Pages

  • Home

travel beauty

Mudik Lebaran Via Darat

Mudik, di daerah saya sering disebut pulkam alias pulang kampung. Mudik menjadi tradisi bagi orang-orang yang merantau di luar kota dan masih memiliki kampung halaman atau kota kelahiran untuk berkunjung kembali. 

Saya sendiri lahir di kota kecil Pangkalan Berandan, tepatnya dua jam dari kota Medan. Saya masih ingat, sewaktu teman-teman saya kuliah di luar Sumatera, setiap menjelang lebaran mereka pasti pulang kampung, sekalian memanfaatkan liburan kuliah juga, jadi liburnya lumayan lama. Berhubung saya kuliah di Medan, saya belum merasakan yang namanya mudik saat itu. Tapi setelah menikah justru saya baru mengalami bagaimana rasanya jauh dari orang tua dan keluarga, saya dilanda homesick setiap saat, makanya saya selalu merencanakan mudik setiap lebaran, karena ini momen yang pas untuk kumpul bareng keluarga.

menyantap ketupat di rumah mertua
Biasanya, saya mudik dengan menggunakan pesawat setiap tahunnya, jauh-jauh hari atau sekitar enam bulan sebelum lebaran saya sudah mendapatkan tiket murah untuk mudik, ini sekitar tiga atau empat tahun yang lalu loh ya, kalau sekarang harga tiket melambung tinggi apalagi lebaran tahun ini. Maka dari itu saya dan suami memutuskan untuk mudik menggunakan jalur darat. Ini memang keinginan suami juga sih yang penasaran dengan jalan lintas Sumatera. Perjalanan mudik biasanya saya pilih tiga hari sebelum lebaran atau sehari setelah lebaran, tahun ini saya pilih di lebaran hari pertama, mengingat jarak tempuh yang cukup jauh dan memakan waktu tiga hari, jadi sholat Ied terlebih dahulu di Tangerang dan berlebaran di rumah mertua bareng kakak dan adik ipar. 
Mudik Lebaran Via Darat
tiket bus executive
Berhubung perjalanan yang dilakukan via darat, saya memilih bus yang nyaman pastinya. Saya memilih bus executive dengan seat dua dua yang dapat menampung penumpang sekitar tiga puluh orang, dengan fasilitas TV, AC, toilet dan free WiFi. Soal harga, sama dengan harga ekonomi pesawat disaat low season yaitu enam ratus tiga puluh lima ribu rupiah per orang, tapi masih lumayan murah dibanding harga pesawat di saat peak season liburan dan lebaran yang bisa dua kali lipat. Kalau bus ekonomi lebih murah sih, tapi melihat kondisi bus nya saya yakin bakalan nggak nyaman, karena bus nya terlalu gede dan penumpangnya sudah pasti lebih banyak.

Mudik Lebaran Via Darat
penampakan bus ALS executive, tertulis no smooking ya 😊
Jam keberangkatan yang tertulis di tiket jam dua siang, dan satu jam sebelumnya saya dan suami harus sudah tiba di pool bus. Saat tiba di pool bus ALS, banyak penumpang yang menunggu dan masih banyak juga yang beli tiket, awalnya prediksi saya karena sudah masuk hari H lebaran bakal sepi, ternyata tidak, masih banyak orang-orang yang masih membeli tiket. Penumpang lebih banyak yang duduk-duduk di luar untuk menunggu keberangkatan dibanding di ruang tunggu yang telah tersedia. Padahal kalau bus akan berangkat penumpang akan diberitahukan lewat pengumuman. Tetapi tetap saja sebagian penumpang lebih memilih menunggu dengan duduk di lantai luar. Nggak sabar pingin segera berangkat, maklum sudah pada kangen kampung halaman, biar cepat tiba dan bertemu keluarga. Meskipun di tiket tertulis keberangkatan jam dua siang, bus baru berangkat pukul empat sore, loading barang dan nunggu penumpang lain yang belum tiba. Beda sekali dengan peraturan naik pesawat ya. 

Mudik Lebaran Via Darat
wefie dulu di ruang tunggu dan di dalam bus
Menuju Sumatera, tentu saja harus menyebrangi lautan, karena sudah berbeda pulau. Kami harus naik kapal Ferry menuju pelabuhan Bakauheni, Lampung. Jujur saja saya deg-degan, karena naik kapal juga yang pertama kalinya bagi saya. Tapi agak tenang sih, karena teman-teman yang pernah menyeberang ke Lampung mengatakan waktu yang ditempuh sekitar satu setengah jam saja. Tapiiii....karena suasana masih lebaran, kapal yang saya tumpangi tiba di Lampung setelah tiga jam perjalanan, karena harus ngantri untuk masuk pelabuhan. Duhh, selama di atas kapal saya cuma duduk dan pegangan di tiang, nggak berani keman-mana, padahal suami ngajak keliling kapal. Hihi saking takutnya.

