
Aplikasi Pencari Rezeki. Begitu saya mendengar aplikasi pencari rezeki saya berfikir buku ini akan menceritakan aplikasi baru yang ada di smartphone buat orang-rang yang ingin mencari kerja atau menambah rezeki. Tapi saya sempat ragu apa iya buku karya Wusda Hetsa dan Achi TM bahas teknologi, apalagi saya beberapa kali baca bukunya Achi jadi semakin ragu kok Achi bikin buku mengenai aplikasi. Saya tetap berfikir positif, aah mungkin Achi mengaitkan cerita pencarian rezeki dengan perkembangan teknologi yang berkembang pesat saat ini (haha lebay ya). Tapi saya yakin buku karya Achi pasti tetap menginspirasi sama seperti buku-bukunya yang sudah saya baca.

Well, saya akan review buku Aplikasi Pencari Rezeki ini dan share apa saja yang saya anggap menjadi inspirasi untuk saya dan semoga bisa menginspirasi teman-teman semua.
Bicara Rezeki Artinya Bicara Mindset
Buku Aplikasi Pencari Rezeki ini menceritakan bagaimana kita memanage mindset kita sendiri sebenarnya. Tanpa kita sadari kalimat-kalimat yang keluar dari mulut kita justru menjadi sugesti yang menjadi kekuatan alam bawah sadar kita atau bahasa lainnya inner child. Tanpa disadari pola pikir kita sudah terbentuk sejak kecil tentang sesuatu. Misal sewaktu kecil kita sering ditakut-takuti jangan keluar malam nanti ditangkap hantu. Sampai besar fikiran kita dipenuhi dengan hal-hal negatif seandainya keluar malam banyak hantu bergentayangan, jangan duduk di depan pintu nanti susah dapat jodoh. Sering kan ya dengar kalimat-kalimat itu semasa kecil. Begitu juga dengan rezeki.

Jadi kalau sejak kecil kita sering mendengar orang tua kita bilang cari uang itu susah, maka sampai dewasa kita terus merasa kalau cari uang memang susah. Tapi nggak ada kata terlambat untuk mengubah mindset kita. Caranya dengan terus mengatakan hal-hal positif mengenai rezeki di kepala kita. Pada Bab pertama buku ini pikiran kita jadi terbuka mengenai rezeki dan apa itu rezeki. Selama kita yakin terus berusaha pasti akan berhasil. Ini juga yang saya tanamkan pada diri saya. Membaca bab awal saya seperti melihat pengalaman pada diri sendiri. Percaya pada kekuasaan Allah, selagi kita mau berusaha dengan ikhlas rezeki akan selalu dekat.
Allah berkuasa memberi rezeki kepada hamba-Nya. Jadi jangan takut kalau besok nggak bisa makan, jangan sering takut kehabisan gaji, karena ketakutan-ketakutan ini justru akan mengurung diri kita sendiri. Rezeki Allah sangat luas, ketidakpercayaan akan rezeki justru membuat rezeki kita mentok disitu-situ aja. Gaji itu memang diatur oleh manjemennya manusia, tetapi perlu diingat kalau rezeki diatur oleh Yang Maha Kuasa. Allah menjamin hamba-Nya yang berserah pada-Nya. Hati-hati dengan mindset kita.
Rezeki Itu Ibarat Remote Control
Hidup tak ada bedanya dengan remote control dan televisi. Remote control meski kecil tapi banyak manfaatnya. Kita tak perlu bergeser sedikitpun dari tempat duduk hanya untuk mengganti channel televisi yang kita inginkan, tinggal pencet saja tombol yang diinginkan. Kita bisa menonton siaran televisi sesuai keinginan kita. Mau besarin dan kecilin volume juga tinggal pencet remote control. Begitu pula dengan rezeki.

