Lingkungan
Sinar Dunia
Peranan Kertas dalam Kehidupan dan Inovasi Terbaru Kertas SiDU
Sunday, March 26, 2017
Siapa yang tak kenal
dengan brand Sinar Dunia (SiDU). Brand Sinar Dunia (SiDU) telah dikenal
sebagai produk kertas no. 1 di Indonesia. Saya sendiri kenal SiDU sejak
jaman sekolah dulu. Setiap naikan kelas biasanya ibu saya membelikan buku tulis
baru untuk kami anak-anaknya. Beberapa brand buku tulisan masih saya hafal
betul saat itu, dan yang paling sering dibeli adalah merek SiDU. Kenapa SiDU
jadi pilihan saat itu? Karena kalau nulis di kertas SiDU pakai tinta air
nggak bakalan tembus ke lembaran kertas disebaliknya, kemudian kalau dihapus
pakai setip (penghapus karet) nggak gampang tipis atau sobek, ini pengalaman
pakai SiDU semasa sekolah. Nah kalau semasa kuliah beda lagi, karena
masa-masa kuliah lebih banyak membuat draft yang mau tak mau saya sering
ditemani kertas dan mesin ketik. Lagi-lagi saya pakai kertas SiDU untuk membuat
laporan kegiatan salah satu mata kuliah. SiDU menemani masa-masa mengenyam
pendidikan, malah sampai sekarang buku catatan-catatan semasa sekolah dan
kuliah masih tersimpan.
Senin 21 Maret 2017, saya mengikuti Konferensi Pers Wajah Baru SiDU di Gedung Arsip Nasional. Acara peluncuran wajah baru SiDU ini dihadiri oleh Sovan K. Ganguly, Asia Pulp and Paper Consumer Business Unit Head, Martin Jimi, SiDU Consumer Domestic Business Head, dan Okky Madasari seirang penulis. Dalam sambutannya Sovan K. Ganguly mengatakan kertas memang menjadi kebutuhan masyarakat dan SiDU bangga telah menjadi bagian dari progres hidup masyarakat Indonesia. SiDU terus berinovasi untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan kertas seiring dengan perkembangan teknologi. Selama lebih dari 40 tahun di Indonesia, SiDU menjadi saksi akan banyak sejarah dan peristiwa penting di Indonesia, diantaranya menemani kita dalam proses belajar mengajar, mengabadikan ide dan buah pikir pada tiap lembarannya.
Kertas telah menjadi kunci dari komunikasi antar manusia dan menjadi saksi dari progres hidup masyarakat, komunitas dan bahkan sebuah bangsa. Selembar kertas telah menjadi saksi dari kemerdekaan Indonesia melalui teks proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945 dan sejak itu terus menerus menjadi bagian dari progress negara Indonesia, seperti misalnya Sumpah Pemuda yang ditulis diatas kertas, ataupun surat-surat Karitini yang menjadi tonggak perubahan kaum muda Indonesia. Kertas memang menjadi saksi sejarah dan peristiwa-peristiwa penting di Indonesia ditandai dengan adanya arsip, dokumen, maupun buku-buku sejarah. Ya, seperti di Gedung Arsip Nasional, kita tidak akan memiliki dokumen atau arsip kalau tidak ada kertas.
Kertas sesungguhnya punya andil besar untuk memenuhi kebutuhan manusia dan sangat dekat dengan momen-momen penting kita. Saat kita lahir bukti sah atas status dan peristiwa kelahiran kita dicatat diatas selembar kertas yaitu Akta Kelahiran, juga saat kita menikah bukti sah status pernikahan di catat di buku nikah.
