Koperasi dan Bisnis Gurih Pariwisata

Danau Toba - photo by Ono Sembunglango K operasi merupakan salah satu pilar perekonomian negara sedangkan pariwisata merupakan ind...


Danau Toba - photo by Ono Sembunglango
Koperasi merupakan salah satu pilar perekonomian negara sedangkan pariwisata merupakan industri yang menjadi salah satu mesin penggerak ekonomi nasional. Bagaimana peluang koperasi dalam mengelola bisnis pariwisata? Rabu, 6 April 2016 saya mengikuti diskusi "Peluang Koperasi Kelola Bisnis Gurih Pariwisata" bertempat di Gedung SMESCO, Jakarta. Diskusi ini menghadirkan tiga orang narasumber yakni Deputi Produksi dan Pemasaran Kemenkop dan UKM Bapak I Wayan Dipta, Ketua Koperasi Pengelola Wisata Catra Gemilang Borobudur Bapak Suherman,  Asdep Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat Ibu Oneng Setya Harini, dan Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Bapak Didin Junaidi. 

Beberapa tahun terakhir, sektor pariwisata membuat kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan devisa. Jumlah wisatawan  terus meningkat, bahkan tahun 2015 lalu berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) kunjungan wisatawan mancanrgara mencapai 10,41 juta kunjungan, ini melampaui target pemerintah yang hanya menargetkan 10 juta kunjungan saja. Pengelolaan pariwisat ini kemang berkembang pesat, setiap destinasi yang mempunyai daya tarik pasti akan kecipratan gurihnya bisnis pariwisata. Kuncinya cuma satu yakni pintar mengemas keunggulan yang ada di daerah wisatanya. Misal: kuliner, wisata alam, agrowisata dan sebagainya. Namun kita tidak menyadari kalau selama ini bisnis gurih yang dikagumi ternyata masih didominasi oleh swasta, yang menyedihkan investor lokal sekalipun tidak memikirkan kesejahteraan masyarakat sekitar lokasi wisata. Pak Didin Junaidi mengatakan di era MEA peran serta pemerintah dan elektronik harus bersatu. Harus punya trik untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Indonesia, terutama daerah-daerah.

narasumber
Koperasi masih menjadi pemain minoritas dalam bisnis pariwisata. Oleh karena itu Kementerian Kopersai berusaha agar koperasi bisa terlibat mengelola dan mengembangkan destinasi wisata. Tujuannya agar masyarakat sekitar ikut sejahtera dan punya peran serta di daerahnya sendiri. Menurut Pak I Wayan Dipta koperasi sangat potensial dalam pemberdayaan masyarakat berbasis pariwisata dan pemberdayaan ini dijadikan program unggulan. Disini Kemenkop memfasilitasi dan memberi bantuan yang bersifat stimulan sebagai modal koperasi. Sampai saat ini sudah ada delapan desa wisata yang mendapat pembinaan Kemenkop UKM yaitu Kabupaten Samosir Sumatera Utara, Desa Sesaot dan Desa Banyumulek di NTB, Taman Laut 17 Pulau dan Kabupaten Ngada dan Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat NTT, Kampung Mempura Riau, Danau Laut Tawar Aceh Tengah, Candi Borobudur, Magelang. Masing-masing daerah wisata menjalankan koperasi dalam berbagai usaha seperti homestay, kapal wisata dan penataan UKM di sekitar obyek wisata.



contoh model pengelolaan wisata oleh koperasi
Pelaku usaha mikro di daerah wisata sebaiknya berbadan hukum koperasi. Koperasi harus dikembangkan dan diseimbangkan dengan human capacity building, perlu adanya peningkatan pemahaman masyarakat apa itu koperasi. Untuk itu perlu dilakukan pertemuan, adakan penyuluhan, dan memberi edukasi kepada masyarakat untuk menyadarkan masyarakat tentang manfaat koperasi juga hak dan kewajiban mereka dalam berkoperasi. Informasikan kepada masyarakat bahwa koperasi adalah milik bersama, bukan milik pengurus. Jadi kalau koperasi mengalami keuntungan otomatis semua anggotanya juga menikmati keuntungan. Koperasi itu kaya dirasakan bersama dan begitu juga sebaliknya kata Pak Suherman. Menjadi pengurus koperasi harus ikhlas juga bisa saling berbagi, kuncinya harus ada kesadaran bersama. Kekuatan koperasi ada pada anggotanya.

Koperasi Catra Gemilang  adalah salah satu contoh koperasi yang suskses di daerah wisata Borobudur, Magelang. Koperasi yang didirikan tahun 1996 ini sudah beranggotakan lebih kurang 3000 orang. Koperasi lain di Indonesia yang sudah kuat adalah Koperasi Telkomsel dan Koperasi Warga Semen Gresik. Koperasi bisa hebat karena adanya edukasi, masyarakat jadi paham bagaimana membangun bisnisnya. Kalau koperasi tidak ada edukasi dan pemahaman kepada anggotanya jangan berharap koperasi yang kita dirikan akan maju. Untuk itu dalam pengelolaan koperasi diperlukan kejujuran dan transparansi antar anggota dan pengurus. Peranan koperasi tidak hanya memberikan kemudahan secara finansial saja, tetapi juga memberikan proteksi kepada anggotanya. Dengan berkoperasi lebih mudah urusan dalam mencari nafkah.

You Might Also Like

4 comments

  1. Jadi inget jaman SD dulu, katanya koperasi itu soko guru perekonomian Indonesia :D

    keluargahamsa(dot)com

    ReplyDelete