Mudik Lebaran
di atas kapal Ferry
Tiba di pelabuhan Bakauheni lega rasanya, nggak deg-degan lagi. Tapi setidaknya ini jadi pengalaman pertama siapa tau suatu saat saya harus melewati jalur seperti ini lagi. Setelah Lampung, bus terus melaju menuju Palembang, Jambi, Padang, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Parapat, Siantar dan Medan. Kebayangkan rute yang harus dilintasi. Sayangnya nggak banyak yang bisa di dokumentasikan, terutama kota-kota dengan pemandangan yang bagus, karena saat melintasi kota-kota ini waktunya di malam hari. Apalagi ini bukan kendaraan pribadi, nggak bisa berhenti sesuai keinginan.

Lintas Sumatera
melewati tebing yang longsor
Perjalanan darat ini membuat perasaan saya jadi campur aduk, deg-degan sekaligus senang. Yang bikin deg-degan saat cuaca kurang bagus, hujan dan longsor. Belum lagi saat melewati sisi kiri kanan jalan yang ternyata jurang dan berkelok-kelok. Bagi suami saya ini seru sekaligus adventure. Yang membuat senang kalau melewati pedesaan yang masih banyak pepohonan dan hamparan sawah, menyegarkan mata. 

Tapanuli
hamparan sawah, pohon dan bukit

Sepanjang jalan saya banyak melihat suasana aktivitas masyarakat setempat. Melihat bermacam model kendaraan untuk angkutan umum, juga berbagai jenis kuliner yang nggak bisa dicoba satu persatu, lagi lagi karena saya tidak menggunakan kendaraan pribadi. Malah selama bus berhenti di rumah makan yang biasa tempat pemberhentian bus, saya nggak bisa menikmati makannya, karena tempat makan yang kurang terjaga kebersihannya dan menu nya yang bikin lambung nggak bakalan kuat. Baru bisa menikmati makanan yang benar-benar enak justru saat berhenti di kota Pematang Siantar, lahap deh makannya. Jadi bisa dibayangkan kayak apa rasanya perut, tiga hari perjalanan baru bisa masuk nasi justru di hari ketiga. Selama di jalan saya lebih banyak makan apel saja, dan apel ini juga sangat membantu mengurangi asam lambung yang mulai kambuh.

Tapanuli
kota Mandailing
Mudik tahun ini benar-benar berkesan bagi saya dan suami. Seru, lucu, haru, semua jadi satu. Yang bikin terharu kalau lagi nahan bab haha.. fasilitas toilet nya cuma buat air kecil doang, dan kalau bisa pilih waktu yang tepat untuk masuk toilet (hihi ada trik nya), kalau nggak pas yang ada lagi di toilet bisa jatuh bangun, soalnya jalannya kan berkelok-kelok. Belum lagi ada penumpang yang sempat tertinggal karena kelamaan di toilet rumah makan, ini lebih seru lagi wkwk. Kalau diingat-ingat lagi setiap momen selama perjalanan jadi lucu juga, saya dan suami suka ketawa mengenang momen saat naik bus menuju Sumatera, yang saat ini jadi cerita yang nggak ada habisnya dibahas bersama. 

Tiba di Medan, hilang sudah rasa lelah, terbayarkan oleh senyum ceria orang tua dan adik serta ponakan yang sudah menunggu di pool bus ALS Medan. Bahagianya nggak terkira, karena sudah setahun tak berjumpa. Semoga rezeki saya dan suami selalu diberi kelancaran agar bisa tetap mudik ke kampung halaman.

Kumpul Keluarga
ceria bersama keluarga




Share
Tweet
Pin
Share
41 Comments
Older Posts

Hello! I’m Tuty Queen

Hello! I’m Tuty Queen

Follow Me

  • instagram
  • facebook
  • twitter
  • pinterest

Cara Mudah Membuat eBook di Canva

Cara Mudah Membuat eBook di Canva

Seedbacklink

Seedbacklink affiliate

Design Anti Ribet Cuma Pakai Canva

Design Anti Ribet Cuma Pakai Canva

Total Pageviews

Categories

  • Asuransi
  • Canva
  • Dompet Dhuafa
  • Film
  • Food
  • Lingkungan
  • NPD
  • Sport
  • aplikasi
  • beauty
  • ekonomi
  • fashion
  • finance
  • halal lifestyle
  • health
  • hotel
  • kuliner
  • lifestyle
  • teknologi digital

