Pages

  • Home

travel beauty


Menjadi seorang blogger bukanlah sebuah cita-cita awalnya, ciee cita-cita hihi! Iya sih, ngeblog itu awalnya cuma sebagai media yang dapat menyalurkan kegiatan menulis saya ketika itu. Menulis apa saja awalnya tanpa pretense apapun. Hanya menulis, dan itu menjadi kesenangan dan kepuasan tersendiri seperti memiliki catatan harian yang bisa dibaca berulang tanpa memikirkan tulisan saya bisa dibaca oleh orang lain.
Lalu seiring berjalan waktu menulis di blog semakin membawa saya kepada pengetahuan dan pengalaman baru yang memberikan banyak sekali manfaat. Apa saja manfaatnya? Pastinya banyak banget. Bayangin saja ketika kali pertama menulis semua dimulai dengan begitu banyak rasa kesenangan sebab seolah tercurah apa saja yang ingin disampaikan. Penuh kehati-hatian dalam memencet tuts keyboard dan imaji kata yang penuh di dalam kepala. Semua mengalir begitu enaknya dan rasanya masih menjadi energi ketika sedang atau ingin mulai menulis di depan laptop ataupun komputer desktop.
Di sinilah bagaimana mempertahankan rasa yang sama seperti saat kali awal menulis dapat terpelihara.Tentunya dengan menghadapi kejenuhan yang muncul dan problem yang berbeda dengan kondisi di sekitar kita. Seringkali lingkungan sekitar kita malah menjadi momok menakutkan yang menjadi penghambat dalam menulis di blog. Yups, mood juga sangat mempengaruhi saat menulis blog.
Manfaat lain selain makin gemar membaca dan belajar untuk menemukan perbendaharaan kata, menyusun kalimat dan memilih diksi ada juga pengalaman lain didapatkan. Seperti mulai mengikuti dan masuk kedalam beberapa komunitas blogger. Di sini saya mulai bertemu dengan banyak orang baru yang dikenal dan menjalin persahabatan melalui social media hingga menjadi sahabat karib di dunia nyata. Ternyata banyak sekali orang-orang yang memiliki passion yang sama di bidang kepenulisan. Yang namanya networking pun semakin bertambah.
Menjadi sering bertukar pengalaman atau berbagi ilmu dan juga hal lain nya yang sangat bermanfaat sekali. Bagi seorang blogger ternyata juga membuka peluang yang sangat besar untuk menjadi entrepreneur. Dengan begitu kesempatan mendapatkan rejeki menjadi sangat terbuka dari sumber jejaring yang kita miliki. Seringnya mendapat undangan acara liputan seperti Blogger Gathering, undangan dari berbagai brand ataupun klien membuat bertambahnya teman, selain teman-teman blogger. Berkenalan dengan klien ataupun pihak pengundang nggak cuma disaat itu saja tapi klien menginginkan hubungan jangka panjang.
kartu nama sebagai blogger yang pengin branding :)
Meski saat ini sosial media menjadi alat yang sangat efektif untuk membangun branding tetapi pada kenyataannya di lapangan masih membutuhkan sesuatu yang bersifat fisik dan bisa menjadi sesuatu yang dicari oleh orang yang baru saja bertemu dan berbincang dengan kita. Seperti halnya kartu nama, kecil memang bentuknya namun saat ini ternyata masih sangat relevan untuk menjadi sarana meningkatkan engagement sebagai performance seorang blogger di dunia nyata. Manner dan sebentuk kesan yang kita bangun demi meningkatkan engagement menjadi lebih prima rasanya.
Kartu nama nggak cuma berguna untuk branding saja, tapi di suatu event tertentu tak jarang panitia pelaksana acara meminta para blogger untuk memberikan kartu namanya di meja registrasi. Kartu nama selain digunakan untuk sebagai data yang disimpan oleh panitia juga dikumpulkan untuk seru-seruan saat pembagian doorprize. Kartu nama memang banyak gunanya. Kalau lagi traveling pun saat berada di dalam pesawat atau di bus kenalan dengan sesama penumpang selain saling bertukar akun sosial media juga saling bertukar kartu nama. Bagi saya seorang blogger kartu nama yang terpenting bukan sekadar nomor handphone atau alamat email saja, tapi saat kenalan yang kita beri kartu nama melihat desain kartu nama yang kita punya sekaligus melihat alamat blog yang kita punya rasanya senang banget apalagi kalau blog kita dikunjungi, hehe!
Oh ya, lebih seru lagi saat saya berkenalan dengan blogger dari luar negeri. Saya dan teman baru saya tentu tak membahas saling bertukar kartu nama karena sosial media sudah lah cukup untuk kami saling mengenal lebih jauh. Tetapi untuk pertemanan yang lebih berkesan lagi kami saling bertukar kartu pos yang menandakan asal negara kami masing-masing. Seru kan!
Profesi yang saya geluti sebagai blogger saat ini memang membawa kesenangan dan manfaat tersendiri bagi saya, tapi saya yakin profesi apa pun itu selama kita fokus dan menajalani nya dengan senang hati pasti hasilnya memuaskan. 



