Edukasi dan Stigma Buruk Mengenai Kusta
Thursday, September 16, 2021minimnya pemahaman tentang kusta justru menimbulkan stigma buruk |
Senin, 13 September 2021 KBR (Kantor Berita Radio) bersama dengan NLR Indonesia mengadakan diskusi Ruang Publik dengan tema Gaung Kusta di Udara. Kegiatan ini dilakukan sekaligus memperingati Hari Radio Nasional, dengan menghadirkan pembicara dr. Febrina Sugianto selaku Junior Technical Advisor NLR Indonesia dan Malika selaku Manager Program & Podcast KBR.
Gaung Kusta di udara bersama KBR dan NLR Indonesia |
KBR sebagai corong untuk menyampaikan berita ke masyarakat agar masyarakat mendapatkan informasi dengan mudah dan meningkatkan pemahaman masyarakat salah satunya mengenai kusta. Menurut Malika pemahaman masyarakat akan kusta sangat minim sehingga ini mejadi penyebab lambatnya penanganan penderita kusta. Banyak masyarakat yang masih beranggapan kusta adalah penyakit kutukan dan akan menjadi aib keluarga jika diketahui oleh orang lain. Masyarakat benar-benar minim informasi.
Malika - Manager Program & Podcast KBR |
NLR Indonesia adalah sebuah organisasi non pemerintahan (LSM) yang mendorong pemberantasan kusta dan inklusi bagi orang dengan disabilitas termasuk akibat kusta. Didirikan di Belanda pada 1967 untuk menanggulangi kusta dan konsekwensinya di seluruh dunia dengan menggunakan pendekatan tiga zero, yaitu zero transmission (nihil ppenularan), zero disability (nihil disabilitas) dan zero exclusion (nihil ekslusi). Saat ini NLR juga beroperasi di Mozambique, India, Nepal, Brazil dan Indonesia. Di Indonesia sendiri NLR mulai bekerja di tahun 1975. Pada 2018 NLR bertransformasi menjadi entitas nasional dengan maksud untuk membuat kerja-kerja organisasi menjadi lebih efektif dan efisien menuju Indonesia bebas kusta. Sama seperti aliansia NLR Internasional, NLR Indonesia memiliki slogan: "hingga kita bebas dari kusta" .
Angka kusta tahun 2020 sudah menurun yakni 16.700 penderita dibanding tahun 2019 yang mencapai 17.439 penderita. Menurut dr. Febrina penurunan angka ini justru ada kabar baik dan kabar buruk. Kabar baiknya penurunan kasus ini mencapai effort, sedangkan kabar buruk nya ditengah pandemi bisa jadi screening yang dilakukan tidak secara rutin karena ada restriksi. Tetap saja ya meskipun mengalami penurunan kasus ini angkanya masih terbilang tinggi. Banyak masyarakat kita yang tidak paham dengan bahasa medis dan tidak terbuka dengan pengobatan medis terutama di daerah. Untuk itu literasi tentang kusta ini harus digaungkan.
Dalam paparannya dr. Febrina menjelaskan bahwa kusta memang dapat menularkan tetapi perlu digarisbawahi bahwa penularan kusta tidaklah mudah. Apalagi kalau kita tidak intens bertemu dengan OYPMK (Orang Yang Pernah Mengalami Kusta). Dan yang paling penting untuk diketahui oleh masyarakat bahwa kusta itu bisa diobati. Jadi jangan khawatir dan merasa malu kalau ada saudara atau keluarga kita yang menderita kusta. Justru dengan 3x minum obat dan terapi yang dianjurkan dokter kusta yang diderita tidak akan menularkan ke orang lain.
dr. Febrina Sugianto - Junior Technical Advisor NLR Indonesia |
1 comments
Harus lebih banyak dan lebih sering lagi ya, diadakan edukasi2 seperti ini. Supaya masyarakat paham dan tidak memberikan stigma buruk
ReplyDelete