Meskipun sekarang teknologi semakin canggih dimana semuanya serba e-paper, banyak orang membaca berita melalui online dan mulai meninggalkan surat kabar maupun majalah. Tapi bagi sebagian lainnya tetap saja memilih membaca majalah, ada kepuasan tersendiri kalau membaca dan melihat-lihat gambar yang ada di dalam majalah. Saya sendiri sampai sekarang masih sering membeli majalah, bisa berlama-lama membaca majalah dan bolak balik halaman bdrulang-ulang. Kalau baca ebook suka nggak tahan lama karena mata nggak kuat natap layar monitor atau layar ponsel terlalu lama. Asiknya lagi kalau majalah ini bisa jadi koleksi, kalau ingin lihat trend fashion yang lama tinggal buka majalah. Menurut Martin Jimi kertas dan tulisan menjadi media alat didik terhadap anak. Kertas bisa mengajarkan mengendalikan rasa dan emosi. Iya sih, ingat nggak buku hakus kasar jaman sekolah dulu belajar halus kasar mesti pakai perasaan dan harus sabar ya, kalau enggak hasilnya nggak ada halus-halusnya yang ada kasar semua, ketauan jadinya yang nulis tipe orang nggak sabar haha.
Senin 21 Maret 2017, saya mengikuti Konferensi Pers Wajah Baru SiDU di Gedung Arsip Nasional. Acara peluncuran wajah baru SiDU ini dihadiri oleh Sovan K. Ganguly, Asia Pulp and Paper Consumer Business Unit Head, Martin Jimi, SiDU Consumer Domestic Business Head, dan Okky Madasari seirang penulis. Dalam sambutannya Sovan K. Ganguly mengatakan kertas memang menjadi kebutuhan masyarakat dan SiDU bangga telah menjadi bagian dari progres hidup masyarakat Indonesia. SiDU terus berinovasi untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan kertas seiring dengan perkembangan teknologi. Selama lebih dari 40 tahun di Indonesia, SiDU menjadi saksi akan banyak sejarah dan peristiwa penting di Indonesia, diantaranya menemani kita dalam proses belajar mengajar, mengabadikan ide dan buah pikir pada tiap lembarannya.
kiri-kanan: Okky Madasari - Sovan K. Ganguly - Martin Jimi |
Kertas sesungguhnya punya andil besar untuk memenuhi kebutuhan manusia dan sangat dekat dengan momen-momen penting kita. Saat kita lahir bukti sah atas status dan peristiwa kelahiran kita dicatat diatas selembar kertas yaitu Akta Kelahiran, juga saat kita menikah bukti sah status pernikahan di catat di buku nikah.
Meskipun sekarang teknologi semakin canggih dimana semuanya serba e-paper, banyak orang membaca berita melalui online dan mulai meninggalkan surat kabar maupun majalah. Tapi bagi sebagian lainnya tetap saja memilih membaca majalah, ada kepuasan tersendiri kalau membaca dan melihat-lihat gambar yang ada di dalam majalah. Saya sendiri sampai sekarang masih sering membeli majalah, bisa berlama-lama membaca majalah dan bolak balik halaman bdrulang-ulang. Kalau baca ebook suka nggak tahan lama karena mata nggak kuat natap layar monitor atau layar ponsel terlalu lama. Asiknya lagi kalau majalah ini bisa jadi koleksi, kalau ingin lihat trend fashion yang lama tinggal buka majalah. Menurut Martin Jimi kertas dan tulisan menjadi media alat didik terhadap anak. Kertas bisa mengajarkan mengendalikan rasa dan emosi. Iya sih, ingat nggak buku hakus kasar jaman sekolah dulu belajar halus kasar mesti pakai perasaan dan harus sabar ya, kalau enggak hasilnya nggak ada halus-halusnya yang ada kasar semua, ketauan jadinya yang nulis tipe orang nggak sabar haha.
Sebagai
penulis Okky Madasari nggak jauh-jauh dari kertas. Kertas jadi media untuk
mencurahkan ide-ide tulisan, sampai ia membayangkan bagaimana hidupnya sebagai
seorang penulis tanpa kertas. Okky Madasari, seorang novelis yang terkenal
dengan buku 86, Maryam, Entrok dan Pasung Jiwa juga memaparkan bahwa kertas tidak
hanya memiliki peran fungsional, tapi juga medium untuk mengekspresikan
perasaan serta pikiran. Di event ini, selain relaunching produk kertas
baruSiDu, mbak Okky juga membaca puisi.
SiDU mengerti bahwa kertas memainkan peran yang
penting terhadap progres Indonesia selama bertahun-tahun yang bahkan sampai
dengan saat ini, penggunaannya masih sangat relevan dengan kehidupan kita. Saat ini penggunaan kertas kebanyakan dilakukan oleh professional (90%)
yang digunakan di korporasi, Usaha Kecil Menengah dan pusat fotokopi dan 10%
lainnya digunakan oleh masyarakat umum.
Sebagai pemimpin pasar kertas, SiDU telah melakukan inovasi yang berkelanjutan untuk menghadirkan produk terbaik memenuhi kebutuhan konsumen di setiap masa. SiDU terus menerus berinovasi dengan mendengarkan kebutuhan konsumen yang menginginkan kertas yang lebih tebal, lebih putih, dan lebih cerah untuk hasil cetak yang lebih tajam. Kertas SiDU dihadirkan untuk menjawab kebutuhan ini melalui proses R&D dandidukung dengan teknologi terbaru dalam proses yang bertanggungjawab. Sebagai komitmen kami terhadap proses produksi yang berkelanjutan, semua produk SiDU dihasilkan dari serat yang ditanam di perkebunan dengan bertanggungjawab yang aman untuk lingkungan, dengan komitmen 100% zero deforestation. Saat ini, SiDU adalah pemimpin pasar dengan menguasai lebih dari 55% market share dan sangat optimis bahwa produk terbaru ini dapat memperkuat posisi SiDU di pasar kertas.
SiDU hadir dengan wajah baru dengan peluncuran produk kertas cetak dan fotokopi terbaru, lebih tebal, lebih putih, lebih cerah, dan lebih tajam. Melalui proses produksi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, serta terus melakukan inovasi di bidang penelitian serta teknologi, produk-produk SiDU bertujuan untuk menyediakan kertas dengan kualitas terbaik bagi konsumen di Indonesia.
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, SiDU juga memperluas distribusi untuk memberikan akses yang lebih baik bagi konsumen. SiDU memastikan bahwa produknya akan tersedia di seluruh Indonesia agar dapat menjangkau seluruh pelosok daerah terutama di wilayah Kalimantan, Sulawesi dan Indonesia Bagian Timur. Dengan situasi tersebut, SiDU percaya bahwa strategi ini akan memberikan kontribusi pertumbuhan sebanyak high single digit. SiDU akan terus memberikan kualitas terbaik dan terus menerus mendukung dan menyaksikan progress hidup masyarakat Indonesia. SiDU berharap dapat memberikan lebih banyak lagi kontribusi terhadap ekonomi Indonesia sehingga industri kertas dapat terus bertumbuh secara konsisten
6 comments
Kertas Sidu memang paling bagus dan bertahan dari masa ke masa ya mba Tuty :)
ReplyDeletedari jaman SD jadi merek favorit :)
DeleteSIDU ini bener2 ngingetin aku pas masih Sd kalo beli buku pasti sidu, kalo punya buku sidu tuh berasa orkay mba,tebel soalnya kertasnya Bagus.
ReplyDeletePas kuliah aku juga pakai kertas A4 sidu, masih ada sisanya sampai sekarang.
Semoga sidu bisa menjadi produk yg lebih ramah lingkungan dan bisa di recycle.
iya sama kita, ibu saya kalau udah naikan kelas pasti beli buku nya SiDu
DeleteBelom bisa pindah kelain hati, dari dulu jaman sekolah sampai punya anak masih pake SiDU karena kualitasnya bagus.
ReplyDeleteasiikk..sampa ke anak juga belinya buku SiDU ya mel
Delete