Share
Tweet
Pin
Share
34 Comments

Bisnis digital memang sedang berkembang pesat, tidak hanya pebisnis lokal pebisnis luarpun tidak mau ketinggalan. Terkadang karena serba cepat dan mudah, sudah tidak ada batasan lagi mana bisnis yang berpotensi dan mana yang tidak, kuncinya tergantung pada kreativitas, mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan kemauan bekerja keras, serta ketangguhan menghadapi kompetisi. Seiring dengan perkembangan digital, kebutuhan marketing harus bergerak cepat mengikuti zaman, jangan sampai terengah-engah. Cara marketing pun harus berubah beradaptasi dengan berbagai media yang ada, harus punya strategi.

Sebagai wanita yang aktif, saya sangat mendambakan proses belanja yang praktis, cepat dengan kualitas optimal. Nggak zamannya lagi belanja produk harus order offline dan ngantri berjam-jam. Sekarang sudah zamannya digital marketing. Sarana promosi pun lebih banyak menggunakan sosial media. Sekali lagi, bisnis harus bisa beradaptasi dengan perkembangan sosial media. Ketika kita sadar dengan perubahan habit pasar dan kemudian bisa mengikutinya ini langkah yang baik untuk dunia bisnis.


Begitu pula halnya dengan CNI. Pernah dengar nama CNI kan? Ya, nama CNI sudah tidak asing lagi di telinga saya. CNI ini adalah bisnis Multi Level Marketing (MLM) pertama kali saya bergabung. CNI sudah ada sejak 30 tahun yang lalu. Disaat bisnis MLM pada bertumbangan karena krisis moneter, CNI masih tetap eksis sampai sekarang. Masa saya, untuk order produk CNI saya harus mengisi form dan harus ngantri hingga berjam-jam karena banyaknya para upline dan downline yang belanja produk, apalagi kalau akhir bulan satu gedung bisa padat karena mesti mengejar tutup poin atau tupo istilahnya. Kadang kalau mengingatnya lagi saya suka tertawa sendiri. Ternyata saya mengalami proses sistem jual beli yang masih manual dan lumayan ribet. Tetapi sekarang tidak lagi karena CNI telah menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan perkembangan yang ada, ini disebut Digital Marketing. Sekarang, untuk belanja mudah produk CNI sudah bisa melalui www.geraicni.com  secara online, bisa dilakukan dimanapun dan kapan pun. Member dan konsumen diberi kemudahan untuk order kebutuhan produk CNI. Dengan adanya Gerai CNI proses nya jadi lebih simple, efektif, hemat waktu dan energi.

Minggu, 6 Maret kemarin saya merasa senang karena mendapat kesempatan mengikuti Kopdar Blogger  yang membahas digital marketing sharing, dengan narasumber Mas Niko Riansyah dan Teh Ani Berta.


sumber : FB Niko Riansyah
Niko Riansyah, berbagi pengalaman kepada blogger bagaimana ia meng-handle sosial media di CNI. Niko menjelaskan banyak platform yang digunakan untuk melakukan marketing di sosial media, diantaranya facebook, twitter, instagram, juga mail chimp. Mail Chimp adalah sebuah webservice atau software sederhana yang menyediakan layanan untuk mengirimkan pesan (email). Biasanya digunakan tujuan marketing, mail chimp ini memiliki berbagai fitur seperti mendesain, mengatur waktu pengiriman pesan, biasanya digunakan untuk mengirim newsletter ke email konsumen. 

