Saya Perempuan dan Mendukung Kampanye #RokokHarusMahal

Saya selalu gemas kalau melihat orang-orang yang merokok di fasilitas umum seperti di halte bis, angkutan umum, taman bermain anak, warung makan, dan di fasilitas umum lainnya. Yang bikin sebal saat saya menegur secara baik-baik kalau asap rokoknya sangat mengganggu, bukannya mengalah malah marah. Parah banget ya, seolah-olah kita yang nggak merokok disuruh beradaptasi dengan perokok. Please deh! Sadarkah dengan merokok ditempat umum saja sebenarnya sudah menunjukkan sikap egois. Nggak memikirkan orang lain yang ada didekatnya ataupun disekitarnya apalagi sampai ada anak-anak, benar-benar jadi contoh yang nggak baik untuk generasi penerus. Well, kalau merokok di ruangan sendiri ya silahkan saja, nikmati asapnya sendiri. Dengan punya ruangan sendiri tentu nggak mengganggu orang lain.
Di lingkungan saya nggak terhitung berapa banyak perokok, mulai dari anak-anak sampai orangtua. Yang membuat saya sering mengelus dada anak-anak yang masih berseragam SD sudah merokok. Kalau anak SMP dan SMA jangan ditanya lagi karena sudah biasa. Kenapa bisa semudah itu rokok dikonsumsi oleh anak-anak? Ya, karena rokok di Indonesia harganya sangat terjangkau. Coba kalau harga rokok mahal orang-orang pasti mikir dua kali untuk beli rokok apalagi masyarakat yang tergolong miskin.
![]() |
digital painting by Ono Sembunglango |
Kampanye Perempuan Mendukung #RokokHarusMahal
Gempuran rokok murah memang sangat mengancam. Bukan cuma anak-anak saja tapi juga kita para perempuan. Selain mengganggu kesehatan juga mengganggu finansial dalam keluarga. Padahal bahaya merokok tertera jelas dibungkusnya "Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin", tapi tetap saja masih banyak orang menghisap rokok nggak membuat orang berhenti.
Yang membuat orang benar-benar bisa berhenti merokok kalau tidak punya uang dan sakit. Beneran deh! Saya lihat sendiri bagaimana lingkungan masa kecil saya hingga sekarang. Beberapa beneran berhenti merokok karena sakit paru dan butuh biaya pengobatan. Hanya karena rokok murah tapi biaya pengobatan mahal.
Saya perempuan mendukung #RokokHarusMahal. Saya senang sekali dengan inisiatif radio KBR lewat program radio Ruang Publik KBR Jum'at 11 Mei 2018 lalu mengadakan talkshow mengkampanyekan Perempuan Mendukung #RokokHarusMahal. Acara yang dihadiri oleh narasumber Nina Samidi, Communication Manager Komisi Nasional Pengendalian Tembakau dan dr. Fauziyah, M.Kes, Wakil Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia di Riau menambah insight bagi saya mengapa masalah yang ditimbulkan oleh rokok benar-benar harus jadi perhatian kita bersama.
Menurut Nina Samidi di ASEAN Indonesia berada di urutan ketiga dengan penjualan rokok termurah dan termasuk sangat terjangkau dari pendapatan per kapita kita. Jadi kalau dibilang rokok di Indonesia mahal itu nggak benar. Karena kalau dihitung pendapatan per kapita harga rokok rata-rata semua merek ternyata harga rokok di Indonesia paling terjangkau setelah Singapura dan Brunei. Kalau Singapura dan Brunei pendapatan per kapita mereka memang tinggi sekali. Sebagai pembanding dengan negara lain, di Singapura harga rokok 120 ribu/bungkus, Australia sekitar 200rb-300rb/bungkus. Indonesia sendiri berada di atasnya Srilangka dan Bangladesh.