Rezeki persis dengan cara kerja remote control. Apa yang kita tekan itulah yang kita dapatkan. Apa yang kita niatkan itu pula hasil yang didapatkan. Ini sama perumpamaannya dengan ketika kita mencari rezeki dengan cara yang baik dan halal maka kita akan menemukan rezeki yang sesuai dengan pilihan kita, lebih halal dan lebih berkah. Begitu juga sebaliknya kalau mencari rezeki dengan cara haram risikonya akan lebih besar, hidup tidak tenang, anak dibesarkan dengan uang haram. Membaca bagian ini rasa jleb banget. Sudahkah rezeki yang kita hasilkan juga berkah buat keluarga kita? Semuanya kembali pada pilihan kita terutama dalam hal mencari rezeki. Kita sudah tau apa kebaikan yang didapatkan jika mencari rezeki secara halal dan kita pun tau apa risiko yang didapatkan jika mencari rezeki dengan cara yang tidak benar. Yups, hidup itu pilihan.
Miskin Itu Pola Pikir
Teman-teman mungkin sering mendengar istilah rezeki itu nggak kemana. Disini kita harus berhati-hati dengan pola pikir kita. Karena menganggap rezeki nggak akan kemana alhasil kita hanya akan menunggu rezeki itu mampir ke rumah kita. Memang rezeki nggak akan kemana-mana tapi rezeki itu nggak akan kita dapatkan kalau kita justru tidak kemana-mana. Rezeki itu ada di tangan Allah dan sudah disiapkan, tinggal usaha kitalah untuk menjemputnya.
Orang yang gagal adalah orang yang tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas. Orang yang mentalnya kuat tidak akan mudah menyerah ketika dihadapkan dengan banyak persoalan, tapi justru berbalik menguasai keadaan. Kalau kita selalu mengeluh karena kekurangan dan merasa miskin itu karena pola pikir, kita harus keluar dari pola pikir seperti itu. Karena kalau terus-menerus mengeluh dan selalu merasa miskin sesungguhnya lama kelamaan menjadi doa. Nauzubillahiminzalik.
Aplikasi Dalam Hidup
Rezeki bukan hanya semata uang. Banyak orang beranggapan rezeki utama adalah uang, karena uang adalah segala-galanya. Padahal uang tidak bisa membeli kasih sayang, tidak bisa membeli orangtua, dan tidak bisa membeli teman sejati. Jika fokus kita mencari rezeki adalah uang, maka yang kita dapatkan hanya sekadar apa yang kita butuhkan. Jadi kita harus meluaskan arti rezeki. Jangan terpaku pada uang saja. Rezeki itu luas, bisa berupa kesehatan, pertemanan, persaudaraan, kasih sayang, perhatian, kecerdasan, prestasi, dsb.
Setelah membaca halaman demi halaman saya semakin menemukan maksud dari aplikasi pencari rezeki yang dimaksudkan penulis. Dalam buku ini banyak hal yang dikaitkan dengan aplikasi yang sering kita gunakan dalam hidup. Misalnya aplikasi GPS (Global Positioning System) yang sering kita pakai untuk menentukan arah dan tujuan kita dengan bantuan satelit. Kalau di analogikan tubuh kita hardware dan skill kita software maka sinyal nya adalah hablum minallah atau kekuatan hubungan kita dengan Allah. Manusia membutuhkan tujuan hidup yang ingin dicapai. Untuk melaluinya kita membutuhkan doa sebagai direction. Skill dan mental kita adalah software yang harus selau di update.

Teman-teman pada tau aplikasi game apa saja? Ada game pertarungan, logika dan fun game. Saya biasanya suka dengan game logika. Aplikasi game sudah di program sedemikian rupa. Segala kemungkinan di akhir permainan telah ditetapkan. Contohnya permainan Crush Saga, ini game kesukaan saya dan suami. Setiap level tantangannya berbeda, level satu selesai kita akan naik ke level selanjutnya dan tantangannya sudah pasti semakin berat, begitu juga dengan kehidupan. Permasalahan yang kita hadapi saat kita SD, SMP, SMA dan di bangku kuliah tentu berbeda. Ibarat game tadi kita harus melewatinya untuk bisa naik ke level selanjutnya.
Hidup kita pun persis dengan aplikasi Cymera. Kalau kita mau edit foto dan membuat kolase kemudian dibagikan ke sosial media bisa kita bisa gunakan aplikasi ini. Dalam perjalanan hidup banyak yang kita kenang dan kita abadikan. Kenangan yang menyenangkan pasti akan dirindukan. Cara kita meraih kesuksesan, melewati berbagai kegagalan, akan menjadi cerita yang kita bagikan kepada anak cucu kita.

Masih banyak lagi perjalanan hidup kita yang di analogikan dengan aplikasi yang biasa kita gunakan sehari-hari mulai dari Twitter, Go-Jek, Google, dll. Eh, tapi bukan aplikasi rezeki seperti percaya dengan ramalan ya seperti Anda tidak cocok kerja di air, Anda cocok jualan buah haha. Hari gini emang masih ada yang percaya ramalan? Emang rezeki siapa yang ngatur? Buku ini recommended banget buat dibaca apalagi untuk kalian yang masih sering merendahkan diri sendiri, menganggap diri tak berarti dan cuma mentok disitu saja, coba deh baca mungkin ada yang salah dengan pola pikir dan harus mengubah mindset.