Platform yang kita miliki sebaiknya berisi konten-konten yang menarik agar follower social media kita tidak jenuh dengan konten marketing yang itu saja, sesekali selipkan tips-tips yang berhubungan dengan kesehatan misalnya. Karena kita juga harus tahu tipe follower, harus faham apa yang mereka suka/tidak suka. Kemudian informasi apa saja yang layak mereka dapatkan, bila perlu buat topik menarik yang menjadi conversation topic yang akhirnya ada engagement dengan mereka. Misal topik makanan sehat atau cara tepat minum suplemen. Kita juga harus siap merespon setiap pertanyaan dari follower. Percuma saja kalau kita membuat topik tapi kita tidak interaktif dengan follower. Utamakan sharing, bukan jualan. Don't Hard Selling, Tell Stories Well. Beriklan di sosial media bisa juga melalui Facebook Ads atau Google Ads. Yang paling banyak memberi kontribusi pada CNI adalah Google Ads. Ini karena banyak orang yang mencari informasi lewat google, yang penting kreatif membuat keywords yang tepat. Demikian juga dengan Facebook Ads, beriklan disini kita bisa mengatur pembaca yang tepat sasaran, iklan juga bisa di share ke sosial media. 




sumber : FB Ani Berta
Hadirnya blog mempengaruhi keputusan seseorang untuk membeli sesuatu. Mereka lebih suka membaca pendapat orang lain daripada harus menerka sendiri seperti apa kira-kira produk yang akan dibeli. Untuk itu blogger mempunyai peranan dalam membuat konten yang baik agar blog yang kita miliki menjadi lahan informasi bagi orang lain dan menjadi lahan pendapatan tentunya. Bagaimana mengelola dan  memproduksi konten blog sebaik mungkin? Yuk, kita simak tips-tips dari Teh Ani Berta. 

Menciptakan konten memang gampang-gampang susah, rasa malas dan kurangnya motivasi adalah musuh saat kita ingin mulai menulis blog. Memang, untuk sukses ngeblog harus melalui proses kata Teh Ani. Kita harus menomorsatukan konten blog dengan sebaik mungkin. Pengalaman Teh Ani, dari konten lah ia menemukan celah. Awalnya Teh Ani menulis konten tentang perempuan, anak, juga tentang ibu secara sukarela, dan akhirnya Teh Ani mendapat honor dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tanpa diminta. Prestasi lain yang didapat Teh Ani dari hasil ngeblog adalah mendapatkan kesempatan mengelilingi 10 propinsi di Indonesia melalui Australian Aid, bekerjasama dengan Indosat mulai tahun 2010 hingga sekarang,dan baru-baru ini Teh Ani diundang sebagai pembicara di The ASEAN Work Life Balance Conference, di Kuala Lumpur.  

Sumber konten bisa kita dapatkan dari mana saja diantaranya dengan berbagi sumber informasi tempat menarik, tempat bersejarah dan peristiwa. Hal-hal kecilpun bisa menjadi konten, misalnya membuat cerita tentang angkutan antar daerah. Dengan membagi konten ada keuntungan yang di dapat penulis juga pembaca. Berbagi edukasi, background pendidikan jangan disia-sia kan, bisa dipakai untuk menambah konten di blog. Kemudian seandainya kita memiliki keahlian desain infografis, kita bisa membuat tutorialnya yang di posting di blog. Kalau kita mengikuti workshop, hasil wawancara dengan narasumber bisa menambah konten di blog, usahakan untuk mewawancari narasumber secara langsung, jangan sia-siakan kesempatan.  Tulisan dari hasil wawancara langsung akan berbeda hasilnya dengan tulisan yang lain. 

sumber: Ani Berta 

Berbagi opini, bisa dipakai untuk menambah konten di blog, misal menulis berita di televisi yang baru kita tonton, tapi perlu diingat, jangan semua berita yang ada di TV langsung diadopsi, sebagai blogger setiap berita yang kita dengar dan kita terima sebaiknya di verifikasi dahulu baru ditulis. Bila perlu cek ke teman-teman wartawan yang benar-benar terjun langsung meliput beita. Berita-berita yang diverifikasi akan lebih original. Menggali cerita dari narasumber kita harus bisa berdapatasi dan ikut serta menjadi bagian dari mereka. Bukan hanya acara talkshow di TV, cuma cerita-cerita sama teman yang awalnya ngobrol santai akhirnya bisa kita jadikan konten. Jangan sia2kan kesempatan guys..tulis apa saja yang kalian dengar, kalian lihat yg ada disekitar kita.  Konten yang lebih dalam dan berkualitas itu yang dicari.