Beberapa waktu terakhir semua negara menaikkan harga rokoknya dengan sangat signifikan, terutama Thailand tahun 2014 harga rokok di Thailand USD 15/bungkus sekarang sudah hampir USD 20/bungkus. Karena kenaikan itu mereka mencatat prevalensi perokok dimana angka perokok jadi menurun. Di Indonesia jumlah perokok semakin banyak karena harga rokok yang murah. Dan cuma di Indonesia saja yang bisa kita temukan rokok dijual ketengan. Diluar negeri rokok nggak dijual eceran, nggak dipajang kayak warung-warung kecil. Coba saja lihat sekarang spanduk iklan rokok terang-terangan menuliskan harga rokok baik itu harga per bungkus ataupun per batang. Mirisnya lagi iklan-iklan rokok ini banyak kita temui di sekitar sekolah. Iklan seperti ini ingin menarik perhatian anak-anak sekolah kalau rokok itu sangat murah dan sangat terjangkau dengan uang saku mereka.
"Di Indonesia cuma industri rokok yang mempertahankan harga rokoknya murah dan semakin murah semakin bagus!'' ujar Nina Samidi. Tanpa kita sadari permasalahan rokok menjadi tekanan mental bagi seorang ibu karena terganggu perekonomiannya. Banyak kita lihat keluarga di Indonesia yang menyisihkan alokasi belanja bulanan untuk rokok. Semua perempuan yang mempunyai pasangan perokok mungkin bisa merasakannya. Malah kalau pemasukan pas-pasan dan dikasi pilihan nasi, rokok, dan tempe dengan uang 10ribu maka perokok memilih nasi dan rokok. Lebih memilih makan nasi tanpa lauk ketimbang nggak merokok. Miriskan? Sudah miskin, makan untuk diri sendiri dan keluarga tak bergizi. Apa nggak pernah terpikirkan efeknya kalau sakit-sakitan dan biaya berobat yang mahal. Makanya #RokokHarusMahal #Rokok50Ribu.
![]() |
program radio Ruang Publik KBR |
Menurut Nina Samidi di ASEAN Indonesia berada di urutan ketiga dengan penjualan rokok termurah dan termasuk sangat terjangkau dari pendapatan per kapita kita. Jadi kalau dibilang rokok di Indonesia mahal itu nggak benar. Karena kalau dihitung pendapatan per kapita harga rokok rata-rata semua merek ternyata harga rokok di Indonesia paling terjangkau setelah Singapura dan Brunei. Kalau Singapura dan Brunei pendapatan per kapita mereka memang tinggi sekali. Sebagai pembanding dengan negara lain, di Singapura harga rokok 120 ribu/bungkus, Australia sekitar 200rb-300rb/bungkus. Indonesia sendiri berada di atasnya Srilangka dan Bangladesh.
Beberapa waktu terakhir semua negara menaikkan harga rokoknya dengan sangat signifikan, terutama Thailand tahun 2014 harga rokok di Thailand USD 15/bungkus sekarang sudah hampir USD 20/bungkus. Karena kenaikan itu mereka mencatat prevalensi perokok dimana angka perokok jadi menurun. Di Indonesia jumlah perokok semakin banyak karena harga rokok yang murah. Dan cuma di Indonesia saja yang bisa kita temukan rokok dijual ketengan. Diluar negeri rokok nggak dijual eceran, nggak dipajang kayak warung-warung kecil. Coba saja lihat sekarang spanduk iklan rokok terang-terangan menuliskan harga rokok baik itu harga per bungkus ataupun per batang. Mirisnya lagi iklan-iklan rokok ini banyak kita temui di sekitar sekolah. Iklan seperti ini ingin menarik perhatian anak-anak sekolah kalau rokok itu sangat murah dan sangat terjangkau dengan uang saku mereka.
"Di Indonesia cuma industri rokok yang mempertahankan harga rokoknya murah dan semakin murah semakin bagus!'' ujar Nina Samidi. Tanpa kita sadari permasalahan rokok menjadi tekanan mental bagi seorang ibu karena terganggu perekonomiannya. Banyak kita lihat keluarga di Indonesia yang menyisihkan alokasi belanja bulanan untuk rokok. Semua perempuan yang mempunyai pasangan perokok mungkin bisa merasakannya. Malah kalau pemasukan pas-pasan dan dikasi pilihan nasi, rokok, dan tempe dengan uang 10ribu maka perokok memilih nasi dan rokok. Lebih memilih makan nasi tanpa lauk ketimbang nggak merokok. Miriskan? Sudah miskin, makan untuk diri sendiri dan keluarga tak bergizi. Apa nggak pernah terpikirkan efeknya kalau sakit-sakitan dan biaya berobat yang mahal. Makanya #RokokHarusMahal #Rokok50Ribu.
Harga Rokok Mahal Petani Tembakau Gulung Tikar?
Nina Samidi memaparkan tidak ada sejarahnya di dunia Pengendalian Tembakau dimana kalau harga rokok tinggi maka petani tembakau akan gulung tikar. Karena penurunan prevalansi rokok itu sanagat lambat seperti juga peningkatannya. Logikanya apapun produknya kalau dijual dengan harga mahal produsen pasti senang, dengan harga yang tinggi produsen akan lebih makmur, tapi kenyataannya tidak.
Petani kita nggak ada hubungannya dengan harga rokok. Di Indonesia untuk produksi rokok 60% impor dari China dan Brazil. "Sebenarnya tanah di Indonesia nggak cocok untuk tanam tembakau", kata mbak Nina. Tembakau hanya ditanam pada musim kemarau. Sedangkan iklim di Indonesia sangat labil, sebentar hujan sebentar panas. Daun tembakau yang sudah ditanam kalau kena air atau hujan langsung rusak dan otomatis harga belinya jadi lebih murah oleh pabrikan rokok di Indonesia.
Semua pengusaha pasti lebih memilih barang bagus tapi murah, salah satunya dengan cara impor. Impor dengan harga murah tapi kualitas bagus daripada produk lokal tapi kualitas jelek. Jadi nggak ada hubungannya harga rokok mahal dengan kesejahteraan petani tembakau kita. Petani belum tentu sejahtera meskipun harga rokok laku keras di pasaran.
Merokok Merusak Kesehatan
Dr. Fauziyah mengatakan salah satu yang menyebabkan rusaknya kesehatan karena rokok adalah karbon monoksida nya yang dapat menyebabkan paru. Kita lihat berapa angka kematian yang disebabkan oleh rokok salah satunya penyakit jantung koroner. Saat talkshow dr. Fauziyah juga menceritakan bagaimana pengalamannya saat menjadi dokter pendamping jamah haji. Pernah calon jamaah tercyduk membawa rokok dalam jumlah banyak, ketika ditanya alasannya selain untuk dihisap sendiri juga untuk dijual kepada jamaah haji yang memerlukan rokok. Sampai segitunya ya pengaruh rokok, saat harus concern dengan ibadah pun masih memanfaatkan kesempatan untuk berbisnis rokok.
Harga rokok di Arab Saudi bisa 4-5 kali lipat lebih mahal dibanding harga rokok di Indonesia. Makanya beberapa kali pernah ditemui jamaah haji yang membawa rokok dalam jumlah banyak. Selama jadi tim haji, dr. Fauziyah selain mengobati jamah juga sekaligus melakukan promosi tentang bahaya rokok agar jamaah haji tetap sehat saat melaksanakan ibadah hajinya. Menurut dr. Fauziyah sekarang pemerintah menegaskan kalau jamaah haji tidak sehat maka tidak bisa melunasi ONH nya.
Merokok Menyebabkan Pertengkaran di Rumah Tangga
Pernah mendengar berita perceraian hanya gara-gara rokok? Kejadian ini pernah menimpa orang yang saya kenal. Sang suami perokok berat dan tak ada tanda-tanda untuk berhenti atau setidaknya mengurangi kebiasaan merokoknya. Pertengkaran sering terjadi karena ekonomi sulit, sang istri harus membagi-bagi uang yang ada untuk biaya hidup termasuk makan, uang sekolah anak, susu anak, termasuk rokok suami, dll. Ini beneran terjadi loh, istrinya meninggalkan suami karena sudah nggak tahan dengan kebiasaan rokoknya.
Syukurnya suami saya sudah berhenti merokok sejak 5 tahun lalu. Beneran bikin emosi memang kalau melihat suami menghabiskan 2 bungkus rokok dalam sehari, dan rokok yang dihisap suami harganya 15-17rb/bungkus. Bayangkan saja sehari harus keluar uang hampir 40 ribu rupiah. Meskipun merokoknya nggak pernah di dalam rumah tapi tetap saja baju, rambut dan badan bau rokok, bikin nggak nyaman. Tapi itu dulu saat awal-awal masa pernikahan, sekarang saya sudah nyaman banget sejak suami nggak merokok lagi, selain uang rokok yang biasanya sehari 40ribu untuk rokok jadi tabungan harian juga suami mudah-mudahan sehat terhindar dari efek samping rokok. Makanya saya sangat mendukung kampanye KBR Perempuan Mendukung #RokokHarusMahal.

16 Comments
Aku merasa nggak nyaman kalo deket orang yang merokok. Bau rokok dan asapnya itu bikin kepala pusing.
ReplyDeleteiya pusing dan mual kalau aku mbak
DeleteAkuu pun mendukung Rokok Harus Mahal, Maak! aku berada di sekitar perokok semua, alhamdulillah mereka ga pernah menawari atau menghasut, malah selalu menjaga karena aku ga merokok posisi duduk pun diatur-atur agar asapnya gakena aku, hihii..
ReplyDeleteBtw, baru ngeeeh kalo kesayangan Mak Tuty, kemaren ketemu di Bandung hahhahha
haha..iya teh itu kesayanganku :D
Deletedulu ayah saya seorang perokok, dampaknya memang bikin penyakit knker dan malah mengeluarkan biaya besar. AKu setuju rokok harus mahal
ReplyDeletenah, jangan sampe deh ya orang yang merokok kita ketiban sakitnya
DeleteAku setujuuu mba! Dan suamiku masiih deh nih ngerokok ;(. Aku yakin kalau harganya mahal orang akan stop or at least mengurangi
ReplyDeleteiya mbak..mirisnya yang banyak jadi korban justru yang berpenghasilan rendah
DeleteSaya juga dukung! Alhamdulillah di lingkungan keluarga gak ada sama sekali yang merokok. Jadi sering pada kagok kalau tiba-tiba ada yang bertamu di rumah dan ngerokok gitu aja di ruang tamu. Hiks
ReplyDeleteApalagi kalau merokoknya di ruang tamu ya nggak sopan banget
DeleteSaya juga mendukung rokok mahal, biar suami ngurangin dan berhenti merokok ��
ReplyDeleteMudah-mudahan segera berhenti merokok suaminya ya mbak
DeleteSetuju banget rokok harus mahal, kalau bisa sebungung lebih dari 100 rb aja sekalian, biar miki2 yg mau beli... bayangin aja berapa uang yang sia2 dibakar, dr sisi agamapun sbnrnya jg tdk dipandang baik aktivitas merokok ini :(
ReplyDeleteiya betul bakar uang nggak ada mafaatnya sama sekali
DeleteKampusku dulu ada salah satu gedung berlantai 5 yg bangun adalah industri rokok, Mbak. Dan aku mikir, wah, ini baik banget. Padahal ya kalau dipikir2, industri rokok ini yg banyak untungnya. Karena bisa beriklan dengan hanya sekali mengeluarkan dana. Pokoknya selama gedung itu masih berdiri ya ngiklan mulu tuh.
ReplyDeleteindustri nya memang untung banget, tapi perokoknya yang rugi..rugi uang rugi kesehatan
Delete