Blog Archive

  • ►  2014 (6)
    • ►  November 2014 (6)
  • ►  2015 (37)
    • ►  March 2015 (1)
    • ►  May 2015 (3)
    • ►  June 2015 (5)
    • ►  October 2015 (3)
    • ►  November 2015 (7)
    • ►  December 2015 (18)
  • ►  2016 (167)
    • ►  January 2016 (11)
    • ►  February 2016 (16)
    • ►  March 2016 (21)
    • ►  April 2016 (15)
    • ►  May 2016 (11)
    • ►  June 2016 (16)
    • ►  July 2016 (6)
    • ►  August 2016 (7)
    • ►  September 2016 (10)
    • ►  October 2016 (20)
    • ►  November 2016 (18)
    • ►  December 2016 (16)
  • ►  2017 (176)
    • ►  January 2017 (12)
    • ►  February 2017 (14)
    • ►  March 2017 (11)
    • ►  April 2017 (16)
    • ►  May 2017 (14)
    • ►  June 2017 (14)
    • ►  July 2017 (6)
    • ►  August 2017 (21)
    • ►  September 2017 (10)
    • ►  October 2017 (20)
    • ►  November 2017 (15)
    • ►  December 2017 (23)
  • ►  2018 (171)
    • ►  January 2018 (9)
    • ►  February 2018 (13)
    • ►  March 2018 (17)
    • ►  April 2018 (18)
    • ►  May 2018 (16)
    • ►  June 2018 (9)
    • ►  July 2018 (6)
    • ►  August 2018 (18)
    • ►  September 2018 (13)
    • ►  October 2018 (17)
    • ►  November 2018 (13)
    • ►  December 2018 (22)
  • ►  2019 (108)
    • ►  January 2019 (11)
    • ►  February 2019 (3)
    • ►  March 2019 (5)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  May 2019 (13)
    • ►  June 2019 (6)
    • ►  July 2019 (11)
    • ►  August 2019 (17)
    • ►  September 2019 (10)
    • ►  October 2019 (10)
    • ►  November 2019 (11)
    • ►  December 2019 (10)
  • ►  2020 (64)
    • ►  January 2020 (6)
    • ►  February 2020 (8)
    • ►  March 2020 (8)
    • ►  April 2020 (5)
    • ►  May 2020 (6)
    • ►  June 2020 (1)
    • ►  July 2020 (4)
    • ►  August 2020 (12)
    • ►  September 2020 (5)
    • ►  October 2020 (2)
    • ►  November 2020 (3)
    • ►  December 2020 (4)
  • ►  2021 (63)
    • ►  January 2021 (5)
    • ►  February 2021 (3)
    • ►  March 2021 (5)
    • ►  April 2021 (4)
    • ►  May 2021 (3)
    • ►  June 2021 (1)
    • ►  July 2021 (2)
    • ►  August 2021 (3)
    • ►  September 2021 (4)
    • ►  October 2021 (10)
    • ►  November 2021 (11)
    • ►  December 2021 (12)
  • ►  2022 (67)
    • ►  January 2022 (2)
    • ►  February 2022 (7)
    • ►  March 2022 (10)
    • ►  April 2022 (12)
    • ►  May 2022 (5)
    • ►  June 2022 (5)
    • ►  July 2022 (5)
    • ►  August 2022 (3)
    • ►  September 2022 (5)
    • ►  October 2022 (4)
    • ►  November 2022 (3)
    • ►  December 2022 (6)
  • ►  2023 (49)
    • ►  February 2023 (3)
    • ►  March 2023 (4)
    • ►  April 2023 (2)
    • ►  May 2023 (7)
    • ►  June 2023 (3)
    • ►  July 2023 (7)
    • ►  August 2023 (3)
    • ►  September 2023 (7)
    • ►  October 2023 (4)
    • ►  November 2023 (5)
    • ►  December 2023 (4)
  • ►  2024 (29)
    • ►  January 2024 (1)
    • ►  February 2024 (3)
    • ►  March 2024 (8)
    • ►  April 2024 (2)
    • ►  May 2024 (1)
    • ►  June 2024 (5)
    • ►  July 2024 (2)
    • ►  August 2024 (2)
    • ►  September 2024 (3)
    • ►  October 2024 (1)
    • ►  November 2024 (1)
  • ▼  2025 (36)
    • ►  January 2025 (4)
    • ►  February 2025 (3)
    • ►  March 2025 (1)
    • ►  April 2025 (1)
    • ►  May 2025 (2)
    • ►  June 2025 (8)
    • ►  July 2025 (10)
    • ▼  August 2025 (7)
      • Tenang Dulu, Baru Bahagia: Cerita di Balik Mini Se...
      • Rayakan Kemerdekaan, Saatnya Bisnis Layanan Keseha...
      • Layanan Pelanggan yang Nggak Bikin Menunggu Lama? ...
      • Belajar dari SMK Nurul Amaliyah: Stabilitas Intern...
      • Panen Ide Kreatif: Ketika Petani Milenial Go Digit...
      • Dari Warung Kupi ke Era Digital: Inspirasi Cek Rim...
      • Dari Bandung Menjelajah Dunia: Cerita Anggiasari d...

Contact Form

Name

Email *

Message *

Member of

Member of



Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates