor JNE. Tapi JNE sudah memberikan pernyataan resminya lewat akun instagram bahwa sembako yang dikubur tersebut sudah tidak layak dan semuanya dilakukan sudah sesuai prosedur. Semoga kita semua bisa menyikapinya dengan positif.
Sebagai sebuah perusahaan besar JNE sudah begitu lama menjalankan operasinya dan sedikit banyak telah memberikan kontribusi pembangunan bagi negeri tercinta ini. Sebuah peristiwa negatif tak lantas menjadikannya goyah dan tumbang. Melihat sebuah perusahaan bukan sebuah gerakan tunggal atau pribadi. Melainkan gerakan korporasi yang menghasilkan tujuan bersama dalam membangun visi misi perusahaan. Sepengalaman saya menggunakan jasa JNE dalam hal logistik telah membantu banyak sekali kiriman yang tiba dan diantar yang saya order. Baik ketika saya menerima parcel, atau kiriman produk-produk review sebagai pekerjaan saya sebagai content creator. Dan masih banyak lagi bentuk kiriman yang saya percayakan melalui JNE.
Terkadang saya merenungi, kok bisa ya perusahaan ini kini sudah ke generasi kedua bisa terus beroperasi dan langgeng. Suatu ketika saya pernah mengikuti kegiatan bersama JNE dan bisa melihat dan mendengar langsung Direktur utama JNE Mohamad Feriadi bercerita bagaimana perjalanan membangun bisnis JNE semenjak dari Ayahnya Suprapto (Alm) sebagai Founding Father JNE. Sosok Suprapto begitu menjadi figur teladan di tengah operasional JNE. Dapat dibayangkan bahwa ayah dari bapak M Feriadi menjadi sosok yang sangat dihormati disegani oleh karyawan sendiri. Pun begitu ketika estafet perusahaan berpindah ke M Feriadi. Warisan kebijaksanaan dan mengayomi karyawan perusahaan menurun begitu saja dan sangat terlihat bahwa loyalitas karyawan JNE memiliki level terbaik bagi sebuah perusahaan logistik JNE.
Bukan karena sesuatu yang mudah bisa membangun loyalitas dan militansi karyawan untuk bisa bekerja sama dalam sebuah perusahaan. Hal itu pasti dipupuk sejak lama diawal perusahaan berdiri. Merinding sekali ketika perusahaan baru saja berdiri dan belum menghasilkan profit apapun mendengar cerita bapak M Feriadi bahwa ayahnya Suprapto malah membangun panti anak yatim. Karena suatu alasan bahwa memberi adalah sesuatu yang harus didahulukan. Prinsip dalam menjalani kehidupan beragama seorang Suprapto masih menurun hingga M Feriadi. Panti asuhan Anak Yatim tersebut tetap berdiri dan dirawat hingga saat ini. Saking turun temurun beberapa anak Yatim tersebut kini juga menjadi bagian menjadi karyawan perusahaan JNE.
Nafas yang sublim memaknai sesuatu yang dibagikan ada dalam tubuh JNE, mungkinkah ini yang menjadikan vitamin kuat bagi perusahaan hingga bertumbuh dan berkembang hingga sekarang? Namun tidak hanya itu, standar CSR JNE untuk memberikan bantuan dan empowerment juga diberikan kepada pihak yang lebih luas. Ada UMKM yang rutin mengadakan webinar online dan offline untuk mendapat pemberdayaan dari JNE. Sehingga para UMKM semakin mendapat booster ilmu bisnis mereka ditengah arus disruption seperti saat ini. Reward Umroh bagi Karyawan JNE menjadi poin yang sulit dibantahkan bahwa loyalitas karyawan JNE terdongkrak hingga titik puncaknya. Bukan hanya bagi karyawan muslim, reward pergi ke Hollyland juga diberikan kepada mereka yang kristiani dan disesuaikan dengan keyakinan agamanya masing-masing. Sehingga target integritas sosial karyawan JNE dapat mencapai titik puncaknya.
Karena perusahaan jasa logistik semacam JNE sangatlah memerlukan integritas sosial yang tinggi. Founding Father JNE sangat memahami itu menjadikannya sebagai fondasi pembangunan mental karyawan. Connecting Happiness yang menjadi jargon JNE hingga kini bukan semata isapan jempol. Bahkan sudah menjadi bagian yang sublim dalam tubuh JNE itu sendiri. Bravo JNE terus berkiprah untuk negeri.
0 comments