Yang membuat konten blog lebih menarik apabila artikel yang kita tulis berbobot dan sesuai fakta, perkuat dengan data statistik atau sumber buku, hasil dari wawancara, juga sumber medianya. Data statistik bisa kita dapatkan dari instansi tertentu. Misal kita ingin menulis mengenai berapa banyak pelaku usaha di Indonesia, baik itu usaha kecil atau usaha besar, kita bisa meminta data tersebut ke Kementrian Koperasi dan UKM, atau ingin menulis mengenai angka kecelakaan lalu lintas, kita bisa minta datanya ke Departemen Perhubungan. Jadi tulisan kita tidak terksesan asal comot, tapi jelas sumber datanya.

Bagi blogger yang memiliki konten gado-gado di blog sebaiknya mempunyai blog lebih dari satu. Misalnya banyak menulis tentang makanan atau menulis mengenai pengalaman travelling, tulis di blog yang berbeda. Tujuannya adalah untuk mem-branding diri, penguat kapasitas dan monetize. Apa itu monetize? 
Seru ya, dengan konten yang baik, artikel yang diperkuat dengan data, dan ujung-ujungnya menghasilkan uang.  Diperlukan strategi dalam membuat konten  seperti membuat jadwal secara rutin dan berkala, breakdown tema, manfaatkan waktu luang untuk membuat draft, bawa selalu catatan dan pulpen, tangkap momen berharga dimanapun kita berada, berfikir kritis, kreatif & mampu membuat opini yg inovatif, bertanggung jawab. 



Setelah posting artikel di blog, share link hasil karya lewat sosial media, tujuannya agar banyak yang berkunjung dan membaca blog kita, selain itu sering-sering juga  blogwalking ke blog teman karena selain merampingkan alexa rank juga untuk menambah networking dan silaturahmi. Konten yang kita tulis bisa juga dijadikan konten di twitter, tweet isi tulisan sambil menyisipkan link, ini juga bisa menambah jumlah pengunjung di blog dan bisa saja menambah jumlah follower twitter. Rajin meng-update blog dengan informasi yang bermanfaat karena kalau kita serius menekuni dunia blog, kita akan mendapatkan banyak peluang.  Kalau bukan kita sendiri yang menciptakan peluang, siapa lagi?  Pintar-pintarlah mencari celah .
























Share
Tweet
Pin
Share
2 Comments
Older Posts

Hello! I’m Tuty Queen

Hello! I’m Tuty Queen

Follow Me

  • instagram
  • facebook
  • twitter
  • pinterest

Cara Mudah Membuat eBook di Canva

Cara Mudah Membuat eBook di Canva

Seedbacklink

Seedbacklink affiliate

Design Anti Ribet Cuma Pakai Canva

Design Anti Ribet Cuma Pakai Canva

Total Pageviews

Categories

  • Asuransi
  • Canva
  • Dompet Dhuafa
  • Film
  • Food
  • Lingkungan
  • NPD
  • Sport
  • aplikasi
  • beauty
  • ekonomi
  • fashion
  • finance
  • halal lifestyle
  • health
  • hotel
  • kuliner
  • lifestyle
  • teknologi digital

Blog Archive

  • ►  2014 (6)
    • ►  November 2014 (6)
  • ►  2015 (37)
    • ►  March 2015 (1)
    • ►  May 2015 (3)
    • ►  June 2015 (5)
    • ►  October 2015 (3)
    • ►  November 2015 (7)
    • ►  December 2015 (18)
  • ►  2016 (167)
    • ►  January 2016 (11)
    • ►  February 2016 (16)
    • ►  March 2016 (21)
    • ►  April 2016 (15)
    • ►  May 2016 (11)
    • ►  June 2016 (16)
    • ►  July 2016 (6)
    • ►  August 2016 (7)
    • ►  September 2016 (10)
    • ►  October 2016 (20)
    • ►  November 2016 (18)
    • ►  December 2016 (16)
  • ►  2017 (176)
    • ►  January 2017 (12)
    • ►  February 2017 (14)
    • ►  March 2017 (11)
    • ►  April 2017 (16)
    • ►  May 2017 (14)
    • ►  June 2017 (14)
    • ►  July 2017 (6)
    • ►  August 2017 (21)
    • ►  September 2017 (10)
    • ►  October 2017 (20)
    • ►  November 2017 (15)
    • ►  December 2017 (23)
  • ►  2018 (171)
    • ►  January 2018 (9)
    • ►  February 2018 (13)
    • ►  March 2018 (17)
    • ►  April 2018 (18)
    • ►  May 2018 (16)
    • ►  June 2018 (9)
    • ►  July 2018 (6)
    • ►  August 2018 (18)
    • ►  September 2018 (13)
    • ►  October 2018 (17)
    • ►  November 2018 (13)
    • ►  December 2018 (22)
  • ►  2019 (108)
    • ►  January 2019 (11)
    • ►  February 2019 (3)
    • ►  March 2019 (5)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  May 2019 (13)
    • ►  June 2019 (6)
    • ►  July 2019 (11)
    • ►  August 2019 (17)
    • ►  September 2019 (10)
    • ►  October 2019 (10)
    • ►  November 2019 (11)
    • ►  December 2019 (10)
  • ►  2020 (64)
    • ►  January 2020 (6)
    • ►  February 2020 (8)
    • ►  March 2020 (8)
    • ►  April 2020 (5)
    • ►  May 2020 (6)
    • ►  June 2020 (1)
    • ►  July 2020 (4)
    • ►  August 2020 (12)
    • ►  September 2020 (5)
    • ►  October 2020 (2)
    • ►  November 2020 (3)
    • ►  December 2020 (4)
  • ►  2021 (63)
    • ►  January 2021 (5)
    • ►  February 2021 (3)
    • ►  March 2021 (5)
    • ►  April 2021 (4)
    • ►  May 2021 (3)
    • ►  June 2021 (1)
    • ►  July 2021 (2)
    • ►  August 2021 (3)
    • ►  September 2021 (4)
    • ►  October 2021 (10)
    • ►  November 2021 (11)
    • ►  December 2021 (12)
  • ►  2022 (67)
    • ►  January 2022 (2)
    • ►  February 2022 (7)
    • ►  March 2022 (10)
    • ►  April 2022 (12)
    • ►  May 2022 (5)
    • ►  June 2022 (5)
    • ►  July 2022 (5)
    • ►  August 2022 (3)
    • ►  September 2022 (5)
    • ►  October 2022 (4)
    • ►  November 2022 (3)
    • ►  December 2022 (6)
  • ►  2023 (49)
    • ►  February 2023 (3)
    • ►  March 2023 (4)
    • ►  April 2023 (2)
    • ►  May 2023 (7)
    • ►  June 2023 (3)
    • ►  July 2023 (7)
    • ►  August 2023 (3)
    • ►  September 2023 (7)
    • ►  October 2023 (4)
    • ►  November 2023 (5)
    • ►  December 2023 (4)
  • ►  2024 (29)
    • ►  January 2024 (1)
    • ►  February 2024 (3)
    • ►  March 2024 (8)
    • ►  April 2024 (2)
    • ►  May 2024 (1)
    • ►  June 2024 (5)
    • ►  July 2024 (2)
    • ►  August 2024 (2)
    • ►  September 2024 (3)
    • ►  October 2024 (1)
    • ►  November 2024 (1)
  • ▼  2025 (36)
    • ►  January 2025 (4)
    • ►  February 2025 (3)
    • ►  March 2025 (1)
    • ►  April 2025 (1)
    • ►  May 2025 (2)
    • ►  June 2025 (8)
    • ►  July 2025 (10)
    • ▼  August 2025 (7)
      • Tenang Dulu, Baru Bahagia: Cerita di Balik Mini Se...
      • Rayakan Kemerdekaan, Saatnya Bisnis Layanan Keseha...
      • Layanan Pelanggan yang Nggak Bikin Menunggu Lama? ...
      • Belajar dari SMK Nurul Amaliyah: Stabilitas Intern...
      • Panen Ide Kreatif: Ketika Petani Milenial Go Digit...
      • Dari Warung Kupi ke Era Digital: Inspirasi Cek Rim...
      • Dari Bandung Menjelajah Dunia: Cerita Anggiasari d...

Contact Form

Name

Email *

Message *

Member of

Member of



Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates